4.3. Evaluasi Pelatihan
4.3.1. Evaluasi Reaksi Evaluasi reaksi dilakukan untuk melihat respon karyawan terhadap
pelaksanaan pelatihan. Reaksi ini dilihat dari materi, instruktur, metode dan fasilitas pelatihan. Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui Tabel 3
bahwa persepsi responden positif terhadap semua indikator pelatihan. Hal ini ditunjukkan dengan persentase yang lebih besar pada nilai setuju dan
sangat setuju dibandingkan dengan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Nilai ini menunjukkan dari segi materi, instruktur, metode dan fasilitas dari
kualitas pelatihan Kensushe dapat dikatakan baik. Nilai keseluruhan dari indikator untuk melihat reaksi karyawan
terhadap materi pelatihan sudah cukup baik. Terlihat dari nilai indikator materi sebagian besar terletak pada persepsi setuju atau dengan kata lain
responden merasa puas dengan materi yang disajikan pada saat pelatihan yaitu sebesar 79,6. Mengenai sasaran pelatihan disampaikan secara jelas
di awal sesi pelatihan seluruh jawaban responden berada pada rank setuju dan sangat setuju. Hal ini berarti memang sasaran pelatihan disampaikan
secara jelas di awal sesi pelatihan. Untuk kesesuaian materi pelatihan dengan sasaran pelatihan hanya 1,3 atau satu orang saja yang menjawab
tidak setuju sedangkan sisanya sebesar 80,2 setuju dan 18,5 sangat setuju bahwa terdapat kesesuaian antara materi pelatihan dengan sasaran
pelatihan. Nilai tersebut dapat berarti adanya human error dari peserta pelatihan yang menjawab tidak setuju ini atau mungkin 1,3 ini tidak
terlalu mengerti dengan materi yang disampaikan. Hal ini dapat dilihat dari indikator-indikator lainnya pada penelitian ini. Keseluruhan jawaban
kesesuaian materi dengan pekerjaan bahwa sebagian besar yaitu 75,3 setuju dan 17,3 sangat setuju bahwa materi pelatihan sesuai dengan
pekerjaan. Namun ada 7,4 yang menyatakan tidak sesuai hal ini dapat dimungkinkan karena karakteristik responden yang berasal dari tujuh
bagian yang berbeda dengan deskripsi pekerjaan yang berbeda dari tiap bagian sehingga dari beberapa orang menyatakan ketidaksetujuan akan
kesesuaian materi dengan pekerjaan yang dijalaninya. Sebagian besar
responden setuju jika materi yang disampaikan mudah dipahami, namun ada 3,7 responden yang sulit memahami materi. Hal ini dapat disebabkan
oleh kondisi responden tersebut ketika menerima materi atau ada kesulitan dari segi bahasa mungkin responden kurang memahami bahasa Jepang
dengan baik. Nilai indikator instruktur juga paling besar berada pada nilai setuju
reponden puas dengan instruktur pelatihan yaitu sebesar 74 . Menurut sebagian besar responden yaitu 72,8 setuju dan 21 sangat setuju jika
instruktur pelatihan menguasai materi yang disampaikan. Sebesar 6,2 tidak setuju jika instruktur pelatihan menguasai materi yang disampaikan
hal ini dapat disebabkan ada kesulitan bahasa, dapat juga karena ada beberapa materi yang tidak sesuai pekerjaannya sehingga sulit dipahami.
