Uji Stasioner Menentukan Kriteria Lag Uji Kointegrasi

4.2.2. Uji Stasioner

Salah satu syarat dalam analisis VAR adalah data yang stasioner. Pada data runtun waktu sering kali terdapat akar unit tidak stasioner yang artinya nilai rata-rata dari variannya selalu berubah sepanjang waktu. Sebelum melakukan estimasi model, terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas yaitu uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan stasioner atau tidak. Data deret waktu dikatakan stasioner jika data menunjukkan pola yang konstan dari waktu ke waktu atau tidak terdapat pertumbuhan atau penurunan pada data, dengan kata lain data harus horisontal sepanjang sumbu waktu. Data yang tidak stasioner akan menghasilkan apa yang dinamakan Spurious Regression regresi palsu, yaitu regresi yang menggambarkan dua variabel atau lebih yang nampaknya signifikan secara statistik padahal kenyataannya tidak sebesar regresi yang dihasilkan tersebut. Dalam mengukur kestasioneran data dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu Augmented Dicky Fuller test ADF test, Philips Perron PP, Dickey-Fuller GLS ERS, Ng-Perron, dan sebagainya. Dalam penelitian ini menggunakan ADF test. Data bersifat stasioner apabila nilai mutlak ADF statistiknya lebih besar dari nilai kritis Critical Value test.

4.2.3. Menentukan Kriteria Lag

Penentuan lag optimum dapat menggunakan beberapa kriteria, seperti Likelihood Ratio LR, Schwarz Information Criterion SC, Akaike Information Criterion AIC, Final Prediction Error FPE dan Hannan-Quinn Criterion HQ. Pada penelitian ini lag optimum dipilih berdasarkan koefisien yang ditunjukkan oleh SC, secara matematis persamaan SC adalah sebagai berikut : SC = -2 lT + k log TT 4.6 dimana : l = Nilai logaritma dari likelihood function k = Parameter T = Jumlah yang diobservasi Besarnya lag optimal ditentukan oleh lag yang memiliki kriteria SC yang terkecil.

4.2.4. Uji Kointegrasi

Kointegrasi merupakan hubungan jangka panjang antara variabel, meskipun dalam jangka pendek secara individual tidak stasioner tetapi kombinasi linear antara variabel tersebut dalam jangka panjang dapat menjadi stasioner. Salah satu syarat agar tercapai keseimbangan jangka panjang adalah error term merupakan sebuah data runtun waktu yang stasioner. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan uji kointegrasi, seperti Engle-Granger Cointegration test, Johansen Cointegration test dan Cointegration Regression Durbin Watson test. Suatu data runtun waktu dikatakan terintegrasi pada tingkat ke-d atau sering disebut Id jika data tersebut bersifat stasioner setelah pendiferensian sebanyak d kali. Dalam penelitian ini lebih ditekankan pada penggunaan uji kointegrasi Johansen Cointegrating System test. Indikator dari variabel tersebut, apakah terkointegrasi atau tidak salah satunya dapat dilihat dari nilai trace satistik atau max-eigen value, jika nilai trace statistik lebih besar dari critical value, maka H ditolak sehingga didalam variabel terjadi kointegrasi.

4.2.5. Estimasi VECM Vector Error Correction Models