Penelitian I HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Mutu bunga potong dapat dilihat dari penampilan fisiknya. Penampilan fisik itu diantaranya adalah tingkat kelayuan, daya serap larutan pengawet pulsing, dan tingkat pencoklatan browning bunga sehingga nantinya dapat ditentukan berapa lama masa simpan self life yang terbaik untuk masing-masing penelitian. Pada penelitian ini pengamatan dilakukan terhadap parameter mutu tersebut. Hasil pengamatan kemudian dibandingkan dengan kontrol, yaitu perlakuan tanpa dikenakan perlakuan pra penyimpanan, tanpa menggunakan larutan pulsing atau hanya menggunakan akuades.

A. Penelitian I

1. Persentase Bunga Layu Tingkat kelayuan bunga potong merupakan salah satu parameter mutu yang penting untuk diperhatikan. Karena kosumen menilai bunga potong yang baik itu adalah bunga dengan tingkat kelayuan paling rendah. Dari analisis keragaman diperoleh bahwa faktor suhu, dan jenis perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap persentase bunga layu pada perlakuan perlakuan pra penyimpanan. Tabel 2. Persentase Bunga Layu Selama Penyimpanan setelah perlakuan pra penyimpanan Perlakuan Bunga Layu 10 o C 20 o C Ruang PC2 42.69 47.28 49.79 PC4 40.84 44.85 48.92 PC6 41.52 45.32 50.14 U10 45.84 49.84 49.73 U20 46.35 51.02 56.67 K 47.27 53.24 59.78 Keterangan: PC 2 = pre cooling 2 menit PC 4 = pre cooling 4 menit PC 6 = pre cooling 6 menit U 10 = diuapkan 10 detik U 20 = diuapkan 20 detik K = kontrol 26 Tabel 3. Hasil uji Duncan suhu dalam perlakuan pra penyimpanan terhadap persentase bunga layu Suhu Rata-rata Signifikasi 10 o C 44.0817 C 20 o C 48.5892 B Ruang 52.5017 A Dari hasil uji lanjut wilayah berganda Duncan pada faktor suhu terlihat bahwa suhu ruang memiliki rata-rata persentase bunga layu paling besar dibandingkan dengan suhu 20 o C, dan suhu 10 o C. Hal ini dikarenakan semakin tinggi suhu cenderung akan mempercepat proses respirasi sehingga proses pematangan bunga juga semakin cepat dan akibatnya bunga menjadi lebih cepat layu. Namun hal ini bertolak belakang dengan tingkat kesukaan konsumen, karena semakin rendah persentase bunga layu maka semakin baik kualitas bunga potong tersebut. Tabel 4. Hasil uji Duncan jenis perlakuan dalam perlakuan pra penyimpanan terhadap persentase bunga layu Jenis Perlakuan Rata-rata Signifikasi PC 4 44.865 C PC 6 45.657 C PC 2 46.585 B C U 10 48.467 B U 20 51.345 A K 53.427 A Sedangkan pada taraf faktor jenis perlakuan dalam perlakuan pra penyimpanan, kontrol dan penguapan selama 20 detik U 20 berpengaruh nyata terhadap penguapan selama 10 detik U 10 , pre cooling 2 menit PC 2 , pre cooling 4 menit PC 4 , dan pre cooling 6 menit PC 6 . Namun pre cooling 4 menit PC 4 menghasilkan rata-rata persentase bunga layu yang paling rendah yaitu 44.865 . Hal ini disebabkan enzim-enzim yang berperan pada proses respirasi tidak aktif yang menyebabkan proses pematangan menjadi lebih lambat sehingga bunga menjadi lebih lama layu. Oleh karena itu pre cooling 4 menit PC 4 , merupakan jenis perlakuan pra penyimpanan terbaik untuk parameter bunga layu, karena menghasilkan persentase bunga layu paling rendah. 