daripada nilai critical value 5 persen maka persamaan tersebut terkointegrasi. Nilai rank kointegrasi r menunjukkan lebih dari nol sehingga model yang
digunakan adalah model Vector Error Correction Model VECM. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 3.
6.4. Estimasi Model Vector Error Correction
Hasil estimasi VECM menunjukkan hubungan persamaan pada jangka panjang dan jangka pendek antara masing-masing jenis DPK bank syariah sebagai
variabel dependen dengan bagi hasil, suku bunga bank konvensional dan variabel makroekonomi sebagai variabel independen seperti pada Tabel 6.4.1:
Tabel 6.4.1. Persamaan Jangka Pendek Model Tabungan Mudharabah
JANGKA PENDEK Variabel Koefisien
T- statistic
DLNRTABUNGAN_MUDHARABAH-1 -0.271870 -2.54050
DLNJII-1 0.224040 1.6032400
DLNGDPR-1 0.094895 0.1305900
DINFLASI-1 1.518207 2.24507
DR_TABUNGAN-1 1.518435 2.25140
DNISTAB-1 0.032043 1.8133300
CointEq1 -0.318400 -4.98813
CointEq2 0.261296 3.52465
CointEq3 0.127117 5.35864
Sumber: Lampiran 5 signifikan pada taraf nyata 5
Persamaan jangka pendek model tabungan mudharabah menunjukkan bahwa inflasi dan suku bunga tabungan signifikan mempengaruhi tabungan
mudharabah dalam taraf 5 persen secara positif. Artinya setiap kenaikan 1 persen inflasi akan meningkatkan tabungan mudharabah sebesar 1.518207 persen.
Setiap kenaikan 1 persen suku bunga tabungan akan meningkatkan tabungan
mudharabah BUS sebesar 1.518435 persen. Inflasi dapat menyebabkan peningkatan pada tabungan mudharabah dikarenakan oleh ketika terjadi inflasi
masyarakat lebih memilih menggunakan uangnya untuk diinvestasikan karena mendapatkan return yang lebih besar dibandingkan dengan memegang uang.
Persamaan jangka pendek pada model giro wadiah tabel 6.4.2 menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang signifikan mempengaruhi besarnya
giro wadiah. Hal ini dikarenakan sistem wadiah yang digunakan oleh BUS, dimana pada awal akad perjanjian, bank tidak berkewajiban untuk memberikan
imbalan akan tetapi boleh memberikan bonus atas dana yang dititipkan. Tabel 6.4.2. Persamaan Jangka Pendek Model Giro Wadiah
Sumber: Lampiran 5 signifikan pada taraf nyata 5
Persamaan pada model deposito mudharabah Tabel 6.4.3 menunjukkan bahwa harga saham berpengaruh secara negatif terhadap deposito mudharabah,
artinya setiap kenaikan 1 persen harga saham akan menurunkan tabungan mudharabah sebesar 0.312260 persen, hal ini dikarenakan oleh peningkatan harga
saham suatu perusahaan merupakan indikator dari kinerja perusahaan yang
JANGKA PENDEK Variabel Koefisien
T- statistic
DLNRGIRO_WADHIAH-1 -0.184240 -1.21820
DLNJII-1 0.098064 0.37108
DLNGDPR-1 1.725748 1.10916
DINFLASI-1 -0.710990 -0.96430
DR_SIMPANAN-1 -0.679060 -0.93252
DBONUS_GIRO-1 -0.032520 -0.25477
DUMMY 0.033222 0.52071
CointEq1 0.016284 0.21405
CointEq2 0.044591 0.19112
CointEq3 -0.390560 -0.60861
membaik. Oleh karena itu masyarakat akan berasumsi dengan membeli saham perusahaan tersebut akan mendapatkan return yang lebih baik dibandingkan
dengan menginvestasikan dananya pada bank. Kebijakan pemerintah yang berupa fatwa MUI berpengaruh signifikan secara positif dalam taraf 5 persen. Artinya,
ketika fatwa bunga bank adalah haram dikeluarkan oleh pemerintah akan meningkatkan deposito mudharabah BUS sebesar 0.171114 persen.
