BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Setting Penelitian
Penelitian tentang gaya hidup punklung di lakukan di Cicalengka, Bandung. Punklung merupakan sebuah komunitas punk di Cicalengka Bandung yang berdiri
tahun 2000-an. Selain bergaya busana punk, komunitas Punklung sangat unik dalam hal bermusik, yang mana mereka menggabungkan gaya modern dan tradisional.
Modern bisa dilihat dari aliran dan idealisme musik punk, dimana musik merupakan media yang sangat memudahkan Punklung dengan ideologi punknya untuk
berpendapat menyuarakan masyarakat kelas bawah dan menyindir maupun melakukan perlawan terhadap para pemilik kekuasaan yang sewenang-wenang, hal
itu dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang berisikan tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi dan sosial. Sedangkan campuran tradisional terlihat dari
alat musik yang digunakan yaitu calung, calung sendiri merupakan salah satu alat musik daerah Jawa barat.
4.1.1 Profil Komunitas Punklung
Punklung baca: pang-lung adalah sebuah gerakan komunitas punk bertempat di jalan raya Cicalengka no. 222 Bandung, lahir sebagai komunitas dengan ideologi
punknya yang berlandandaskan pada DIY do it yourself yaitu bisa melakukan semua sendiri tanpa tergantung terhadap orang lain. Punklung berhasil
mempersatukan dua unsur budaya yang berbeda, akulturasi budaya barat dan budaya lokal yaitu menggabungkan musik punk dengan alat musik daerah lokal yaitu calung.
Keberadaan Punklung sangat peka terhadap isu sosial, politik dan budaya, kemudian mengaspirasikannya lewat lirik lagu untuk menyuarakan masyarakat kelas bawah dan
ketidakpuasan terhadap pemerintahan yang bertindak sewenang-wenang, dengan dasar kepedulian terhadap budaya sehingga Punklung tetap konsisten mengusung
musik punk dan musikalitas budaya lokal. Sampai sekarang sudah hampir tiga belas tahun komunitas Punklung tetap
bertahan dan terus berkembang, usia anggotanya berkisar antara 28-33 tahun. Mereka terus eksis untuk menghilangkan kesan negatif anak punk, yang mana stigma
masyarakat umum menganggap punk hanya sebagai sampah masyarakat dan kaum perusuh. Punklung ingin menunjukan kalau punk juga merupakan bagian positif dari
kehidupan dari sudut pandang yang berbeda yang tidak hanya di nilai dari tampilan luarnya saja, yang acak-acakan, lusuh, rambut mohawk, sepatu booth, jaket kulit,
tindik, tattoo, kalung gelang, yang semuanya kalo diperhatikan terlihat berbeda dari masyarakat pada umumnya.
Berawal dari motivasi membangun kembali budaya lokal yang mulai terkikis, Iday, Dempak, Somad, Demok, Putih, dan Adi membentuk sebuah komunitas pada
tahun 2000-an yang bernama Punklung, yang kemudian terus beregenerasi hingga tercipta menjadi Punklung pembaharuan pada masa sekarang yang di dalamnya
terdapat banyak teman-teman seperti Adi, Somad, Abah, Joker, Fredy, Asep, Nug, Biru, Lulu, Nahu, Yadi, Helm, dan banyak teman-teman di belakangnya.
Punklung terbentuk karena kekhawatian terhadap keadaan ddi didaerah tempat tinnggalnya, dimana anak-anak muda mulai meninggalkan budaya yang ada,
dengan banyaknya budaya-budaya lain yang masuk mengakibatkan terjadinya
pengikisan budaya lokal dan dikhawatirkan akan hilang atau dilupakan. Lagu yang dibawakan bertema tentang masalah-masalah sosial, karakteristik Punklung dilihat
melalui pertunjukan musiknya yang menggunakan alat musik calung dengan atribut punk.
Alasan calung yang dipilih karena calung dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap globalisasi. dengan melestarikan budaya seperti calung di
harapkan dapat menjadi percontohan masyarakat untuk cinta terhadap budaya sendiri. Punklung sudah melakukan pertunjukan di berbagai tempat, pada awalnya tampil di
kampus-kampus seperti Universitas Padjadjaran dan Universitas Indonesia, pertunjukan yang paling berkesan ketika tampil didepan wakil presiden Jusuf Kalla
beberapa tahun silam. Punklung ingin membuktikan kepada masyarakat, bahwa punk bukanlah
sampah dan kaum perusuh, tapi punk juga bisa berkarya dalam musik serta bisa melestarikan budaya Indonesia yang di mulai dari budaya lokal yaitu calung.
Semboyan komunitas Punklung adalah “Bengkung ngariung bongkok ngaronyok”.
Dimana itu mempunyai arti bahwa berkumpul bersama dalam satu wadah yaitu Punklung yang tidak membedakan satu sama lain, semua orang yang ada di dalamnya
mempunyai status dan kedudukan yang sama rata. Salah satu lagu yang di nyayikan komunitas Punklung:
Judul : bergerak bersama rakyat tertindas cover marjinal Bergerak bersama rakyat tertindas. . .
Bergerak bersama. . . Membangun tatanan masyarakat yang adil. . .
Sejahtera bersama. . . Menunaikan tugas suci yang mulia. . .
Untuk kita semua. . . Rakyat menang semua pasti senang. . .
Bila penindasan telah dihancurkan. . . Buruh senang petani juga senang. . .
Mahasiswa dan kaum miskin kota. . .
4.2 Pelaksanaan Penelitian