uji coba akan dapat digunakan untuk mengetahui bahwa tes diagnostik tersebut dapat mengidentifikasi kesulitan belajar siswa miskonsepsi pada pokok bahasan
pengukuran, konsep zat dan kalor kelas VII SMP. 7. Perakitan butir soal menjadi perangkat tes
Setelah diketahui karakteristik soal melalui analisis soal, maka langkah selanjutnya adalah perakitan soal menjadi perangkat tes. Khususnya untuk
perakitan soal-soal pilihan ganda, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perakitan antara lain penyebaran soal, penyebaran tingkat kesukaran soal, dan penyebaran
jawaban. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengadministrasian tes meliputi : petunjuk pengerjaan, cara menjawab, alokasi waktu yang disediakan, dan lain
sebagainya.
2.7 Format Tes Diagnosis Kognitif
Instrumen diagnostik untuk mendiagnosis pemahaman siswa diperlukan dalam rangka memperoleh dan menganalisis informasi dari siswa. Ada beberapa
instrumen untuk mendiagnosis kelemahan belajar siswa yaitu dengan metode wawancara, peta konsep dan tes pilihan ganda. Wawancara adalah suatu
percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana. Dengan metode wawancara guru dapat mengetahui
secara langsung penyebab siswa mengalami kelemahan belajar dan dalam proses wawancara tersebut guru dapat langsung memberikan motivasi kepada siswa
untuk menjawab dengan bebas dan terbuka tentang pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang diajukan guru dalam proses wawancara tersebut dapat
berkembang sesuai situasi yang dialami siswa. Namun, metode wawancara ini membutuhkan waktu yang relatif lama dan diperlukan keterampilan khusus dari
pewawancara atau guru agar metode ini dapat berjalan dengan baik. Konsep merupakan suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang
didefinisikan sebagai suatu kelompok obyek atau kejadian. Peta konsep adalah bagan gambar yang menunjukkan suatu daerah yang berisi konsep yang diwakili
dengan kata kunci yang dihubungkan satu dengan yang lainnya menggunakan tanda hubung. Peta konsep sebagai instrument evaluasi merupakan suatu peta
konsep yang digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melakukan tugas secara lebih efektif dan efisien. Peta konsep dapat dijadikan salah satu instrumen
tes diagnosis kognitif siswa. Peta konsep memaksa siswa untuk menghadapi dan bergulat dengan
alternatif atau mis-conception yang mereka bawa dalam pelajaran mereka. Namun, instrument evaluasi dengan peta konsep memiliki kelemahan tersendiri.
Karena tidak ada peta yang paling benar, semua peta adalah bergantung pada pemahaman masing-masing individu. Berbeda orang mungkin akan membuat peta
konsep yang berbeda secara daerah konsep. Selain, itu penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi masih belum banyak digunakan sehingga dimungkinkan
banyak siswa yang masih belum mengetahui peta konsep itu sendiri yang menyebabkan siswa justru akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes
diagnosis kognitif menggunakan format peta konsep. Sebuah cara mudah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ini adalah dengan
tes tertulis pilihan ganda Treagust Haslam, 1986. Treagust seperti dikutip
Winarno 1997 mengembangkan
konsep yang dialami siswa. Kriteria diagnostik tes diagnosis kognitif dengan two tier multiple choice format disertai tingkat keyakinan siswa yang dikembangkan
berdasarkan modifikasi dari klasifikasi kriteria diagnostik dari Eryilzmalz dan Surmeli 2002 dalam penelitian tesis Haki Pesman dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Kriteria Diagnostik Tes Diagnosis Kognitif dengan 2- Tier Multiple Choice Format.
No Kategori
Kriteria
1.
Pengetahuan Penuh Jawaban benar + alasan benar
2.
Paham Sebagian Jawaban salah + alasan benar
Jawaban benar + alasan salah
3.
Miskonsepsi Jawaban salah dan alasan salah, dan alasan yang
dipilih sesuai dengan yang menyebabkan jawaban salah atau berhubungan dengan jawaban yang dipilih
+ yakin
4.
Salah aplikasi konsep Jawaban salah dan alasan salah, dan alasan yang
dipilih sesuai dengan yang menyebabkan jawaban salah atau berhubungan dengan jawaban yang dipilih
+ yakin. Soal berupa aplikasi rumus
5.
Tidak Paham Jawaban salah dan alasan salah, dan alasan yang
dipilih tidak berhubungan dengan jawaban yang dipilih + yakin
Jawaban salah dan alasan salah, dan alasan yang dipilih berhubungan dengan jawaban yang dipilih +
tidak yakin
Tes diagnostik sebenarnya dibuat untuk mengidentifikasi type error siswa, dalam hal ini yang dimaksud type error adalah miskonsepsi dan salah aplikasi
konsep. Tes diagnostik merupakan tes yang menggunakan acuan kriteria karena hasilnya tidak digunakan untuk membandingkan siswa tersebut dengan
kelompoknya, tetapi membandingkannya dengan sebuah kriteria.
2.8 Tinjauan Tentang SKL UN IPA Fisika 2011