Tes Diagnostik Pendekatan dalam Penyusunan Tes Diagnostik

kepada lembaran yang memiliki skor terendah 14. Kemudian kita ambil 25 lembar dari atas, dan inilah kelompok upper group; dan 25 lembar dari bawah inilah kelompok lower group. Misalkan dari kelompok upper group yang kita ambil terdapat skor antara 59 s.d 85, dan dari kelompok lower group terdapat skor 14 s.d 34. Kelompok sedang middle group yang berjumlah 50 lembar 50 kita biarkan. Jawaban-jawaban dari kedua kelompok upper group dan lower group itulah yang kemudian kita tabulasikan dan kita analisis Purwanto, 2009:128. Sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, ekonomis Arikunto, 2006:57-58.

2.4 Tes Diagnostik

Tes merupakan alat ukur yang biasa digunakan dalam dunia pendidikan. Amir Daien sebagaimana dikutip oleh Arikunto 2006: 32 menyatakan bahwa tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Berdasarkan pernyataan tersebut maka tes dapat digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi objektif yang berkaitan dengan aspek tertentu yang ingin diukur. Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan- kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat diberikan perlakuan-perlakuan yang tepat Arikunto 2006: 34. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 2003 :1 menyatakan bahwa di dalam tes diagnostik, hal yang diukur antara lain mengidentifikasi kesulitan belajar siswa.

2.5 Pendekatan dalam Penyusunan Tes Diagnostik

Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 2003: 3-5 menyatakan bahwa dalam mengembangkan tes diagnostik ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, diantaranya pendekatan profil materi, prasyarat pengetahuan, pencapaian indikator, miskonsepsi, dan pengetahuan terstruktur. Pendekatan dipilih berdasarkan tujuan dari tes diagnostik yang akan dibuat. Pendekatan profil materi adalah pendekatan yang digunakan untuk mendiagnosis kesulitan dalam penguasaan materi pada suatu kompetensi dasar tertentu. Tes Diagnostik pendekatan prasyarat pengetahuan digunakan jika kita ingin mengetahui kemampuan siswa dalam mencapai kompetensi dasar sebelumnya prasyarat. Pendekatan pencapaian indikator digunakan jika kita ingin mendiagnosis kegagalan siswa dalam mencapai indikator tertentu. Tes diagnostik dengan pendekatan miskonsepsi digunakan jika kita ingin mengetahui tingkat miskonsepsi dari siswa. Apabila kita ingin mendiagnosis kegagalan siswa dalam memecahkan pengetahuan terstruktur maka kita dapat menggunakan pendekatan pengetahuan terstruktur. Dalam penelitian ini akan dikembangkan tes diagnostik dengan menggunakan pendekatan miskonsepsi. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 2003: 4 menyatakan bahwa pendekatan miskonsepsi adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mendiagnosis kegagalan siswa dalam hal memahami konsep miskonsepsi. Oleh karena itu, tes diagnostik miskonsepsi ini akan berisi soal-soal konsep yang berbentuk pilihan ganda dengan memberikan penjelasan jawaban dan alasan yang juga berbentuk pilihan ganda. Tes Diagnostik pendekatan miskonsepsi digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan siswa dalam memahami konsep yang mereka bangun berdasarkan pengalaman-pengalaman mereka. Selain mengidentifikasi miskonsepsi, dalam tes diagnosis kognitif ini juga digunakan untuk mengidentifikasi salah aplikasi konsep dan tingkat pemahaman siswa terhadap suatu konsep materi. Soal-soal yang akan diberikan merupakan soal konsep pada materi fisika pengukuran, konsep zat dan kalor sesuai indikator SKL 1 dan 2 UN 2011.

2.6 Penyusunan dan Pengembangan Tes Diagnostik