BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aterosklerosis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di masyarakat yang sedang berkembang, karena adanya
perubahan pola hidup dan pola makan yang tidak sehat, sebagai dampak dari kemajuan perekonomian, seperti hal nya di negara-
negara yang sudah maju.
1
Aterosklerosis berkaitan erat dengan munculnya penyakit Jantung Koroner PJK yang merupakan
penyebab kematian utama dan yang paling ditakuti.
2,3
Aterosklerosis ditandai dengan adanya penimbunan endapan lemak terutama kadar LDL kolesterol yang tinggi, trombosit, neutrofil,
monosit, dan makrofag diseluruh kedalaman tunika intima dan ke tunika media.
4
Kolesterol LDL adalah lipoprotein utama pengangkut kolestrol dalam darah dimana Oksidasi LDL ox-LDL bersifat sitotoksik yang
memainkan peranan penting pada patogenesis aterosklerosis. Oksidasi-LDL dapat di tangkap oleh makrofag melalui reseptor
scavenger pada makrofag menyebabkan terbentuknya sel busa foam cell. Penimbunan sel busa ini di ruang subendotel pembuluh
darah merupakan bukti paling awal adanya pertumbuhan plak aterosklerotik yang dikenal sebagai fatty streak di dalam pembuluh
Universitas Sumatera Utara
darah arteri
5,6
, baik pada arteri besar maupun pada arteri kecil, sehingga menghambat pasokan darah ke sel-sel otot jantung.
Keadaan ini mengakibatkan jantung tidak dapat lagi melakukan fungsinya dengan baik tanpa aliran darah yang adekuat.
Penyumbatan pada arteri koroner ini, dapat terjadi sebagian maupun total dari satu atau lebih arteri koroner atau cabang-cabang nya
7,8,9
mengakibatkan dinding otot jantung mengalami iskemia dan infark.
10,11,12
Menurut Asean Congress on Cardiology 1997 dikemukakan bahwa angka kematian akibat penyakit jantung koroner di Indonesia
adalah 67,8 per 100.000 penduduk penyebab nya 99 aterosklerosi
.13
. Di Indonesia dari Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT yang dilakukan secara berkala oleh Kementerian Kesehatan
menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskuler memberikan kontribusi sebesar 19,8 dari seluruh penyebab kematian pada tahun 1993
dan menjadi 24,4 pada tahun 1998
.14.
Di Amerika Serikat, penyakit jantung koroner merupakan 13 – 12 penyebab dari seluruh
kematian dan 50 – 75 kematian seluruh penyakit jantung
. 15,16.
Penyakit Jantung Koroner tidak hanya menyerang laki-laki saja, wanita juga berisiko terkena PJK
ditemukan 20 pada laki-laki dan 12 pada wanita. berumur 65 tahun ke atas
.9.
Insiden dan keparahan aterosklerosis sangat ditingkatkan oleh Faktor risiko lain
seperti merokok, hipertensi, dan diabetes.
17.
Beberapa
studi tentang
Universitas Sumatera Utara
faktor risiko PJK dengan lesi aterosklerosis telah dilakukan. Pada tahun 2010, studi konsekutif dilakukan pada 200 pasien oleh Trianti
M, dkk yang berhubungan antara faktor risiko penyakit kardiovaskular dengan lokasi lesi aterosklerosis pada arteri koronaria
18
Manifestasi klinis nya pada PJK dapat berupa penyakit jantung iskemik yang asimptomatis, angina pektoris stabil, sindroma koroner
akut angina pektoris tidak stabil, infark miokard akut non ST elevasi dan infark miokard akut ST elevasi dan kematian mendadak karena
jantung
19,20
Untuk pencegahan terbentuknya penyakit Jantung Koroner adalah dengan merubah atau modifikasi gaya hidup seperti
menghindari makanan yang tinggi kolesterol , olah raga, penurunan berat badan, dan menganjurkan makanan yang banyak mengandung
sayur dan buah-buahan, dan pelarangan merokok
1 ,
namun pada sebagian orang diperlukan strategi farmakologis menggunakan obat
untuk dapat menurun kan kadar kolesterol dalam darah, antara lain golongan statin salah satunya simvastatin HMG-CoA reduktase
inhibitor, hal ini dapat mencegah terjadinya Penyakit Jantung Koroner. Bila kadar kolesterol LDL 75 mgdl 1,94 mmoll atau
kadar total kolesterol plasma 140 mgdl 3,6 mmoll maka perlu dipertimbangkan pengurangan dosis obat simvastatin
.21,22,23,24,
Universitas Sumatera Utara
National Cholesterol Education Program NCEP merekomendasikan kadar kolesterol 200mg dapat
menghindarkan penyakit jantung koroner. Penelitian dari Lipid Research Clinics Coronary Primary
Prevention Trial LRCCPPT di Amerika memperlihatkan hubungan antara penurunan kolesterol dan pengurangan resiko penyakit
jantung koroner, yaitu setiap penurunan 1 kolesterol darah akan mengurangi 2 resiko penyakit jantung koroner
. 24.25.
Ada beberapa penelitian simvastatin yang telah di lakukan antara lain:
1. Adriana Branchi, MD,dkk University of Milan, Maggiore Hospital IRCCS
Milanese, Italy melakukan penelitian
Hypercholesterolemia terhadap seratus pasien 48 laki-laki dan 52 perempuan menerima atorvastatin 10 mgd, dan seratus
pasien 42 laki-laki dan 58 perempuan; menerima simvastatin 20 mgd. Setelah 2 bulan terapi, ditemukan perbedaan yang
signifikan p0.01. Pada kedua kelompok perlakuan dibandingkan dengan nilai-nilai dasar.perubahan Total kolesterol,
Trigliserida, dan LDL kolesterol yang sama, sedangkan persentase peningkatan tingkat HDL kolesterol lebih besar pada
kelompok simvastatin dari pada di kelompok atorvastatin
.26
2. Hiroshi Yoshida dkk, di University School of Medicine, Kashiwa, Jepang.melakukan penelitian terhadap dua puluh dua pasien 16
wanita pramonopous, 6 laki-laki, umur 18 - 70 tahun ;
Universitas Sumatera Utara
Hyperlipidemic dengan pemberian simvastatin 20mg selama 4 minggu,menunjukan perbedaan yang bermakna pada Total
kolesterol, Trigliserida, HDL, dan LDL kolesterol p 0,001, dan Tidak ada efek samping serius yang diamati, berdasarkan efek
yang dimiliki oleh statin tersebut diatas
27
Dengan dasar teori diatas menimbulkan keinginan peneliti untuk melakukan penelitian tentang hubungan LDL kolesterol pada
penderita penyakit jantung koroner stenosis ≥ 70 dengan
pemakaian simvastatin 20 mg selama 1 bulan
.
1.2. Perumusan Masalah