2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Prososial
Sarwono 2002: 336-344 perilaku menolong atau perilaku prososial dipicu oleh faktor dari luar atau dari dalam diri seseorang.
2.2.3.1 Pengaruh Situasi
1. Bystander
Faktor utama dan pertama, menurut penelitian psikologi sosial, yang berpengaruh pada perilaku menolong adalah atau tidak menolong adalah
adanya orang lain yang kebetulan berada bersama di tempat kejadian bystander. Semakin banyak orang lain, semakin semakin kecil
kecenderungan orang untuk menolong. Sebaliknya, orang yang sendirian cenderung lebih bersedia menolong.
2. Menolong jika orang lain juga menolong Sesuai dengan prinsip timbal balik dalam teori norma sosial, adanya
seseorang yang sedang menolong orang lain akan memicu kita juga untuk menolong.
3. Desakan waktu Biasanya orang yang sibuk dan tergesa-gesa cenderung untuk tidak
menolong, sedangkan orang yang santai lebih besar kemungkinannya untuk memberi pertolongan pada yang memerlukannya.
4. Kemampuan yang dimiliki Kalau orang merasa mampu, ia akan cetnderung menolong sedangkan
kalau merasa tidak mampu ia tidak menolong.
2.2.3.2 Pengaruh dari dalam diri
1. Perasaan Perasaan dari dalam diri seseorangdapat mempengaruhi perilaku
prososial. Kurang ada konsistensi dalam hal pengaruh perasaan yang negatif sedih, murung, kecewa terhadap perilaku prososial. Sedangkan perasaan
yang positif gembira, senang, bahagia menunjukan hubungan yang lebih konsisten dengan perilaku prososial. Walaupun demikian, perasaan positif pun
kadang-kadang tidak memicu perilaku prososial. Oleh karena itu, emosi positif masih harus dikaitkan lagi dengan situasi di luar diri agar dapat memicu
perilaku prososial, yaitu: 1 Kondisinya tidak terlalu berbahaya
2 Lebih banyak manfaat dari kerugiannya 3 Ada yang mendorong untuk berperilaku menolong.
2.2.3.3 Faktor sifat trait
Pribadi yang mau membantu orang lain tanpa mengharapkan balasan sama sekali, kemungkinan adalah karena adanya sifat atau trait prososial yang
sudah tertanam dalam kepribadian orang yang bersangkutan. Teori ini kurang mendapat dukungan dalam psikologi sosial, tetapi cukup banyak bukti empiris
yang dikemukakan di kalangan psikologi kepribadian. Bierhoff 1991 menyatakan bahwa orang-orang yang perasa dan
berempati tinggi dengan sendirinya lebih memikirkan orang lain dan karenanya lebih menolong. Demikian pula orang yang mempunyai
pemantauan diri self monitoring yang tinggi akan cenderung lebih penolong
karena dengan menjadi penolong ia memperoleh penghargaan sosial yang lebih tinggi. Kepribadian dalam hubungannya dengan jenis kelamin juga
berpengaruh pada perilaku prososial. 2.2.3.4 Agama
Faktor agama juga dapat mempengaruhi perilaku prososial. Menurut Gallup 1984 kadar keagamaan dapat meramalkan perilaku menolong untuk
proyek-proyek berjangka panjang, seperti program AIDS, organisasi- organisasi kampus. Akan tetapi, menurut penelitian Sappington Bakker
1995 yang berpengaruh pada perilaku prososial bukanlah seberapa kuatnya ketaatan beragama itu sendiri, melainkan bagaimana kepercayaan atau
keyakinan orang yang bersangkutan tentang pentingnya perilaku prososial yang lemah seperti yang diajarkan agama.
1. Tahapan moral Walaupun secara teoritis ada hubungan antara tahapan perkembangan
moral dan perilaku prososial, dalam penelitian hal ini belum ditemukan bukti- bukti yang mendukungnya.
2. Orientasi seksual Homoseksual ternyata lebih penolong daripada heteroseksual.
3. Jenis kelamin Laki-laki lebih banyak menolong daripada perempuan.
2.2.4 Motivasi Untuk Bertindak Prososial