27 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 PC2 PC4 PC6 U10 U20 K Perlakuan B unga L a y u T10 T20 TRuang Gambar 7. Histogram persentase bunga layu selama penyimpanan setelah perlakuan pra penyimpanan 2. Jumlah Larutan Terserap Bunga akan mengalami transpirasi atau kehilangan air dalam melakukan aktivitas metabolismenya. Transpirasi merupakan proses hilangnya air karena adanya penguapan evaporasi dari jaringan bunga selama melakukan aktivitasnya. Semakin lama bunga melakukan kegiatan respirasi dan aktivitas lainnya maka semakin banyak terjadinya transpirasi dari bunga. Karena makin banyak terjadi transpirasi pada bunga maka larutan yang terserap selama masa keragaan makin banyak pula. Dengan demikian bunga yang makin banyak menyerap larutan mampu bertahan hidup lebih lama karena dapat menggantikan air yang hilang selama proses hidupnya. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa faktor suhu dan jenis perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap jumlah larutan yang terserap. Hal ini dikarenakan bunga mengalami transpirasi yang besar seiring dengan aktifitas metabolisme tubuhnya yang tinggi sehingga menyerap banyak larutan untuk menggantikan air yang hilang selama proses respirasi. 28 Tabel 5. Jumlah Larutan yang Terserap Selama Penyimpanan setelah perlakuan pra penyimpanan Perlakuan Jumlah Larutan Terserap mlbatang 10 20 Ruang PC2 4.74 6.59 9.09 PC4 4.28 6.79 8.92 PC6 3.97 6.75 10.57 U10 5.75 8.43 11.09 U20 5.65 9.59 12.09 K 5.66 8.93 11.16 Keterangan: PC 2 = pre cooling 2 menit PC 4 = pre cooling 4 menit PC 6 = pre cooling 6 menit U 10 = diuapkan 10 detik U 20 = diuapkan 20 detik K = kontrol Berdasarkan hasil uji lanjut wilayah berganda Duncan pada tabel 6 diperoleh bahwa faktor suhu saling berbeda nyata terhadap jumlah larutan yang terserap. Rata-rata larutan terserap pada suhu 10 o C sebanyak 5.0058 mlbatang, pada suhu 20 o C sebanyak 7.8433 mlbatang, dan pada suhu ruang sebanyak 10.4825 mlbatang. Penyimpanan pada suhu 10 o C merupakan suhu penyimpanan terbaik karena menghasilkan jumlah larutan terserap yang paling rendah. Hal ini dikarenakan pada suhu tersebut bakteri, jamur, dan mikroorganisme yang menyumbat batang masih aktif sehingga penyerapan larutan kecil. Berbeda halnya pada suhu ruang, yang memerlukan lebih banyak larutan untuk mengganti kehilangan air karena proses aktivitas metabolisme yang tinggi agar mampu bertahan hidup. Tabel 6. Hasil uji Duncan suhu dalam pra perlakuan penyimpanan terhadap jumlah larutan yang terserap Suhu Rata-rata Signifikasi 10 o C 5.0058 C 20 o C 7.8433 B Ruang 10.4825 A 29 Sedangkan dari uji lanjut wilayah berganda Duncan pada taraf faktor jenis perlakuan dalam perlakuan pra penyimpanan diperoleh bahwa perlakuan pre cooling selama 4 menit PC 4 tidak berpengaruh nyata dengan pre cooling selama 2 menit PC 2 dan pre cooling selama 6 menit PC 6 . Akan tetapi berpengaruh nyata terhadap perlakuan penguapan selama 10 detik U 10 , kontrol, dan dengan penguapan selama 20 detik U 20 . Rata-rata jumlah larutan yang terserap pada pre cooling selama 4 menit adalah 6.6633 mlbatang, pre cooling selama 2 menit aadalah 6.8017 mlbatang, dan pre cooling