52
C. Kombinasi Pre Cooling dan Pulsing
Berdasarkan hasil yang telah didapat pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka dalam penelitian lanjutan ini akan dilakukan kombinasi dua
perlakuan terbaik dari pre cooling maupun pulsing. Oleh karena itu dalam penelitian lanjutan ini dilakukan kombinasi perlakuan pre cooling selama 4
menit dan pulsing dengan komposisi larutan 10 sukrosa + 500 ppm AgNO
3
+ 150 ppm asam sitrat dengan waktu pulsing selama 60 menit. Kemudian bunga disimpan dalam 3 perlakuan suhu yaitu suhu 10
o
C, suhu 20
o
C dan suhu ruang.
1. Persentase Bunga Layu Dari hasil analisis keragaman persentase bunga layu diperoleh bahwa
faktor suhu berpengaruh sangat nyata terhadap persentase tingkat kelayuan bunga potong, sedangkan faktor kombinasi perlakuan hanya berpengaruh
nyata. Kisaran rata-rata persentase bunga layu adalah 41.37 – 58.41 . Tabel 23. Persentase Bunga Layu Selama Penyimpanan
setelah perlakuan pre cooling + pulsing
Perlakuan Bunga Layu
10
o
C 20
o
C Ruang
Pre cooling + Pulsing 47.59 47.30
49.45 Non Pre cooling + Pulsing 41.37
47.59 58.67
Pre cooling + Non Pulsing 49.45 50.31 57.27 Non Pre cooling + Non Pulsing
50.24 52.92
58.41 Keterangan:
Pre cooling = 4
menit Pulsing
= 10 sukrosa + 500 ppm AgNO
3
+ 150 ppm asam sitrat selama 60 menit
Tabel 24. Hasil uji Duncan suhu dalam pre cooling + pulsing terhadap persentase bunga layu
Suhu Rata-rata
Signifikasi 10
o
C 47.161 B 20
o
C 49.525 B Ruang 55.948
A
Dari uji lanjut wilayah berganda Duncan pada faktor suhu diperoleh bahwa suhu 10
o
C dan suhu 20
o
C berbeda nyata dengan suhu ruang. Rata- rata persentase bunga layu pada suhu 10
o
C sebesar 47.161 , kemudian pada suhu 20
o
C diperoleh 49.525 , dan pada suhu ruang adalah 55.948
53 . Hal ini berarti bahwa pada suhu rendah bunga mengalami persentase
bunga layu lebih kecil dibandingkan dengan suhu ruang sehingga dapat memperpanjang masa kesegarannya. Sama dengan yangdiperoleh pada
penelitian sebelumnya. Tabel 25. Hasil uji Duncan jenis perlakuan dalam pre cooling + pulsing
terhadap persentase bunga layu
Suhu Rata-rata
Signifikasi Pre cooling + Pulsing
48.110 B Non Pre cooling + Pulsing
49.208 B Pre cooling + Non Pulsing
52.340 A B
Non Pre cooling + Non Pulsing 53.853 A
Dari uji lanjut wilayah berganda Duncan diperoleh bahwa kombinasi perlakuan Pre cooling + Pulsing dan Non Pre cooling + Pulsing tidak
berbeda nyata satu dengan yang lainnya, namun berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan Pre cooling + Non Pulsing dan Non Pre cooling +
Non Pulsing. Perlakuan kombinasi pre cooling 4 menit dan pulsing dalam larutan 10 sukrosa + 500 ppm AgNO
3
+ 150 ppm asam sitrat selama 60 menit Pre cooling + Pulsing memberikan hasil rata-rata persentase
bunga layu paling kecil yaitu 48.11 Hal ini berarti bahwa pada perlakuan ini kebutuhan bunga akan energi untuk melakukan respirasi dan aktivitas
metabolisme hidup lainnya sudah tercukupi. Hal ini terlihat jelas pada grafik perubahan parameter mutu bunga untuk parameter bunga layu,
dimana pada perlakuan tersebut mampu meningkatkan umur bunga dari 12.75 hari kontrol menjadi 13.5 hari.
54
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
Pre cooling + Pulsing
Non Pre cooling +
Pulsing Pre cooling
+ Non Pulsing
Non Pre cooling +
Non Pulsing Kombinasi
B un
ga L
ayu T 10
T 20 T ruang
Gambar 17. Histogram persentase bunga layu selama penyimpanan setelah perlakuan pre cooling + pulsing
2. Jumlah Larutan Terserap Bunga Potong Analisis keragaman terhadap penyerapan larutan menunjukkan bahwa
faktor suhu tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah larutan terserap bunga potong. Sedangkan untuk kombinasi perlakuan berpengaruh sangat
nyata terhadap jumlah larutan terserap bunga potong tersebut. Kisaran rata-rata penyerapan larutan adalah 5.3 – 10.15 mlbatang.
