industri besar Kota Semarang berada pada nilai T = 1,04. Hal ini mengacu pada peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Semarang yang
tertuang dalam Perda Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011. Dalam perda tersebut telah ditentukan bahwa kawasan industri harus berada dalam
kawasan yang telah ditentukan dan tidak berada dalam pusat kota. Sehingga, struktur kawasan industri disesuaikan dengan Bagian Wilayah
Kota BWK dengan kemiripan fungsi ruang yang sama. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Tarigan 2005: 55-56 bahwa kebijakan yang
bersifat menetapkan atau mengatur, artinya pemerintah menetapkan penggunaan lahan pada suatu sub wilayah zona atau lokasi yang hanya
boleh untuk kegiatan penggunaan tertentu yang sepesifik.
4.2.2 Evaluasi Kesesuaian Lahan Kawasan Industri Besar Kota Semarang
Tindakan evaluasi kesesuaian lahan dengan sistem kategori penting artinya untuk perencanaan penggunaan lahan yang optimal. Sistem
kategori dilakukan dengan cara menguji nilai – nilai dari sifat fisik tanah
dan lokasi terhadap seperangkat kriteria untuk masing – masing kategori
melalui proses penyaringan. Nilai – nilai tersebut pertama – tama diuji
terhadap kriteria untuk kelas lahan yang terbaik, dan jika tidak semua kriteria dapat dipenuhi, lahan tersebut secara otomatis jatuh kedalam kelas
yang lebih rendah. Namun, sistem kategori seperti ini mempunyai kelemahan dimana tidak dapat dengan mudah mengatas keadaan apabila
tidak ada satupun faktor – faktor yang digunakan dalam kriteria yang
bersifat sebagai faktor penghambat Tjahjono, 2008. Hasil dari penelitian ini terdapat 4 kelas kesesuaian lahan untuk
kawasan industri besar yang ada di Kota Semarang, yaitu sangat sesuai, sesuai, sedang, dan tidak sesuai. Dari kategori tersebut dapat diketahui
beberapa faktor penghambat yang terdapat pada kawasan industri besar. Pada kelas kesesuaian lahan dengan tingkat sangat sesuai memiliki satuan
medan dengan tingkat sangat baik, tidak terdapat faktor pembatas atau penghambat. Pada kelas kesesuaian lahan dengan tingkat sesuai memiliki
potensi kesesuaian baik, dengan faktor pembatas atau penghambat dapat diatasi secara personal.
Pada kelas kesesuaian lahan dengan tingkat kelas sedang S
3
memiliki karakteristik satuan medan mempunyai potensi dan kesesuaian menengah, dengan pembatas atau penghambat yang muncul pada
tingkatan sedang baik dalam segi kerawanan bencana, penggunaan lahan, kemiringan lereng yang tidak terlalu terjal, dan jenis tanah yang terdapat di
kawasan industri maupun segi aksesibilitas yang memadai dengan jarak yang tidak terlalu jauh dengan jarak 1000
– 1500 meter dengan jalan alteri. Pada kelas kesesuaian lahan dengan tingkattidak sesuai N
1
memiliki karakteristik Satuan medan mempunyai potensi dan kesesuaian rendah,
dengan faktor penghambat besar yang harus diatasi secara menyeluruh oleh pembuat kebijakan dengan arahan konservasi tepat.