Proses Terjadinya Perubahan Perilaku

1. Lingkungan fisik, yaitu lingkungan yang berupa alam, misalnya keadaan tanah, keadaan musim, dan sebagainya. Lingkungan alam yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula kepada individu. Misalnya daerah pegunungan memberikan pengaruh yang lain apabila dibandingkan dengan daerah pantai. 2. Lingkungan sosial, yaitu merupakan lingkungan masyarakat, dalam lingkungan masyarakat ini adanya interaksi individu satu dengan individu lain. Lingkungan sosial ini biasanya dibedakan menjadi: a Lingkungan sosial primer, yaitu lingkungan sosial dengan adanya hubungan yang erat antara anggota satu dengan anggota lain, anggota satu kenal mengenal dengan baik dengan anggota lain. Diantara anggota telah ada hubungan yang erat, maka sudah tentu pengaruh dari lingkungan sosial ini akan lebih mendalam apabila dibandingkan dengan lingkungan sosial yang kurang erat. b Lingkungan sosial sekunder, yaitu lingkungan sosial yang hubungan anggota dengan anggota lain agak longgar. Pada umumnya anggota satu dengan anggota lain kurang atau tidak saling mengenal. Karena ini pengaruh lingkungan sosial sekunder akan kurang mendalam bila dibandingkan dengan pengaruh lingkungan sosial primer. Menurut Ensiklopedia Indonesia 1983 dalam Neolaka 2008: 25 lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar suatu organisme, meliputi : 1 lingkungan mati abiotik, yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti suhu, cahaya, gravitasi, dan lainnya, 2 lingkungan hidup biotik, yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas organisme hidup, seperti tumbuhan, hewan dan manusia. Sedangkan menurut Irwan 2012: 108 lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme, dimana organisme merupakan salah satu bagiannya. Menurut Masruri 2002: 51 lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang berada di sekitar kita, yang memberi tempat dan bahan-bahan untuk kehidupan. Sedangkan Menurut Soemarwoto 1994: 51 lingkungan hidup adalah ruang yang ditempati suatu mahluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup di dalamnya. Pendapat tersebut, diperkuat oleh Undang - Undang RI No. 32 Tahun 2009 dalam Aziz 2013: 15 yang menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Menurut Sumaatmadja 1986: 65-68 di antara manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya terdapat interaksi sesamanya, yang kita kenal dengan interaksi- ekologi ini, di satu pihak manusia dipengaruhi oleh lingkungannya, dan dilain pihak manusia mempengaruhi perkembangan dan perubahan lingkungannya. Pada proses interaksi-ekologi, manusia memiliki daya adaptasi dan seleksi terhadap lingkungannya yang berbeda dengan mahluk lainnya. Daya adaptasi dan seleksi tadi dipengaruhi oleh perkembangan akal-budinya, pengetahuannya, pengalaman budayanya dan alat interkasi-ekologi yang digunakannya. Dengan menggunakan akal-budinya, pengetahuan dan pengalamannya, manusia dapat memanfaatkan lingkungan bagi kepentingan dan kelangsungan hidupnya. Selanjutnya gejala erosi, gejala banjir, gejala kekurangan air atau kekeringan, merupakan ketimpangan lingkungan yang sampai saat ini masih dianggap sebagai bencana alam. Padahal jika diteliti lebih mendalam, gejala atau masalah tadi, faktor- faktornya lebih bersifat sosial-budaya. Masalah erosi – banjir – kekeringan, lebih dipengaruhi oleh tindakan dan tingkah laku manusia yang tidak rasional terhadap lingkungan alam di sekitarnya. Pertumbuhan demografi yang diikuti oleh pertumbuhan ekonomi dan aspirasi penduduk, mendesak dilakukannya pemanfaat