Pembuatan Tes Diagnosis Kognitif

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengembangan Tes Diagnosis Kognitif

4.1.1 Pembuatan Tes Diagnosis Kognitif

Penelitian pengembangan bertujuan untuk menghasilkan suatu produk. Hasil dari penelitian ini adalah seperangkat tes diagnosis kognitif yang digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan pemahaman siswa miskonsepsi dan salah aplikasi konsep pada pokok bahasan pengukuran, konsep zat dan kalor sesuai dengan indikator standar kompetensi lulusan ujian nasional SKL UN 2011. Tes diagnosis kognitif yang dikembangkan menggunakan format Two Tier Multiple Choice Item disertai dengan tingkat keyakinan. Tier pertama dari setiap item dalam tes adalah jawaban pilihan ganda dari pertanyaan yang berupa konsep. Tier kedua setiap item terdiri dari pilihan ganda alasan untuk jawaban ke tier pertama. Pilihan alasan dan tingkat keyakinan yang diberikan siswa tidak mempengaruhi skor yang didapat siswa, karena pilihan alasan dan tingkat keyakinan siswa hanya digunakan untuk mendeteksi kesalahan pemahaman konsep siswa. Tes diagnosis kognitif yang disusun juga digunakan sebagai soal try out ujian nasional. Langkah awal yang dilakukan dalam pembuatan tes diagnosis kognitif adalah menentukan tujuan tes. Pembuatan tes diagnosis kognitif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi dan salah aplikasi konsep pada materi pengukuran, konsep zat dan kalor sesuai dengan indikator standar kompetensi lulusan SKL ujian nasional 2011. Pengembangan produk awal dibuat setelah dilakukan observasi terhadap data daya serap ujian nasional tahun 2010 pada mata pelajaran IPA fisika. Menurut Kementerian Pendidikan Nasional 2010 : 8 daya serap memuat informasi tentang proporsi atau persentase jawaban benar sebagai gambaran tentang kemampuan peserta didik dalam penguasaan indikator dari kompetensipokok bahasan mata pelajaran yang diujikan dalam masing-masing nomor soal Ujian Nasional. Berdasarkan data daya serap pada Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa dalam kemampuan yang diuji dalam menjawab soal UN materi SKL 1 sudah baik. Akan tetapi, masih perlu diketahui juga penyebab siswa menjawab salah soal tersebut. Sedangkan berdasarkan Tabel 1.1 tersebut dapat diketahui bahwa dalam kemampuan yang diuji untuk SKL 2, ditemukan pencapaian kemampuan siswa masih rendah daya serap siswa hanya berkisar 50. Pada kasus ini, ada kemungkunan siswa tersesat dalam memilih jawaban karena salah memahami konsep yang ditanyakan. Berdasarkan informasi ini, dibuat tes diagnosis kognitif yang dapat mengidentifikasi kesalahan konsep yang dialami siswa pada materi uji SKL 1 dan SKL 2. Selain itu, juga dilakukan observasi terhadap miskonsepsi yang biasa dialami siswa dan dibantu dengan peninjauan literatur yang mendukung. Dalam penelitian ini kisi-kisi yang digunakan untuk mengembangkan soal tes diagnosis kognitif menggunakan komponen kognitif pada problem solving yaitu identifikasi, interpretasi, komputasi dan formulasi. Soal tes diagnosis kognitif yang dibuat menggunakan indikator SKL 1 dan SKL 2 UN 2011. Sesuai kisi-kisi soal yang disusun kemudian ditulis 45 butir soal diagnosis kognitif miskonsepsi pada materi pengukuran, konsep zat dan kalor, serta kunci jawaban dan kunci jawaban miskonsepsi dan salah aplikasi konsep. Kisi-kisi soal tes diagnosis kognitif yang dikembangkan selengkapnya terdapat pada Lampiran 3 halaman 98. Setelah dilakukan pengembangan produk awal maka tahapan selanjutnya adalah dilakukan validasi ahli, uji coba skala terbatas, uji coba skala luas, tes verifikasi dan pada akhirnya diperoleh produk tes diagnosis kognitif yang memiliki karakteristik tertentu.

4.1.2 Validasi Ahli