II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Suku Bunga
Suku bunga merupakan pendapatan yang diberikan kepada nasabah sebagai imbalan akibat penggunaan uang nasabah sebagai modal oleh pihak bank
untuk kegiatan produktif. Suku bunga juga bisa diartikan sebagai biaya dari peminjaman atau sejumlah harga yang harus dibayarkan akibat dari meminjam
sejumlah dana tertentu Mishkin, 2001. Tingkat bunga adalah harga yang menghubungkan masa kini dan masa depan Mankiw, 2000. Pengertian tersebut
menjelaskan bahwa suku bunga dibagi menjadi dua macam yaitu tingkat bunga riil dan tingkat bunga nominal. Tingkat bunga nominal merupakan tingkat bunga
yang dibayarkan oleh pihak bank sedangkan tingkat bunga riil merupakan kenaikan dalam daya beli. Secara teori dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara kenaikan suku bunga dengan peningkatan keinginan masyarakat untuk menabung.
2.2. Konsep Simpanan
Keynes berpendapat bahwa besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga tidak tergantung dari tinggi rendahnya tingkat bunga melainkan tergantung
dari besarnya pendapatan rumah tangga itu sendiri. Semakin besar jumlah pendapatan yang diterima maka semakin besar jumlah uang yang akan
ditabungkan. Apabila jumlah pendapatan rumah tangga tidak mengalami perubahan maka perubahan yang cukup besar dalam tingkat bunga tidak akan
berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah tabungan. Artinya yang menjadi
penentu utama jumlah tabungan adalah pendapatan rumah tangga bukan tingkat bunga, hal ini bertentangan dengan ekonom klasik yang menyatakan bahwa
besarnya tabungan sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga. Menurut pandangan islam tabungan merupakan konsep yang bertujuan agar masyarakat tidak bersikap
boros dan berlebih-lebihan dalam menggunakan kekayaannya. Pemanfaatan tabungan dalam sistem ekonomi islam digunakan secara
efisien. Misalnya: DPK yang dihimpun oleh bank digunakan kembali sebagai dana pembiayaan di sektor riil. Hal ini bertujuan untuk membantu membiayai
produksi dan distribusi semua kebutuhan pokok masyarakat sebelum dana-dana itu dipersiapkan untuk tujuan-tujuan lain Chapra, 2000.
Simpanan atau Dana Pihak Ketiga DPK pada bank syariah terdiri dari: tabungan mudharabah, giro wadiah dan deposito mudharabah. Mudharabah
merupakan kesepakatan antara dua belah pihak dimana satu pihak sebagai shahib al-maal pemilik modal dan pihak lain sebagai mudharib pelaksana usaha yang
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, sedangkan wadiah merupakan titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki Karim, 2004.
Penempatan dana pada suatu bank oleh masyarakat didasarkan pada fasilitas yang akan diberikan oleh pihak bank. Kasus ini dapat dilihat dari perilaku
konsumen tersebut, menurut Firdaus 2004, perilaku konsumen dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Konsumen Emosional Konsumen emosional adalah konsumen yang melakukan transaksi dalam
industri perbankan syariah karena keyakinan dan ideologi yang dianutnya. Bunga
bank yang bersifat haram sehingga termasuk kategori riba, maka melakukan transaksi dengan bank konvensional adalah hal yang tidak diperbolehkan. Sifat
konsumen ini tidak memperhitungkan kualitas, pelayanan, ketepatan dan tingkat bagi hasil yang ditawarkan bank syariah. Hal yang penting adalah mematuhi
ajaran agama dan kepercayaan dengan tidak berpartisipasi dalam praktek riba. 2. Konsumen Rasional
Konsumen rasional adalah konsumen yang melakukan transaksi dalam industri perbankan syariah karena pemikiran rasionalitas dalam mencari
keuntungan yang lebih tinggi. Misalkan besarnya bagi hasil bank syariah lebih tinggi dibanding suku bunga yang diberikan oleh bank konvensional, maka
mereka akan mengalihkan dananya pada bank syariah, dan begitu pula sebaliknya.
2.3. Model Analisis 2.3.1. Model Metzler