konsep yang mereka dapatkan. Hal ini menyebabkan konsep yang mereka pahami terkadang berbeda dengan pendapat para ilmuwan yang berlaku. Konsep awal
yang bertentangan dengan pendapat para ilmuwan biasa disebut miskonsepsi. Miskonsepsi adalah pertentangan antara konsepsi siswa dan ilmu fisika
Berg, 1991: 1. Berg 1991 juga mendefinisikan, miskonsepsi adalah konsepsi siswa yang bertentangan dengan konsepsi para fisikawan. Biasanya miskonsepsi
berhubungan dengan kesalahan siswa dalam pemahaman hubungan antar konsep. Miskonsepsi dapat terbawa sampai jenjang pendidikan berikutnya Rusilowati
2006: 100. Jadi ketika siswa mengalami miskonsepsi maka saat membangun pengetahuan yang berikutnya, siswa juga bisa mengalami kesalahan, karena untuk
dapat mengingat pengetahuan yang baru kita akan menghubungkannya dengan pengalaman sebelumnya.
Pada saat siswa memasuki kelas fisika, siswa sudah mempunyai ide-ide yang dibangun dalam kehidupan sehari-hari mereka Chang, et al. 2007: 466.
Apabila ingin memperbaiki hal tersebut, maka pada saat mengikuti pembelajaran formal siswa harus diajak untuk mengkonstruksikan kembali pengetahuan mereka
berdasarkan konsep yang benar menurut ilmuwan.
2.2 Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Kognitif
Evaluasi hasil belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Sudijono 2006 menyebutkan
bahwa evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik mencakup 2 hal, yaitu:
1. Evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat
terbatas. 2. Evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan-tujuan
umum pengajaran. Kegiatan evaluasi yang paling sering digunakan untuk mengukur hasil
belajar adalah teknik evaluasi berupa tes, teknik tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan
penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, atau perintah-
perintah yang harus dikerjakan oleh testee, sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku atau prestasi testee. Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur
perkembangan belajar peserta didik tes dapat digolongkan menjadi enam golongan sebagai berikut.
1. Tes seleksi Tes seleksi sering dikenal dengan istilah
2. Tes awal Pre Test Tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi
atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik.
3. Tes Akhir Post Test Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi
pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik. Jika hasil tes akhir lebih baik dari tes awal, maka dapat
diartikan bahwa program pengajaran telah berjalan dan berhasil dengan sebaik-baiknya.
4. Tes Diagnostik Merupakan tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat jenis
kesukaran yang dialami oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Sesuai dengan nama tes itu sendiri diagnose = pemeriksaan, maka
jika hasil pemeriksaan itu menunjukan tingkat penguasaan peserta didik yang sedang diperiksa itu termasuk rendah, harus diberi bimbingan secara khusus
agar mereka dapat memperbaiki tingkat penguasaanya terhadap mata pelajaran tertentu.
5. Tes Formatif Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui sejauh
manakah peserta didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan pengajaran yang
telah ditentukan setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
6. Tes Sumatif Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan
satuan program pengajaran selesai diberikan Sudijono, 2009: 68-73. Dari beberapa teori dan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pengukuran atau pengetesan merupakan bagian dari kegiatan evaluasi. Alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnosis kognitif yang
berfungsi untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa miskonsepsi.
2.3 Karakteristik Instrumen Evaluasi