tersebut. Adapun dokumentasi yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
1. Rekaman Peneliti menggunakan alat bantu recorder untuk merekam wawancara
dengan narasumber dan informan. Rekaman merupakan bukti audio dalam pengumpulan data yang digunakan sebagai pendukung dan penguat data yang
telah diambil oleh peneliti. 2. Foto-foto penelitian
Peneliti akan mengambil foto-foto yang berhubungan dengan aktivitas narasumber komunitas Punklung sebagai deskripsi visual untuk memperkuat
data-data yang diperoleh dari observasi partisipan dan wawancara tidak terstruktur.
3.5 Analisis Data
Setelah data diperoleh, tahap selanjutnya adalah analisis data. Upaya yang dilakukan dengan mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain. Data yang didapat dari penelitian merupakan data mentah yang harus diolah supaya diperoleh suatu data yang siap disajikan menjadi hasil dari suatu
penelitian. Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan pengolahan dan analisis data yang dimulai dengan mengorganisasikan data. Analisis data dilakukan pada saat
mengumpulkan data dan setelah pengumpulan data, sebelum menganalisis data
dilakukan yaitu dengan membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Hal ini bertujuan untuk mengorganisasi dan mensistemasi data secara lengkap dan mendetail
sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari. Langkah-
langkah koding sebagai berikut : 1 Mempelajari data dan menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada
dalam data. Catatan lapangan dibuat sedemikian rupa sehingga ada kolom kosong yang cukup besar di kanan dan kiri transkrip digunakan untuk
analisis dan refleksi. 2 Menemukan tema-tema yang berasal dari data.
3 Melakukan penafsiran data yaitu berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola-pola
hubungan serta membuat temuan-temuan umum.
3.5 Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, untuk menetapkan keabsahan data diperlukan kriteria dan teknik pemeriksaan. Menurut Moleong 2010:327 kriteria dan teknik
pemeriksaan keabsahan data sebagai berikut: Tabel 3.2 Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Kriteria Teknik Pemeriksaan
Kredibilitas derajat kepercayaan 1. Perpanjangan keikutsertaan
2. Ketekunan pengamatan 3. Triangulasi
4. Pengecekan sejawat 5. Kecukupan referensial
6. Kajian kasus negatif 7. Pengecekan anggota
Keteralihan 8. Uraian rinci
Kebergantungan 9. Audit kebergantungan
Kepastian 10. Audit kepastian
Berdasarkan teknik-teknik pemeriksaan keabsahan data tersebut, penelitian ini hanya menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan dan ketekunan pengamatan di
lapangan. Menurut Moleong 2010:327 “perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti
tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai, hal itu akan memungkinan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.”
Moleong 2010:329 ketekunan pengamatan bermaksud “menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal- hal tersebut secara rinci.”
Dengan kata lain, perpanjangan keiuktsertaan ialah untuk memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda, yaitu faktor-faktor kontekstual dan
pengaruh bersama pada peneliti dan subjek yang akhirnya mempengaruhi fenomena yang diteliti. Sedangkan ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Jika
perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Setting Penelitian
Penelitian tentang gaya hidup punklung di lakukan di Cicalengka, Bandung. Punklung merupakan sebuah komunitas punk di Cicalengka Bandung yang berdiri
tahun 2000-an. Selain bergaya busana punk, komunitas Punklung sangat unik dalam hal bermusik, yang mana mereka menggabungkan gaya modern dan tradisional.
Modern bisa dilihat dari aliran dan idealisme musik punk, dimana musik merupakan media yang sangat memudahkan Punklung dengan ideologi punknya untuk
berpendapat menyuarakan masyarakat kelas bawah dan menyindir maupun melakukan perlawan terhadap para pemilik kekuasaan yang sewenang-wenang, hal
itu dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang berisikan tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi dan sosial. Sedangkan campuran tradisional terlihat dari
alat musik yang digunakan yaitu calung, calung sendiri merupakan salah satu alat musik daerah Jawa barat.
4.1.1 Profil Komunitas Punklung
Punklung baca: pang-lung adalah sebuah gerakan komunitas punk bertempat di jalan raya Cicalengka no. 222 Bandung, lahir sebagai komunitas dengan ideologi
punknya yang berlandandaskan pada DIY do it yourself yaitu bisa melakukan semua sendiri tanpa tergantung terhadap orang lain. Punklung berhasil
mempersatukan dua unsur budaya yang berbeda, akulturasi budaya barat dan budaya lokal yaitu menggabungkan musik punk dengan alat musik daerah lokal yaitu calung.