selama 6 menit adalah 7.0917 mlbatang sedangkan, penguapan selama 10 detik sebanyak 8.42 mlbatang pada kontrol sebanyak 8.5783 mlbatang dan penguapan selama 20 detik adalah 9.1083 mlbatang. Hal ini dikarenakan pada perlakuan penguapan selama 20 dan 10 detik bunga kehilangan banyak air bunga diuapkan dengan air panas sehingga membutuhkan jumlah air yang cukup banyak untuk menggantikan kehilangan tersebut. Sedangkan pada kontrol bunga hanya direndam dalam akuades sehingga perlu banyak air supaya mampu bertahan karena aktivitas dan respirasinya yang cepat. Berbeda dengan bunga yang telah mendapat perlakuan pre cooling terlebih dahulu, bunga relatif tidak membutuhkan banyak air karena enzim-enzim yang berperan pada proses respirasi sudah dinonaktifkan sementara sehingga dapat menghambat pematangan bunga. Tabel 7. Hasil uji Duncan jenis perlakuan dalam perlakuan pra penyimpanan terhadap jumlah larutan terserap Jenis Perlakuan Rata-rata Signifikasi PC 4 6.6633 B PC 2 6.8017 B PC 6 7.0917 B U 10 8.4200 A K 8.5783 A U 20 9.1083 A 30 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 PC2 PC4 PC6 U10 U20 K Perlakuan L a ru ta n T e rser ap m lb a ta n g T10 T20 Truang Gambar 8. Histogram rata-rata Jumlah Larutan Terserap selama penyimpanan setelah perlakuan pra penyimpanan 3. Persentase Pencoklatan Browning Browning merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas dari suatu bunga potong. Besar kecilnya tingkat pencoklatan suatu bunga potong akan berpengaruh terhadap nilai jual bunga potong tersebut. Pengamatannya dimulai sebelum penyimpanan dilanjutkan setiap hari setelah keluar dari penyimpanan. Tingkat pencoklatan browning ini saling terkait dengan persentase bunga layu, karena semakin rendah tingkat pencoklatan browning bunga maka mutu dan kualitas bunga semakin tinggi. Tabel 8. Persentase Tingkat Pencoklatan Selama Penyimpanan setelah perlakuan pra penyimpanan Perlakuan Browning 10 20 Ruang PC2 42.28 44.75 48.09 PC4 42.01 46.64 49.03 PC6 42.14 46.78 48.74 U10 46.01 49.49 51.99 U20 46.99 49.74 53.09 K 46.84 49.27 52.19 Keterangan: PC 2 = pre cooling 2 menit PC 4 = pre cooling 4 menit PC 6 = pre cooling 6 menit 31 U 10 = diuapkan 10 detik U 20 = diuapkan 20 detik K = kontrol Dari analisis keragaman didapatkan bahwa faktor suhu dan jenis perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tingkat pencoklatan browning bunga potong. Kemudian dari tabel 9 diperoleh bahwa tingkat pencoklatan tertinggi terdapat pada suhu ruang, sedangkan yang paling rendah pada suhu 10 o C. Sehingga dapat disimpulkan bahwa makin tinggi suhu penyimpanan maka tingkat pencoklatan pada bunga potong akan semakin tinggi pula. Tabel 9. Hasil uji Duncan suhu penyimpanan dalam perlakuan pra penyimpanan terhadap tingkat pencoklatan Suhu Rata-rata Signifikasi 10 o C 44.3768 C 20 o C 47.7767 B Ruang 50.5217 A Selanjutnya uji lanjut wilayah berganda Duncan menunjukkan bahwa suhu ruang memberikan pengaruh yang nyata dengan suhu 20 o C dan suhu 10 o C. Hal ini dikarenakan makin tinggi suhu mengakibatkan proses respirasi dan aktivitas metabolisme bunga akan semakin cepat sehingga tingkat pencoklatan pun semakin