satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan suatu lahan tempat berdirinya industri. Beberapa jenis gerakan tanah, yaitu:
1 Translasi, bergeraknya massa tanah dan batuan padabidang gelincir
berbentuk rata atau menggelombang landai. 2
Rotasi, bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.
3 Pergerakan blok, perpindahan batuan yang bergerak pada bidang
gelincir berbentuk rata translasi blok batu. 4
Runtuhan batuan, terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain bergerak kebawahdengan cara jatuh bebas.
5 Rayapan tanah, jenis gerakan tanah yang bergerak lambat.
6 Aliran bahan rombakan, terjadi ketika massa tanah bergerak di
dorong oleh air DISTAMBEN: 2007.
3.4.2.4 Kerawanan Banjir
Kawasan industri di Indonesia pada umumnya terletak di daerah yang datar, daerah datar memiliki kelebihan dan kekurangan untuk lokasi
industri. Saluran drainasae yang tidak mencukupi untuk menanpung laju air akan menyebabkan meluapnya air dari hujan maupun laut, sehingga
menyebabkan terjadinya banjir, yang merupakan faktor merugikan untuk berdirinya bangunan. Oleh karena itu, faktor banjir perlu dipertimbangkan
dalam penentuan lokasi industri. Karakteristik banjir dinilai dari lamanya penggenangan.
3.4.2.5 Jaringan Jalan
Jaringan jalan berperan penting dalam aksesibilitas atau daya angkut barang dan manusia. Jaringan jalan terbagi menjadi beberapa
kelompok sebagai berikut: 1
Jalan utama, merupakan jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi antarkota penting atau antarpusat kota. Jalan-jalan
utama dibangun untuk dapat melayani lalu lintas yang cepat dan berat.
2 Jalan sekunder, merupakan jalan raya yang melayani lalu lintas
yang cukup tinggi antara kota-kota penting dan kota-kota yang lebih kecil. Jalan sekunder melayani daerah-daerah di
sekitarnya. 3
Jalan penghubung, merupakan jalan untuk keperluan aktivitas daerah dan juga dipakai sebagai penghubung antara jalan-jalan
dari golongan yang sama maupun yang berlainan. Jalan ini termasuk kelas jalan yang rendah.
Data mengenai jaringan jalan utama dapat diperoleh melalui pengukuran langsung dilapangan serta, interpretasi foto udara. Melalui interpretasi
foto udara dapat diperoleh informasi mengenai jaringan jalan, seperti panjang, lebar, dan bahan jalan. Dari hasil interpretasi
dapat dilakukan buffer terhadap jalan yang ada. Untuk melihat lokasi- lokasi yang jaraknya dekat dengan jalan utama. Pada lokasi-lokasi ini
cocok untuk lokasi industri.
3.4.2.6 Geologi Amblesan
Geologi amblesan adalah turunnya permukaan tanah sebagai akibat dari perubahan yang terjadi akibat perubahan yang terjadi dibawah permukaan
tanah.Amblesan tanah sebetulnya merupakan proses alam untuk mencapai keseimbangan, baik yang disebabkan oleh aktivitas manusia maupun alam
Murdohardono, 2007 dalam DISTAMBEN, 2007. Berikut ini beberapa faktor penyebab terjadinya amblesan:
1 Adanya spontaneous combustion pada lapisan batubara, meskipun
geologi tetap mempunyai peranan yang penting 2
Penambangan untuk endapan berlapis 3
Pemompaan air tanah, uap geothermal, dan minyak bumi yang berlebihan akan menaikkan efektivitas tekanan dan mengakibatkan
kompaksi dan amblesan tanah 4
Penambangan pada badan bijih yang mempunyai kemiringan sangat tajam dan bentuk pipa.
5 Pengeringan pada endapan gambut atau lignite.
6 Akibat tektonik, biasanya peristiwa ini terjadi akibat turunnya bagian
bawah dari patahan atau sinklin. Umumnya terjadi sangat lambat walaupun pernah terjadi amblesan sedalam 2 meter dalam waktu yang
singkat. 7
Beban dari luar. 8
Pelarutan batuan dibawah tanah. Beberapa masalah yang diakibatkan geologi amblesan, yaitu:
1 Retakan pada dinding batu yang disebabkan oleh tekanan dan tarikan.
2 Mengubah bentuk jendela, bingkai pintu, dan badan jalan.
3 Bangunan tinggi menjadi tidak seimbang atau miring.
4 Masuknya air ke area penambangan.
5 Banjir pada darah rendah atau menjadi rawa.
6 Kerusakan pada aliran pipa, atau terjadinya aliran balik di dalam pipa.
7 Retakan terbuka sampai ke permukaan tanah akan berakibat rusaknya
konstruksi diatasnya. 8
Perubahan pola aliran dan air tanah DISTAMBEN: 2007.
3.4.2.7 Jenis Tanah