Tabel 26. Jumlah Larutan Terserap Selama Penyimpanan setelah perlakuan pre cooling + pulsing
Perlakuan Jumlah Larutan Terserap
mlbatang 10
o
C 20
o
C Ruang
Pre cooling + Pulsing 10.9
7.8 8.8
Non Pre cooling + Pulsing 8.55 7.15 10.15
Pre cooling + Non Pulsing 6.1 5.3 5.05 Non Pre cooling + Non Pulsing
7.6 6.15
5.9 Keterangan:
Pre cooling = 4
menit Pulsing
= 10 sukrosa + 500 ppm AgNO
3
+ 150 ppm asam sitrat selama 60 menit
55 Tabel 27. Hasil uji Duncan suhu dalam pre cooling + pulsing
terhadap jumlah larutan terserap
Suhu Rata-rata
Signifikasi 20
o
C 6.6000 B
Ruang 7.4750
A B 10
o
C 8.2875 A
Dari hasil uji lanjut wilayah berganda Duncan diperoleh bahwa suhu 10
o
C tidak berbeda nyata dengan suhu ruang, namun berbeda nyata dengan suhu 20
o
C. Rata-rata penyerapan larutan yang dihasilkan pada suhu 10
o
C adalah 8.2875 mlbatang, kemudian untuk suhu ruang menghasilkan rata-
rata penyerapan larutan sebanyak 7.475 mlbatang dan pada suhu 20
o
C rata-rata penyerapan larutan yang dihasilkan adalah 6.6 mlbatang.
Tabel 28. Hasil uji Duncan jenis perlakuan dalam pre cooling + pulsing terhadap jumlah larutan terserap
Suhu Rata-rata
Signifikasi Pre cooling + Pulsing 9.1667 A
Pre cooling + Non Pulsing 8.6167 A
Non Pre cooling + Pulsing 6.5500 B
Non Pre cooling + Non Pulsing 5.8433 B
Dilihat dari uji lanjut wilayah berganda Duncan pada faktor kombinasi perlakuan menunjukkan bahwa perlakuan Pre cooling + Pulsing dan Pre
cooling + Non Pulsing tidak menunjukkan perbedaan yang nyata satu dengan yang lainnya, namun berbeda nyata dengan Non Pre cooling +
Pulsing dan Non Pre cooling + Non Pulsing. Rata-rata penyerapan larutan dengan perlakuan Pre cooling + Pulsing adalah 9.1667 mlbatang,
sekaligus merupakan penyerapan larutan yang paling baik, pada perlakuan Pre cooling + Non Pulsing menghasilkan rata-rata penyerapan larutan
sebesar 8.6167 mlbatang, Non Pre cooling + Pulsing rata-rata penyerapan larutannya sebesar 6.55 mlbatang, dan perlakuan Non Pre cooling + Non
Pulsing kontrol menghasilkan rata-rata penyerapan larutan sebesar 5.8433 mlbatang. Hal ini berarti bahwa penambahan larutan pulsing pada
bunga dapat menyerap larutan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang tanpa perlakuan pulsing sehingga kegiatan respirasi dan metabolisme
bunga dapat berlangsung lebih lama.
56
0.0 2.0
4.0 6.0
8.0 10.0
12.0
P re cooling + P ulsing
Non Pre cooling +
Pulsing Pre cooling
+ Non P ulsing
Non Pre cooling +
Non P ulsing Kombinasi
La ru
tan Ter
ser ap
m lb
atan g
T 10 T 20
T Ruang
Gambar 18. Histogram rata-rata jumlah larutan terserap selama penyimpanan setelah perlakuan pre cooling + pulsing
3. Tingkat Pencoklatan Dari hasil analisis keragaman tingkat pencoklatan menunjukkan bahwa
kombinasi perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat pencoklatan. Sedangkan suhu berpengaruh sangat nyata terhadap tingkat
pencoklatan bunga potong. Kisaran rata-rata persentase pencoklatan adalah 49.84 – 61.14 .