Menurut sebagian besar responden instruktur pelatihan mendorong peserta untuk terlibat dalam pelaksanaan pelatihan yaitu dengan persentase 75,3
setuju dan 25,9 sangat setuju. Namun, sebanyak 6,2 tidak setuju, kemungkinan karena sikap pasif dari peserta pelatihan. Mayoritas
responden memberikan jawaban positif bahwa instruktur pelatihan memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya yaitu 72,8 setuju
dan 25,9 sangat setuju, sedangkan 1,3 tidak setuju. Hal ini dapat terjadi jika terjadi kesalahpahaman dari peserta minoritas, ketidakatifan peserta
minoritas sehingga tidak bertanya namun harus ditanya. Instruktur pelatihan menjawab pertanyaan dengan jelas menurut sebagian besar setuju 75,3
dan sangat setuju 21. Responden yang menjawab tidak setuju sebesar 3,7 hal ini dapat disebabkan responden kurang mengerti materi atau
karena bahasa yang agak sulit dimengerti. Nilai indikator metode secara keseluruhan berada paling besar pada
nilai setuju responden puas terhadap penyajian metode pelatihan dengan nilai sebesar 81,6 . Menurut responden telah sesuai dengan sasaran
pelatihan namun 2,5 tidak setuju dengan pernyataan setuju. Responden yang menjawab tidak setuju dikarenakan tidak terlalu mengerti dengan
metode yang dijalankan karena sebelumnya tidak ada penjelasan mengenai metode yang dijalankan. Metode pelatihan menurut sebagian responden
membantu memahami materi namun sebesar 8,7 tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Kemungkinan responden terikat dengan kesulitan
bahasa, pekerjaan sebelumnya tidak sesuai dengan materi, tidak mengerti dengan metode yang dijalankan, atau memang metode pelatihan agak tidak
sesuai dengan materi bagi sebagian orang yang sulit mengerti materi. Sebagian besar peserta pelatihan yang menganggap metode pelatihan sesuai
dengan jumlah peserta. Tetapi 1,2 sangat tidak setuju dan 16 tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini dapat dikarenakan metode tidak
sesuai dengan jumlah peserta, atau metode sesuai dengan jumlah peserta namun instrukturnya yang tidak sesuai dengan jumlah peserta sehingga
peserta menganggap metode tidak sesuai dengan jumlah peserta. Dapat juga dikarenakan jumlah pekerjaan yang harus dikuasai peserta terlalu banyak
namun dengan waktu yang relatif singkat, sehingga sebagian peserta agak keberatan.
Indikator fasilitas juga demikian, dimana nilai terbesar jawaban dari responden adalah setuju terhadap fasilitas pelatihan yaitu dengan nilai
71,3 . Hal ini menandakan bahwa pelaksanaan pelatihan sudah bagus dilihat dari media pelatihan yang digunakan, perlengkapan pelatihan,
kondisi dan suasana tempat serta fasilitas secara keseluruhan sudah memuaskan peserta. Namun ada beberapa yang tidak setuju jika media yang
digunakan dapat membantu memahami materi pelatihan sehingga pelatihan seharusnya harus ditingkatkan dan pentingnya penggunaan media lebih
diperjelas kepada peserta pelatihan. Seluruh indikator menjelaskan sebagian besar pelatihan sudah mendapat respon positif dari karyawan. Dilihat dari
jawaban responden bahwa bagi responden yang urutan dari paling baik memuaskan dari indikator reaksi adalah instruktur, materi, fasilitas, dan
terakhir metode pelatihan. Nilai setiap indikator reaksi memang sebagian besar terletak pada
jawaban setuju puas, namun masih ada jawaban yang sangat tidak setuju dan tidak setuju. Nilai sangat tidak setuju dan tidak setuju menandakan
bahwa ada beberapa responden yang tidak puas terhadap indikator-indikator pelatihan, sehingga perlu ada perbaikan dari setiap kelemahan indikator.
Perbaikan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai kepuasan responden peserta pelatihan terhadap pelaksanaan pelatihan, sehingga pelatihan yang
diikuti akan lebih mengena di hati karyawan. Tabel 3. Persepsi Responden Terhadap Reaksi Pelatihan
Indikator Pertanyaan Tanggapan
Responden STS TS
S SS
N N N N
Materi Sasaran pelatihan
disampaikan secara jelas di awal sesi pelatihan
0 0 0 0 67 82,7 14 17,3
Materi pelatihan sesuai dengan sasaran pelatihan
0 0 1 1,3 65 80,2 15 18,5 Materi pelatihan sesuai dengan
pekerjaan yang saya jalani 0 0 6 7,4 61 75,3 14 17,3
Materi pelatihan yang disampaikan mudah dipahami
0 0 3 3,7 65 80,2 13 16,1 Total 0
10 3,1
258 79,6
56 17,3
Instruktur Instruktur pelatihan menguasaii
materi yang disampaikan 0 0 5 6,2 59 72,8 17 21
Instruktur pelatihan mendorong peserta untuk terlibat dalam
pelaksanaan pelatihan 0 0 5 6,2 61 75,3 15 18,5
Instruktur pelatihan memberikan kesempatan kepada peserta untuk
bertanya 0 0 1 1,3 59 72,8 21 25,9
Instruktur pelatihan menjawab pertanyaan dengan jelas
0 0 3 3,7 61 75,3 17 21 Total 0
13 4
240 74
70 22
Metode Metode penyampaian pelatihan
sesuai dengan sasaran 0 0 2 2,5 70 86,4 9 11,1
Metode pelatihan membantu memahami materi
0 0 7 8,7 68 84 6 7,4 Metode pelatihan yang digunakan
sesuai dengan jumlah peserta 1
1,2 13 16 60 74,1 7 8,6
Total 1 0,4
22 9
198 81,6
22 9
Fasilitas Media pelatihan yang digunakan
membantu dalam memahami materi pelatihan
1 1,2 3 3,7 57 70,4 20 24.7
Perlengkapan pelatihan semua tersedia
0 0 8 9,9 52 64,2 21 25,9 Fasilitas pelatihan untuk peserta
memuaskan 0 0 9 11,1 57 70,4 15 18,5
Kondisi dan suasana tempat pelatihan membantu memahami
materi 0 0 4 4,9 65 80,2 12 14,8
Total 1 0,3
24 7,4
231 71,3
68 21
4.3.2. Evaluasi Perilaku, Pembelajaran dan Hasil Evaluasi pelatihan juga terlihat pada jawaban responden mengenai
perilaku Tabel 4, pembelajaran Tabel 5 dan hasil Tabel 6. Perilaku menurut responden Tabel 4 mengalami peningkatan sebelum pelatihan
dengan sesudah pelatihan. Hal ini menandakan dari segi perilaku datang tepat waktu, membantu rekan kerja yang kesulitan, memiliki inisiatif dalam
bekerja, dan tidak membuang waktu dengan pekerjaan yang sia-sia pelatihan memacu perbaikan perilaku. Perbedaan budaya kerja di Indonesia
dan di Jepang membuat karyawan lebih termotivasi untuk memperbaiki perilaku dalam bekerja.