Tabel 6.4.3. Persamaan Jangka Pendek Model Deposito Mudharabah
Sumber: Lampiran 5 signifikan pada taraf nyata 5
Hasil analisis jangka pendek pada kedua model diatas yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah secara matematis membuktikan bahwa
masyarakat secara individu dalam menempatkan dananya lebih bersifat rasional. Besarnya suku bunga bank konvensional dan nisbah yang ditawarkan oleh BUS
mempengaruhi sikap masyarakat dalam menempatkan dananya. Selain return,
JANGKA PENDEK Variabel Koefisien
T- statistic
DLNRDEPOSITO_MUDHARABAH-1 -0.295950 -1.7138300
DLNRDEPOSITO_MUDHARABAH-2 -0.261480 -1.5266100
DLNJII-1 -0.113820 -0.9361300
DLNJII-2 -0.312260 -2.40729
DLNGDPR-1 0.836556 0.8307200
DLNGDPR-2 0.489991 0.4972600
DINFLASI-1 -0.509220 -0.8645500
DINFLASI-2 0.968850 1.5538800
DR_SIMPANAN-1 -0.494670 -0.8477900
DR_SIMPANAN -2 0.965325
1.5532600 DNISDEP-1 -0.030470
-1.6198700 DNISDEP-2 -0.005640
-0.3936400 DUMMY 0.171114
4.37191 CointEq1 -0.228980
-2.53303 CointEq2 0.346103
2.48339 CointEq3 -0.026450
-1.3190000
aspek religi digunakan sebagai pertimbangan untuk menempatkan dananya terlihat dari setelah adanya fatwa MUI jumlah deposito mudharabah pada BUS
meningkat. Pada model giro wadiah tidak ada variabel yang signifikan mempengaruhi giro wadiah, hal ini dikarenakan bonus giro wadiah yang bersifat
tidak pasti pemberiannya dan berapa besar jumlah yang akan diberikan kepada masyarakat apabila akan menitipkan dananya. Sehingga masyarakat lebih memilih
untuk berinvestasi pada jenis simpanan yang lain. Tabel 6.4.4. Persamaan Jangka Panjang Model Tabungan Mudharabah
JANGKA PANJANG Variabel Koefisien
T- statistic
LNRTABUNGAN_MUDHARABAH-1 1.000000
- INFLASI-1 -54.90476
-2.04210 R_TABUNGAN-1 -36.98452
-1.4442700 NISTAB-1 5.863290
2.96518
Sumber: Lampiran 5 signifikan pada taraf nyata 5
Hasil estimasi jangka panjang pada model tabungan mudharabah menunjukkan bahwa variabel inflasi berpengaruh signifikan dan negatif pada taraf
5 persen. Rata-rata inflasi dari tahun 2002-2006 adalah 0.72 persen setiap bulannya. Jika inflasi meningkat misalnya dari 0.72 persen sampai 1.72 persen
maka tabungan mudharabah akan turun sebesar 54.90476 persen. Apabila terjadi kenaikan harga secara terus-menerus dan kenaikan pendapatan masyarakat tidak
sebesar persentase kenaikan inflasi maka masyarakat lebih memilih untuk menggunakan uangnya bagi keperluan konsumsi. Variabel bagi hasil tabungan
signifikan berpengaruh secara positif pada taraf 5 persen, apabila bagi hasil tabungan meningkat 1 persen maka tabungan mudharabah akan meningkat
sebesar 5.863290 persen. Pada jangka panjang masyarakat mempertimbangkan
besar-kecilnya suku bunga maupun bagi hasil yang diberikan oleh pihak bank, terbukti dari hasil estimasi yang menunjukkan bahwa ketika bagi hasil tabungan
meningkat maka tabungan mudharabah cenderung meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan pada bagi hasil tabungan akan menarik
masyarakat dalam menyimpan dananya pada BUS. Pada jangka panjang masyarakat lebih bersifat rasional dalam menempatkan dananya dengan memilih
bank yang akan memberikan return yang lebih besar. Model jangka panjang giro wadiah tidak diinterpretasikan karena pada
hasil estimasi jangka pendek kointegrasinya tidak signifikan. Kointegrasi yang tidak signifikan mencirikan bahwa tidak terdapat penyesuaian untuk jangka
panjang pada giro wadiah, artinya errornya tidak dapat mengoreksi kesalahan setiap bulannya.
Tabel 6.4.5. Persamaan Jangka Panjang Model Deposito Mudharabah
Sumber: Lampiran 5 signifikan pada taraf nyata 5
Model deposito mudharabah pada jangka panjang tabel 6.4.6 dipengaruhi signifikan pada taraf 5 persen secara negatif oleh inflasi. Artinya
setiap kenaikan inflasi sebesar 1 persen akan menurunkan deposito mudharabah sebesar 1.332582 persen, hal ini terjadi ketika inflasi meningkat maka harga-harga
disektor riil meningkat akibatnya masyarakat akan memilih menggunakan dananya untuk pemenuhan konsumsi dibanding menyimpan dananya. Suku bunga
JANGKA PANJANG Variabel Koefisien
T- statistic
LNRDEPOSITO_MUDHARABAH-1 1.000000
- INFLASI-1 -1.332582
-1.97688 R_SIMPANAN-1 -2.640816
-3.92144 NISDEP-1 0.891530
12.2671
simpanan berjangka mempengaruhi deposito mudharabah secara negatif. Apabila terjadi peningkatan suku bunga simpanan berjangka sebesar 1 persen maka akan
menurunkan deposito mudharabah sebesar 2.640816 persen. Variabel bagi hasil deposito signifikan mempengaruhi pada taraf 5 persen. Artinya, setiap kenaikan
bagi hasil deposito sebesar 1 persen akan meningkatkan deposito mudharabah sebesar 0.891530 persen. Pada jangka panjang masyarakat mempertimbangkan
besar-kecilnya suku bunga maupun bagi hasil yang diberikan oleh pihak bank, terbukti dari hasil estimasi yang menunjukkan bahwa ketika bagi hasil deposito
meningkat jumlah deposito mudharabah meningkat hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan return pada BUS menjadi faktor penentu besar-kecilnya
deposito pada BUS. Pada jangka panjang masyarakat lebih bersifat rasional dalam menempatkan dananya dengan memilih bank yang akan memberikan return yang
paling besar. Hasil estimasi persamaan jangka panjang pada kedua model diatas sesuai
dengan hipotesis penelitian. Artinya, sesuai dengan sifat masyarakat dalam menempatkan dananya di bank yaitu bersifat rasional. Besarnya return yang
diberikan oleh pihak bank akan mempengaruhi sikap masyarakat. Masyarakat lebih memilih untuk menempatkan dananya pada bank yang memberikan return
yang lebih besar dibandingkan dengan memperhatikan aspek religi. Masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah kaum muslim seharusnya menjadikan sistem non
ribawi sebagai salah satu faktor yang menyebabkan masyarakat lebih memilih untuk menempatkan dananya di BUS.
6.5. Impulse Response Function IRF