Tabel 29. Persetase Pencoklatan Selama Penyimpanan setelah perlakuan pre cooling + pulsing
Perlakuan Browning
10
o
C 20
o
C Ruang
Pre cooling + Pulsing 51.72
52.24 56.49
Non Pre cooling + Pulsing 49.84
51.91 60.71
Pre cooling + Non Pulsing 54.52
55.23 59.65
Non Pre cooling + Non Pulsing 55.91
56.31 61.14
Keterangan: Pre cooling =
4 menit
Pulsing = 10 sukrosa + 500 ppm AgNO
3
+ 150 ppm asam sitrat selama 60 menit
57 Tabel 30. Hasil uji Duncan suhu dalam pre cooling + pulsing
terhadap persentase pencoklatan
Suhu Rata-rata
Signifikasi 10
o
C 52.995 B 20
o
C 53.921 B Ruang 59.496
A
Uji lanjut wilayah berganda Duncan pada taraf faktor suhu menunjukkan bahwa suhu ruang berbeda nyata dengan suhu 20
o
C dan suhu 10
o
C. Rata-rata persentase tingkat pencoklatan browning pada suhu ruang adalah 59.496 kemudian pada suhu 20
o
C rata-rata tingkat pencoklatannya adalah 53.921 dan rata-rata tingkat pencoklatan pada
suhu 10
o
C adalah 52.995 . Tabel 31. Hasil uji Duncan jenis perlakuan dalam pre cooling + pulsing
terhadap tingkat pencoklatan browning
Suhu Rata-rata
Signifikasi Pre cooling + Pulsing
53.483 B Non Pre cooling + Pulsing
54.152 A B
Pre cooling + Non Pulsing 56.467
A B Non Pre cooling + Non Pulsing 57.782
A
Selanjutnya uji lanjut wilayah berganda Duncan pada faktor kombinasi perlakuan diperoleh bahwa perlakuan Non Pre cooling + Non Pulsing,
Pre cooling + Non Pulsing, serta Non Pre cooling + Pulsing tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, namun ketiganya berbeda nyata
dengan Pre cooling + Pulsing. Rata-rata persentase peningkatan
pencoklatan dengan perlakuan Non Pre cooling + Non Pulsing adalah 57.782 , sekaligus merupakan persentase pencoklatan yang paling tinggi,
kemudian 56.467 untuk jenis perlakuan Pre cooling + Non Pulsing, 54.152 untuk Non Pre cooling + Pulsing dan 53.483 untuk Pre
cooling + Pulsing. Sehingga kombinasi perlakuan Pre cooling + Pulsing merupakan kombinasi perlakuan terbaik karena menghasilkan persentase
tingkat pencoklatan yang paling rendah.
58
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
Pre cooling + Pulsing
Non Pre cooling +
Pulsing Pre cooling
+ Non Pulsing
Non Pre cooling +
Non Pulsing
Kombinasi Br
ow ni
ng
T 10 T 20
T Ruang
Gambar 19. Histogram persentase tingkat pencoklatan selama penyimpanan setelah perlakuan pre cooling + pulsing
Dari semua parameter yang diamati dapat dibuat rekapitulasi yang menunjukkan perlakuan yang terbaik. Untuk kombinasi perlakuan
diperoleh pre cooling + pulsing yang merupakan kombinasi perlakuan terbaik karena mampu menghasilkan umur bunga 15 hari sedangkan
kontrol hanya 12.25 hari. Dan untuk suhu penyimpanan didapat suhu 10
o
C merupakan suhu penyimpanan terbaik karena sudah di dapat pada
penelitian sebelumnya Semua perlakuan tersebut adalah yang terbaik berdasarkan parameter persentase bunga layu, jumlah larutan terserap, dan
persentase tingkat pencoklatan. Perlakuan ini memberikan hasil terbaik seperti yang telah dibahas sebelumnya.
59
10 20
30 40
50 60
3 6
9 12
15
Hari ke- B
u nga
La y
u
PC + PULS PC + PULS
PC + PULS PC + PULS
4 8
12 16
20
3 6
9 12
15
Hari ke- J
u m
lah L
a ru
ta n
T e
rs erap
m l
ba ta
ng
PC + PULS PC + PULS
PC+ PULS PC+ PULS
10 20
30 40
50 60
3 6
9 12
15
Hari ke- B
row ni
ng
PC + PULS PC + PULS
PC+ PULS PC+ PULS
Gambar 20a Grafik Perubahan Parameter bunga potong selama penyimpanan pada suhu 10
o
C setelah perlakuan pre cooling + pulsing
60
10 20
30 40
50 60
3 6
9 12
15
Hari ke- B
u n
g a L
ayu
PC + PULS PC + PULS
PC+ PULS PC+ PULS
5 10
15 20
25
3 6
9 12
15
Hari ke- J
u m
la h
La ru
ta n Te
rs e
ra p
m l
ba ta
ng
PC + PULS PC + PULS
PC+ PULS PC+ PULS
10 20
30 40
50 60
70
3 6
9 12
15
Hari ke- B
row n
ing
PC + PULS PC + PULS
PC+ PULS PC+ PULS
Gambar 20b Grafik Perubahan Parameter bunga potong selama penyimpanan pada suhu 20
o
C setelah perlakuan pre cooling + pulsing
61
10 20
30 40
50 60
70
3 6
9 12
15
Hari ke- B
u n
g a L
ayu
PC + PULS PC + PULS
PC+ PULS PC+ PULS
5 10
15 20
25
3 6
9 12
15
Hari ke- Ju
m lah
L ar
u tan
T er
ser a
p
m l
ba ta
ng
PC + PULS PC + PULS
PC+ PULS PC+ PULS
10 20
30 40
50 60
70
3 6
9 12
15
Hari ke- B
ro w
ni ng
PC + PULS PC + PULS
PC+ PULS PC+ PULS
Gambar 20a Grafik Perubahan Parameter bunga potong selama penyimpanan pada suhu Ruang setelah perlakuan pre cooling + pulsing
62
D. Analisis Biaya