Tabel 4. Indikator Evaluasi Perilaku
Sebelum Pelatihan Indikator
Setelah Pelatihan Sangat
Tidak setuju
Tidak setuju
Setuju Sangat setuju
Sangat tidak
setuju Tidak
setuju Setuju Sangat
setuju Perilaku
0 1,2 70,4
28,4 A
1,2 0 51,9
46,9 1,2 6,2 79 13,6
B 2,5 2,5 63 32,1
1,2 6,2 74,1 18,5
C 2,5 0 59,3
38,3 0 4,9
77,8 17,3 D
1,2 1,2
56,8 40,7
0,6 4,6 75,3 19,5 Total 1,9 0,9
57,7 39,5
A= Tepat waktu di tempat kerja B = membantu rekan kerja yang bermasalah dengan pekerjaaan
C = memiliki inisiatif tinggi dalam bekerja D = tidak membuang-buang waktu kerja dengan pekerjaan yang sia-sia.
Pembelajaran juga mengalami peningkatan Tabel 5 seperti halnya pada indikator perilaku. Responden merasa ada peningkatan dalam hal
pengoperasian mesin yang baik, pemahaman pedoman mengoperasikan mesin yang aman dan pemeliharan mesin yang baik. Hal ini dapat
dikarenakan sebelum pelatihan karyawan hanya mengoperasikan mesin menurut kebutuhan dan tidak mengetahui cara pemeliharan mesin yang
seharusnya. Karyawan dalam mengikuti pelatihan ini harus dapat menguasai semua jenis mesin. Hal ini menyebabkan adanya penambahan
keterampilan kerja dasar karyawan. Perusahaan menekan agar karyawan menguasai berbagai mesin agar pada saat ada rotasi kerja di PT Unitex, Tbk
karyawan siap ditempatkan dimana saja.
Tabel 5. Indikator Evaluasi Pembelajaran
Sebelum Pelatihan Indikator
Setelah Pelatihan Sangat
tidak setuju
Tidak setuju
Setuju Sangat setuju
Sangat tidak
setuju Tidak
setuju Setuju Sangat
setuju Pembelajaran
1,2 8,6 79 11,1 E
2,5 2,5 59,3
35,8 0 7,4
80,2 12,3
F 1,2
3,7 60,5
34,6 1,2 12,3 76,5 9,9
G 2,5 0 64,2
33,3 0,8 9,5 78,6
11,1 Total 2 2 62 34
E = mampu mengoperasikan teknik kerja mesin dengan baik. F= memahami peraturan dan pedoman pengoperasian mesin yang aman.
G = mengetahui cara pemeliharaan mesin dengan baik.
Indikator hasil yang tidak dapat diukur pada penelitian ini sesudah pelatihan pun mengalami peningkatan seperti pada Tabel 6. Secara umum
dapat dikatakan responden merasa ada peningkatan baik dari perilaku, pembelajaran dan hasil sebelum dengan sesudah pelatihan. Hal ini
mengindikasikan bahwa pelatihan memacu motivasi dan perbaikan dari segi perilaku, pengetahuan, dan kinerja karyawan. Sudah seharusnya dengan
kenaikan indikator-indikator ini menjadikan prestasi kerja meningkat. Perusahaan mendapat keuntungan dari pelatihan ini dengan perbaikan
perilaku, pembelajaran dan hasil baik yang dapat diukur maupun tidak dapat diukur. Hasil dari peningkatan ke empat indikator ini, sejalan dengan
penelitian Aristyanti 2005 pada pelatihan forklitf reach hand truck yang dilaksanakan PT ICI Paints Indonesia.