tinggi. Begitu sebaliknya makin rendah suhu maka akan memperlambat proses respirasi sehingga tingkat pencoklatannya pun akan terhambat. Tabel 10. Hasil uji Duncan jenis perlakuan dalam perlakuan pra penyimpanan terhadap tingkat pencoklatan Jenis Perlakuan Rata-rata Signifikasi PC 2 45.0367 B PC 6 45.8833 B PC 4 45.8933 B U 10 49.1633 A K 49.4317 A U 20 49.9400 A Sedangkan dari uji lanjut wilayah berganda Duncan berdasarkan faktor jenis perlakuan, pre cooling selama 2 menit PC 2 , 4 menit PC 4 , dan 6 menit PC 6 berpengaruh nyata terhadap, penguapan selama 10 detik U 10 kontrol, dan penguapan selama 20 detik U 20 . Rata-rata tingkat 32 pencoklatan paling tinggi terdapat pada penguapan selama 20 detik U 20 sebesar 49.94 sedangkan yang paling rendah terdapat pada pre cooling selama 2 menit PC 2 sebesar 45.0367 . Tingkat pencoklatan ini berhubungan langsung dengan tingkat kesukaan konsumen, semakin tinggi tingkat pencoklatannya dapat menurunkan selera konsumen terhadap bunga potong tersebut. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 PC2 PC4 PC6 U10 U20 K Perlakuan B row ni ng T10 T20 TRuang Gambar 9. Histogram persentase tingkat pencoklatan selama penyimpanan setelah perlakuan pra penyimpanan Dari semua parameter yang diamati dapat dibuat rekapitulasi yang menunjukkan perlakuan yang terbaik. Untuk pra perlakuan penyimpanan diperoleh pre cooling 4 menit PC 4 karena mampu menghasilkan umur bunga shelf life yang paling lama yaitu 14.75 hari, dan untuk suhu penyimpanan didapat suhu 10 o C merupakan suhu penyimpanan terbaik. Semua perlakuan tersebut adalah yang terbaik berdasarkan parameter persentase bunga layu, jumlah larutan terserap, dan persentase tingkat pencoklatan. Perlakuan ini memberikan hasil terbaik seperti yang telah dibahas sebelumnya. 33 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 3 6 9 12 15 Hari ke- Bu n g a L a yu PC2 PC4 PC6 U10 U20 K 5 10 15 20 25 3 6 9 12 15 Hari ke- Ju ml a h L a ru ta n T e rs er ap m l b a ta n g PC2 PC4 PC6 U10 U20 K 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 3 6 9 12 15 Hari ke- B row n ing PC2 PC4 PC6 U10 U20 K Gambar 10a Grafik perubahan parameter mutu bunga selama penyimpanan pada suhu 10 o C setelah perlakuan pra penyimpanan 34 10 20 30 40 50 60 3 6 9 12 15 Hari ke- Bu n g a L ayu PC2 PC4 PC6 U10 U20 K 5 10 15 20 25 30 3 6 9 12 15 Hari ke- J u m la h L a ru ta n Te rs e ra p m lb a ta n g PC2 PC4 PC6 U10 U20 K 10 20 30 40 50 60 3 6 9 12 15 Hari ke- B rowni ng PC2 PC4 PC6 U10 U20 K Gambar 10b Grafik perubahan parameter mutu bunga selama penyimpanan pada suhu 20 o C setelah perlakuan pra penyimpanan 35 10 20 30 40 50 60 70 3 6 9 12 15 Hari ke- Bu n g a L ayu PC2 PC4 PC6 U10 U20 K 5 10 15 20 25 30 3 6 9 12 15 Hari ke- Ju m lah L a ru ta n T e rse rap m l b a ta n g PC2 PC4 PC6 U10 U20 K 10 20 30 40 50 60 70 3 6 9 12 15 Hari ke- B rowning PC2 PC4 PC6 U10 U20 K Gambar 10c Grafik perubahan parameter mutu bunga selama penyimpanan pada suhu ruang setelah perlakuan pra penyimpanan 36 Gambar 11. Pengamatan Bunga Potong Gerbera pada Suhu 10 o C setelah perlakuan pra penyimpanan, pulsing, dan kombinasi keduannya 37

B. Penelitian II Pulsing