Proses Pelatihan Gambaran Umum Perusahaan 1 Sejarah, Visi dan Misi Perusahaan

Karakteristik karyawan PT Unitex, Tbk terbagi atas tiga jenis yaitu karyawan tetap, karyawan kontrak dan karyawan harian. Karyawan di PT Unitex, Tbk berjumlah 863 orang baik karyawan tetap, kontrak maupun harian. Karyawan dibagi menjadi sebelas bagian dengan jumlah karyawan tiap bagian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rincian Pegawai

4.1.6. Proses Pelatihan

Pelatihan Kensushe merupakan pelatihan yang dilaksanakan di Jepang, merupakan jenis pelatihan formal dengan menggunakan off the job training. Pelatihan ini berlangsung selama satu tahun dengan menerapkan metode Apprenticeship karena karyawan mempelajari segala aspek dari pekerjaan dalam pelatihan ini yaitu segi pemeliharaan mesin, pengoperasian mesin dan manajemen dokumentasi. PT Unitex, Tbk telah melaksanakan pelatihan ini sejak tahun 1975. Jumlah peserta pelatihan sebanyak 212 dan semuanya dari bagian produksi. PT Unitex, Tbk mengadakan pelatihan bekerja sama dengan lembaga AOTS Association for Overseas Technical Scholarship . AOTS adalah sebuah wadah atau lembaga training perusahaan Jepang yang memiliki lokasi di luar negeri Jepang. Jadi secara otomatis perusahaan Indonesia yang berinduk atau pemegang saham terbesarnya orang Jepang, telah masuk dalam lembaga AOTS ini. Biaya training ini semua ditanggung oleh PT Unitika sebagai induk PT Unitex,Tbk. Adapun karyawan yang menjadi peserta pelatihan mendapatkan kompensasi antara lain gaji untuk keluarga di Indonesia, gaji untuk uang saku di Jepang, penginapan mess, sarana olahraga, liburan, dan Jenis Kelamin Bagian BK P Spi nn ing Weav ing dyei n g Ya rn Dye ing Tek n ich a l p rodu ct ion QC u til it y GA Keu ang an Pemasaran Tot al Laki-laki 13 140 288 61 36 18 22 53 56 5 8 700 Perempuan 5 27 84 5 0 2 16 2 14 2 6 163 Total 18 167 372 66 36 20 38 55 70 7 14 863 makan sekali dalam sehari di mess. Sistem pelatihan terbagi atas tiga waktu yaitu pra pelatihan 3 bulan sebelum pelatihan, peserta pelatihan diberi kursus bahasa Jepang pra pelatihan dilakukan di Tajur tepatnya di PT Unitex, Tbk. Pelatihan di Jepang dilakukan selama kurang lebih 12 bulan, 3 bulan peserta diberi materi bahasa Jepang, kebudayaan Jepang, pengenalan tempat-tempat di Jepang geografi dan materi manajemen. Setelah itu diteruskan dengan pelatihan di lapangan selama 9 bulan. Pelatihan selama 9 bulan ini langsung berhubungan dengan mesin-mesin produksi. Adapun teknik dasar mesin yang dipraktekan pada dasarnya mesinnya sama dengan yang dipunyai oleh PT Unitex, Tbk yaitu mesin-mesin sarashi, mesin finishing , mempelajari resep resin finishing dan laboratorium quality control . Mesin sarashi antara lain singeing, HPS, L-Box, I.P.B, N.P.B, mercerizing, reluxer dan F.C.T . Mesin finishing antara lain tamble dryer tamburu, shukuju, opening machine, IFT, sanforized, calender, haet setting dan sanding machine . Macam-macam resep resin finishing yang dipelajari antara lain resep water repellent, resep untuk proses calender, fusso hassui 1-3, soil release, plasma, resin finish 1-2, kimuo, kunsu finish, soft finish, softner finish, DP.finish, bouen flame proof, oil resistanse dan repelllent, water finish dan soft finish. Laboratorium quality control yang dipelajari antara lain test warna kain dengan di cuci sentaku kenrodo, tes warna kain dengan sinar dry taiko kenrodo, tes warna kain dengan digosok kering dry masatsu kenrodo, tes warna kain dengan keringat acid ase kenrodo acid, tes warna kain dengan keringat alkali ase kenrodo alkali, tes daya tahan luntur enso kenrodo, tes daya tahan kain terhadap sobek hikisaki, tes daya tahan terhadap tarikan hippari, tes daya tahan kain terhadap jahitan, dan tes daya susut kain. Semua peserta pelatihan, dilatih untuk bisa menguasai semua yang diajarkan pada pelatihan dengan tujuan jika ada rotasi kerja maka karyawan telah memahami semua jenis mesin dan dapat mengoperasikannya. Mesin di Jepang dan di Indonesia tidak berbeda, yang membedakan adalah perawatan, pemeliharaan, perbaikan mesin dan komputerisasi dokumen. Setelah pelatihan selesai, peserta kembali ke Indonesia dan membuat laporan pelatihan sebagai tindak lanjut pelatihan.

4.2. Karakteristik Responden