3.6.3 Tahap Pasca Lapangan
1 Analisis sampel
2 Tabulasi data
3 Analisis dan klasifikasi data sesuai satuan medan
4 Pembuatan peta kesesuaian lahan untuk kawasan industri besar
5 Evaluasi lahan berdasarkan hasil analisis dan klasifikasi lahan yang
ditujukan untuk kawasan industri besar 6
Penulisan laporan penelitian dilengkapi dengan peta tematik dan tabel analisis data
3.7 Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Singarimbun,
1987: 263. Adapun proses analisis data yang dipergunakan untuk mendapatkan hasil kesimpulan penelitian antara lain:
3.7.1 Teknik Analisis SIG Overlay
Teknik yang digunakan yaitu dengan menginterpretasikan peta yang di integrasikan dengan Sistem Informasi Geografi SIG. Data titik
lokasi industri yang diperoleh dari lapangan kemudian dianalisis secara spasial menggunakan peta. Untuk mengetahui karakteristik medan,
dilakukan pengkajian satuan medan melalui teknik tumpang susun Overlay antara peta jenis tanah, peta kemiringan lereng, dan peta bentuk
lahan Sriyono, 2002. Setelah mendapakan peta unit medan, dilanjutkan melakukan overlaydengan peta penggunaan lahan, kerawanan banjir,
gerakan tanah, geologi amblesan, dan jaringan jalan yang telah dilakukan buffering
.Dari proses tumpang susun ini akan diperoleh peta satuan evaluasi kesesuaian lahan industri besar.
3.7.2 Teknik Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi saat
penelitian berlangsung dan menyajikannya apa adanya Subana dan Sudrajat, 2005:54. Teknik analisis yang digunakan adalah model
pengharkatan skoring. Teknik ini digunakan untuk melakukan evaluasi kesesuain lokasi industri, tolak ukur suatu lokasi industri yang sesuai dapat
didasarkan oleh faktor fisik, faktor sosial ekonomi, dan manajemen lalulintas. Karena perhitungan biaya dan waktu, penelitian dibatasi hanya
pada faktor fisik saja. Metode pengharkatan dalam penelitian ini dilakukan dengan
menjumlahkan masing-masing harkat dari masing masing parameter pada setiap satuan medan yang diteliti. Jumlah nilai tertinggi yang didapatkan
adalah 32 tiga puluh dua dari hasil penjumlahan 7 tujuh sub variabel kesesuaian lahan dengan harkat 4
– 5 sangat baik, sedangkan nilai terendah yang diperoleh adalah 2 dari hasil penjumlahan 7 tujuh sub
variabel kesesuaian lahan dengan harkat – 4 sampai dengan 1 sangat
buruk. Berdasarkan penilaian ini, dibuat 5 kelas kesesuaian lahan dengan penilaian setiap kelas dengan interval:
Skor maksimal – Skor minimal
Interval =
Jumlah kelas
32 – 2
Interval =
5 Tjahjono 2008
Berdasarkan perhitungan diatas, klasifikasi kesesuaian lahan unutk lokasi industri besar dapat dilihat pada tabel 3.3pemberian penilaian pada
masing masing satuan medan diperhatikan pula adanya faktor-faktor pembatas yang diperkirakan dapat mengganggu pembangunan lokasi
berdirinya industri. Hal ini perlu diperhatikan pada parameter satuan medan yang mempunyai kondisi sangat buruk hingga sangat sesuai.
Dengan adanya faktor pembatas, maka dapat dikatakan sebagai faktor penghambat karena mengurangi nilai jumlah harkat pada parameter
medan. Tabel 3.3 Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Industri Besar
Kelas Kesesuaian
Medan Jumlah
Harkat Pemerian
I Sangat Sesuai
30 Satuan medan mempunyai potensi kesesuaian
sangat sesuai, tanpa faktor penghambat atau pembatas.
II Sesuai
23 – 29
Satuan medan mempuyai potensi dan kesesuaian baik, dengan pembatas atau penghambat yang
dapat diatasi secara personal oleh pengembang industri.
III Sedang
16 – 22
Satuan medan mempunyai potensi dan kesesuaian menengah, dengan pembatas atau
penghambat yang muncul diatasi secara bersama dalam lingkungan lokasi permukiman
dalam medan yang sama
Lanjutan tabel 3.3 Kelas
Kesesuaian Medan
Jumlah Harkat
Pemerian
III Sedang
16 – 22
Satuan medan mempunyai potensi dan kesesuaian menengah, dengan pembatas atau
penghambat yang muncul diatasi secara bersama dalam lingkungan lokasi permukiman
dalam medan yang sama.
IV Tidak Sesuai
9 – 15
Satuan medan mempunyai potensi dan kesesuaian rendah, dengan faktor penghambat
besar yang harus diatasi secara menyeluruh oleh pembuat kebijakan dengan arahan
konservasi tepat.
V Sangat Tidak
Sesuai 2
– 8 Satuan medan sangat tidak sesuai yang tidak
mempunyai potensi dan tidak sesuai untuk pengembangan industri maupun kawasan
industri, sehingga medan harus dijadikan daerah konservasi.
Sumber: Analisis Peneliti 2012 Pencantuman faktor-faktor pembataspenghambat baik dalam peta
maupun dalam pemerian, dimaksudkan supaya para perencana pembangunan dapat menentukan tindakan treatment yang diperlukan
bagi satuan-satuan tertentu dalam rangka pembangunan kawasan industri.
3.8 Kerangka Pengolah Data