dapat dijelaskan bahwa seluruh variabel yang diestimasi dalam penelitian ini telah stasioner pada derajat yang sama, yaitu derajat integrasi satu I1.
Tabel 6.1.2. Uji Stasioneritas Pada First Difference Variabel
ADF statistic
Nilai kritis Mc Kinnon Keterangan 1
5 10
LNRDEP_MUDHARABAH -2.391
-2.611 -1.947
-1.612 Stasioner LNRTAB_MUDHARABAH
-2.803 -2.611
-1.947 -1.612 Stasioner
LNRGIRO_WADIAH -7.233 -2.610
-1.947 -1.612
Stasioner LNGDPR -4.210
-2.610 -1.947
-1.612 Stasioner
LNJII -5.832 -2.610
-1.947 -1.612
Stasioner INF -9.033
-2.611 -1.947
-1.612 Stasioner
NISDEP -3.525 -2.612
-1.947 -1.612
Stasioner NISTAB -9.399
-2.610 -1.947
-1.612 Stasioner
BONUS GIRO -2.492
-2.612 -1.947
-1.612 Stasioner
R_SIMPANAN -8.973 -2.611
-1.947 -1.612
Stasioner R_TABUNGAN -9.030
-2.611 -1.947
-1.612 Stasioner
Sumber: Lampiran 2
Catatan: dalam taraf nyata 5
6.2. Penentuan Lag Optimal
Penetapan lag optimal dalam metode VAR sangat penting untuk dilakukan karena variabel dependen merupakan variabel independen yang digunakan dalam
model. Penentuan lag optimal diawali dengan melakukan estimasi VAR guna melihat apakah model VAR tersebut stabil atau tidak. Hasil uji stabilitas dapat
dilihat pada Lampiran 3. Pada ketiga model yaitu tabungan mudharabah, giro wadiah dan deposito
mudharabah setelah dilakukan uji stabilitas VAR maka ketiganya stabil karena semua modulusnya tidak lebih dari satu. Setelah dilakukan uji stabilitas maka
dapat dilanjutkan dengan penetapan lag optimal. Lag optimal tersebut ditentukan berdasarkan nilai Schwarz Information Criteria SC yang paling kecil.
Berdasarkan Tabel 6.2.1 dapat dilihat bahwa pada model tabungan mudharabah
dan giro wadiah memiliki lag optimal satu, sedangkan pada model deposito mudharabah memiliki lag optimal dua. Hal ini diketahui dari perhitungan SC
terkecil dengan melihat tanda bintang . Tabel 6.2.1. Perhitungan Schwarz Information Criteria
Pada Model Tabungan Mudharabah
Pada Model Giro Wadiah
Pada Model Deposito Mudharabah
LAG SC LAG SC LAG SC 0 -10.336110
-10.965550 -9.0877650
1 -10.72362
1 -11.96663
1 -10.379090
2 -10.304960 2
-11.766600 2
-10.40122 3 -9.2591390
3 -10.744990
3 -9.5827810
4 -8.6660480
Sumber: Lampiran 3
6.3. Uji Kointegrasi
Kointegrasi merupakan hubungan antara variabel yang tidak stasioner pada jangka panjang. Semua variabel stasioner pada derajat satu I1, sehingga
semua variabel terintegrasi pada derajat yang sama. Uji Kointegrasi dilakukan dengan menggunakan Johansen Trace Statistic Test untuk mengetahui konsistensi
jangka panjang dari model analisis. Hubungan yang saling mempengaruhi dapat dilihat dari kointegrasi yang terjadi antarvariabel itu sendiri. Jika terdapat
kointegrasi antarvariabel, maka hubungan saling mempengaruhi berjalan secara menyeluruh dan informasi tersebar secara paralel Julaihah dan Insukindro, 2004.
Hasil uji kointegrasi menunjukkan bahwa pada ketiga model yaitu tabungan mudharabah, giro wadiah dan deposito mudharabah terdapat tiga
persamaan yang terkointegrasi pada taraf 5 persen. Jumlah persamaan yang terkointegrasi dapat diketahui dengan membandingkan nilai Trace Statistic
terhadap nilai critical value 5 persen. Apabila nilai Trace Statistic lebih besar
daripada nilai critical value 5 persen maka persamaan tersebut terkointegrasi. Nilai rank kointegrasi r menunjukkan lebih dari nol sehingga model yang
digunakan adalah model Vector Error Correction Model VECM. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 3.
6.4. Estimasi Model Vector Error Correction