Tabel 6. Indikator Evaluasi Hasil
Sebelum Pelatihan Indikator
Setelah Pelatihan Sangat
tidak setuju
Tidak setuju
Setuju Sangat setuju
Sangat tidak
setuju Tidak
setuju Setuju Sangat
setuju Hasil
1,2 8,6 79 11,1 H
2,5 0 64,2 33,3
1,2 6,2 85,2 7,4 I
2,5 1,2 66,7
29,6 0 11,1
81,5 7,4 J
2,5 1,2 72,8
23,5 1,2 4,9
82,777 11,1
K 1,2 3,7
61,7 33,3
0 4,9 82,7
12,3 L
1,2 3,7
60,5 34,6
1,2 9,9 81,555
7,4 M
2,5 2,5 70,4
24,7 0,8 7,6 82,1 9,5 Total
2 2 66 30 H = Kualitas pekerjaan sesuai standar
I = Menyelesaikan tugas tepat waktu J = Jumlah hasil kerja sesuai target
K = Dapat bekerja sama dengan rekan kerja satu bagian L = Mampu berkomunikasi dengan baik dengan rekan satu bagian
M = Memiliki kemampuan manajerial membuat keputusan, memimpin
Hubungan reaksi terhadap perilaku, pembelajaran dan hasil dijelaskan dengan uji peringkat Spearman. Hasil dari uji peringkat
Spearman Tabel 7 probabilitas Spearman semuanya 0,00 lebih kecil dari
nilai alpha 0,10 yang menunjukkan adanya korelasi antara reaksi peserta terhadap materi pelatihan, instruktur pelatihan, metode pelatihan dan
fasilitas pelatihan. Namun, korelasi paling tinggi tingkat kepentingannya terjadi antara fasilitas terhadap reaksi dengan nilai sebesar 0,894. Korelasi
tertinggi kedua antara instruktur terhadap reaksi dengan nilai korelasi 0,851. Nilai korelasi materi terhadap reaksi sebesar 0,734 menunjukkan tingkat
kepentingan yang kurang tinggi hubungan reaksi dengan materi pelatihan. Nilai korelasi yang paling rendah terjadi pada metode pelatihan terhadap
reaksi dengan nilai 0,679. Hal ini menunjukkan bahwa metode pelatihan dibandingkan dengan indikator lain adalah yang paling rendah tingkat
kepentingannya menurut responden. Penjelasan di atas dapat mengindikasikan bahwa karyawan pertama
kali tertarik dan pertama kali menilai kualitas pelatihan adalah dari sesuatu yang langsung dapat terlihat yaitu fasilitas dan instruktur. Indikator yang
hanya dapat dirasakan materi dan metode menjadi tingkat kepentingan yang lebih rendah daripada yang langsung terlihat. Reaksi karyawan
terhadap pelaksanaan pelatihan secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi peningkatan perilaku, pembelaran dan hasil. Fasilitas dan
instruktur dengan tingkat kepentingan yang tinggi namun jawaban responden masih ada yang kurang puas terhadap fasilitas dan instruktur,
sehingga peningkatan terhadap perilaku, pembelajaran dan hasil tidak terlalu signifikan. Jika dilihat dari hasil uji peringkat Spearman bahwa jika
indikator fasilitas, instruktur, materi, dan metode ditingkatkan maka akan meningkatkan respon peserta yang dapat menyebabkan peningkatan yang
signifikan terhadap perilaku, pembelajaran dan hasil. Hasil uji peringkat Spearman
ini sejalan dengan hasil pada penelitian Aristyanti 2005 pada pelatihan forklitf reach hand truck yang dilaksanakan PT ICI Paints
Indonesia, dimana nilai koefisien korelasi terbesar dengan reaksi adalah terhadap fasilitas 0,890, kedua terhadap instruktur 0,859, lalu terhadap
materi 0,850 dan terakhir terhadap metode 0,838. Tabel 7. Hasil Uji Peringkat Spearman Reaksi Pelatihan
no Indikator Koefisien korelasi peringkat Spearman terhadap reaksi
Probabilitas 1 Fasilitas 0,894
0,00 2 Instruktur 0,851
0,00 3 Materi
0,734 0,00
4 Metode 0,679 0,00
4.4. Prestasi Kerja Karyawan