dengan titik lainnya tidak saling terkait.Faktor yang mempengaruhi dalam persebaran ini adalah adanya RTRW Kota Semarang. Keterangan mengenai hasil
analisis disajikan pada tabel 4.11 dibawah. Tabel 4.11 Hasil Analisis Average Nearest Neighbor pada ArcGis10
Observed Mean Distance: 1970,224984
Expected Mean Distance: 1892,863282
Nearest Neighbor Ratio: 1,040870
z-score: 0,331722
p-value: 0,740099
Average Nearest Neighbor Summary Input Feature Class:
Kawasan Industri Distance Method:
EUCLIDEAN Study Area:
257971060,977843
Dataset Information
Sumber: Hasil Analisis Peta Kawasan Industri Besar Kota Semarang
Average Nearest Neighbor Summary
Nearest Neighbor Ratio: 1,040870
Z-Score:
0,331722
P-Value:
0,740099
Given the z-score of 0.33, the pattern does not appear to be significantly different than random.
Gambar 4.23 Hasil Analisis Average Nearest Neighbor Kawasan Industri Besar Kota Semarang
Gambar 4.24 Peta Kawasan Industri Besar Kota Semarang
4.1.4.2 Struktur Spasial
Kawasan industri besar di Kota Semarang tersebar di 6 enam Bagian Wilayah Kota BWK. BWK merupakan kawasan fungsional atau kawasan yang
memiliki kemiripan fungsi ruang, kawasan industri besar tersebar pada kawasan BWK X, BWK IX, BWK III, BWK VII, BWK IV, dan BWK V. Penyebaran ini
disesuaikan berdasarkan klasifikasi industri secara konvensional, meliputi industri primer, sekunder, dan tersier. Namun ada pula kawasan industri yang mencakupi
keseluruhannya, jadi dalam satu kawasan industri terdapat industri primer, sekunder, dan tersier sehingga lebih cocok disebut dengan campuran.
Kawasan industri dengan klasifikasi ini meliputi kawasan industri Candi, Wijayakusuma, dan Tambak aji. Ketiga kawasan industri ini masuk dalam BWK
X yang memang dikhususkan untuk kawasan industri. Kawasan industri Terboyo, Genuk, dan Nyonya Meneer yang diklasifikasikan sebagai industri campuran,
masuk dalam BWK IV sebagai kawasan yang diperuntukkan untuk industri. Kawasan industri BSB merupakan kawasan industri tersier, mayoritas industri
yang berdiri bergerak di bidang pengolahan barang sekunder dan perdagangan, atau dibidang jasa bersifat kawasan industri bersih. Maka, kawasan industri BSB
masuk dalam kawasan BWK IX karena fungsi dari BWK IX adalah pelayanan publik.
Kawasan industri Simongan dan Tanjung Emas adalah kawasan industri yang bergerak dibidang pergudangan, perdagangan, pendistribusian atau dalam
bidang jasa. Kawasan industri ini masuk dalam BWK III, kawasan yang dikhususkan untuk pelayanan publik dalam bidang transportasi. Karena BWK III
merupakan daerah yang berada pada pusat kota. Kawasan industri Setyabudi merupakan kawasan industri yang bergerak di bidang sekunder, atau perakitan.
Maka penempatan kawasan ini berada pada BWK VII dengan fungsional sebagai kawasan pusat pelayanan. Kawasan industri Penggaron merupakan kawasan
industri primer, sehingga masuk dalam BWK V atau pelayanan dan pengembangan Gambar 4.25. Berdasarkan penjelasan di atas, keterangan dapat
melihat tabel 4.12 di bawah.
Tabel 4.12 Struktur Spasial Kawasan Industri Besar Kota Semarang