Bunga Potong Penanganan Pasca Panen Bunga Potong

10

B. Bunga Potong

Bunga potong adalah bunga yang dimanfaatkan sebagai bahan rangkaian bunga untuk berbagai keperluan dalam daur hidup manusia, mulai dari kelahiran, pernikahan, sampai kematian. Bunga potong diproduksi dari dalam rumah kaca, ruang tertutup, serta lahan terbuka dimana hasil yang diperoleh ada yang sama namun ada juga yang berbeda Edmond et al., 1975. Rumah kaca memproduksi bunga potong mawar, krisan, anyelir, anggrek, dan snapdragon. Kemudian ruang tertutup memproduksi bunga potong aster dan krisan. Sedangkan dari lahan terbuka dihasilkan aster, krisan, gladiol, dan gerbera. Bunga potong disamping memiliki nilai keindahan yang dapat dinikmati, juga mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Oleh karena itu, harus dipenuhi syarat-syarat bunga Rismunandar, 1991: 1. Berwarna indah, bersih dan mulus, tidak bernoda dan baunya tidak terlalu menyengat. 2. Mempunyai daya tahan yang lama setelah dipotong. 3. Tangkai bunga cukup panjang dan kuat. 4. Tidak mudah rusak dalam proses pengepakan. 5. Dihasilkan oleh tanaman yang subur, mudah berbunga dan tanpa mengenal musim. Kemudian untuk memperoleh kualitas bunga potong yang baik sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi, diperlukan waktu pemotongan bunga yang tepat yang dapat dilihat baik dari kondisi fisik bunga maupun saat pemotongannya. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai banyak jenis bunga yang dihasilkan yang bila dimanfaatkan secara maksimal mempunyai nilai jual yang tinggi. Beberapa diantaranya adalah dari jenis anggrek, mawar, gerbera, gladiol, krisan, dan anyelir. 11

C. Penanganan Pasca Panen Bunga Potong

Bunga segar setelah dipotong dari tangkainya masih melangsungkan proses kehidupan Nelson, 1981. Bunga masih melakukan proses respirasi untuk menghasilkan energi yang akan digunakan untuk proses metabolisme bunga. Beberapa faktor yang dapat menurunkan kualitas bunga segar yaitu : 1. Ketidakmampuan stem batang untuk mengabsorpsi air oleh karena adanya hambatan dari bakteri, jamur atau mikroorganisme yang lain. 2. Kandungan karbohidratnya rendah sehingga kurang memadai untuk mendukung respirasi. 3. Mengalami terlalu banyak kehilangan air karena suhu lingkungan yang tinggi. 4. Gas etilen yang dihasilkan oleh jaringan rusak. 5. Terkena penyakit atau serangga. Penanganan pasca panen bunga potong pada umumnya meliputi pemetikan, pembersihan, pengawetan, penyimpanan pengepakan atau pengemasan, dan pengangkutan. Menurut Yayasan Bunga Nusantara dan Dirjen Pertanian Tanaman Pangan 1987 penanganan pasca panen bunga potong bertujuan untuk memperkecil respirasi, mencegah luka atau infeksi, memperkecil transiprasi, memeliara estetika, dan memperoleh harga jual yang tinggi. Menurut Sjaifullah dan Sunarmani 1997 faktor yang mempengaruhi pasca panen bunga potong adalah tingkat ketuaan bunga, suhu, pasokan air dan makanan, etilen, kerusakan mekanis, dan penyakit. Penggunaan zat pengawet untuk memperpanjang umur bunga potong dapat diterapkan, zat tersebut berfungsi sebagai penyedia gula karbohidrat, penghambat pertumbuhan mikroba yang dapat menyumbat lubang batang, dan senyawa pengasam Acidifying agent. Halevy dan Mayak 1981 mengatakan bahwa zat pengawet yang digunakan pada empat macam perlakuan yaitu conditioning, pulsing, pembukaan kuncup dan holding. Conditioning digunakan untuk mengembalikan ukuran bunga setelah mengalami kekurangan air selama di perjalanan dengan cara merendam dalam air. Pulsing merupakan perlakuan dalam jangka waktu yang pendek sebelum pengiriman, 12 dimana pulsing mempunyai efek dapat memperpanjang umur bunga shelf life walaupun hanya direndam dalam air. Komposisi larutan pulsing tertentu telah dikembangkan untuk berbagai bunga dan berbagai kultivar. Lamanya waktu, suhu dan pencahayaan selama pulsing sangat penting agar diperoleh hasil yang optimal. Sedangkan holding adalah pengawetan dengan penambahan larutan pengawet namun dengan konsentrasi sukrosa yang lebih kecil dari pulsing dan dalam waktu yang lebih lama. Selain penambahan larutan pengawet, penyimpanan pada suhu tertentu juga dapat memperpanjang masa kesegaran bunga sehingga kualitas bunga tetap terjaga. Menurut Corbineau 1988 pendinginan bertujuan mengurangi kehilangan air, mengurangi infeksi bakteri dan jamur, mencegah proses perubahan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan kelayuan bunga, memelihara kualitas bunga, dan meningkatkan umur simpan bunga. Kemudian pre cooling diperlukan untuk menurunkan suhu lapang sehingga bunga tidak cepat layu dan lemas.

D. Larutan Pengawet Pulsing