I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Pada masa sekarang ini kita tidak dapat terhindar dari pengaruh globalisasi, termasuk dalam masalah pangan. Berbagai produk pangan yang
berasal dari luar negeri makin membanjiri pasaran Indonesia. Sementara itu reaksi konsumen di Indonesia sangat menyambut baik beredarnya produk asing
tersebut, karena kualitasnya yang cukup baik dan harganya yang relatif murah. Hal ini tentu saja berisiko besar terhadap kehalalan produk pangan tersebut,
karena menurut survei Jurnal Halal 2006, produk impor yang beredar di Indonesia umumnya berasal dari Jepang, Taiwan dan Cina yang penduduk
Muslimnya minoritas, sehingga dikhawatirkan tidak ada perhatian khusus terkait dengan kehalalan produk.
Di samping produk pangan impor, ternyata produk pangan dalam negeri pun status kehalalannya sangat mengkhawatirkan, karena yang diimpor ke
Indonesia tidak hanya produk pangan jadi, tetapi juga bahan baku dan bahan tambahan pangan. Minimnya pengetahuan produsen makanan, terutama
perusahaan kecil mengenai kehalalan bahan baku akan menyebabkan besarnya kemungkinan produk yang mereka hasilkan mengandung bahan yang
diragukan kehalalannya Marina, 2003. Dengan teknologi pengolahan pangan yang semakin canggih dalam membuat senyawa sintesis, konsumen tidak
hanya akan mengalami kesulitan, bahkan tidak dapat lagi membedakan makanan yang halal dan yang haram.
Permasalahan di atas sebenarnya dapat diatasi dengan adanya keterlibatan pihak pemerintah, konsumen dan produsen. Pemerintah berperan
dalam membuat regulasi yang mengatur tentang peredaran pangan halal di Indonesia. Sementara itu konsumen hendaknya lebih selektif dalam
mengkonsumsi makanan, serta bersikap proaktif dalam menyuarakan hak mereka untuk mendapatkan pangan halal. Adapun produsen berkewajiban
memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen, termasuk dengan memproduksi produk pangan yang halal, mengingat sebagian besar konsumen di Indonesia
adalah Muslim.
Untuk membuktikan kehalalan produk yang dihasilkan, pihak produsen harus melakukan sertifikasi halal melalui lembaga yang berwenang dalam
melakukan sertifikasi halal. Lembaga yang melakukan kajian terhadap kehalalan suatu produk di Indonesia adalah LPPOM MUI Lembaga
Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia yang mengeluarkan sertifikat halal bila suatu produk sudah terbukti halal
melalui serangkaian audit dan dinyatakan halal melalui fatwa MUI. Terhitung mulai bulan Juli 2005 LPPOM MUI memberikan syarat bagi industri yang
ingin mengajukan sertifikat halal, yaitu harus memiliki sistem jaminan halal secara tertulis.
Sistem jaminan halal adalah suatu sistem yang disusun, dilaksanakan dan dipelihara oleh perusahaan pemegang sertifikat halal dengan tujuan untuk
menjaga kesinambungan proses produksi halal, sehingga produk yang dihasilkan dapat dijamin kehalalannya LPPOM MUI, 2005
b
. Sistem jaminan halal sangat penting sekali kaitannya terhadap jaminan adanya tindakan
preventif terhadap kemungkinan bahaya ketidakhalalan terhadap produk, serta adanya tindakan kontrol untuk menghasilkan produk halal. Sistem jaminan
halal disusun berdasarkan kebijakan halal yang dibuat oleh manajemen perusahaan. Kebijakan ini perlu dibuat secara tertulis oleh manajemen puncak
sebagai acuan pelaksanaan bagi karyawan di tingkat teknis. Ketika dari manajemen puncak sudah ditetapkan untuk memproduksi halal dan dituangkan
dalam bentuk kebijakan perusahaan, maka mereka terikat dengan aturan kehalalan yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian pihak produsen tidak
bisa secara sepihak mengklaim bahwa produknya halal tanpa adanya persetujuan dari lembaga pemeriksa kehalalan, dalam hal ini LPPOM MUI.
B . TUJUAN
1. Umum Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah untuk menerapkan
pengetahuan di bidang ilmu dan teknologi pangan yang berkaitan dengan sistem jaminan halal ke dalam dunia industri pangan.
2. Khusus Tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah:
1. Menyusun serta mengembangkan sistem jaminan halal di PT. Country Lestari;
2. Mengimplementasikan sistem jaminan halal yang telah disusun di PT.
Country Lestari.
C. MANFAAT
Kegiatan magang ini mempunyai manfaat sebagai berikut : 1.
Membantu PT. Country Lestari menyiapkan sistem jaminan halal yang merupakan salah satu syarat dalam mengajukan dan memperpanjang
sertifikat halal. 2.
Sebagai bahan rujukan, tambahan informasi serta literatur bagi kegiatan magang atau kegiatan lain yang terkait.
D. DAMPAK
Kegiatan magang ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap tumbuhnya kesadaran dari pihak pimpinan beserta seluruh karyawan
PT. Country Lestari mengenai pentingnya pelaksanaan sistem jaminan halal dalam memproduksi produk halal. Selain itu diharapkan dapat mengangkat isu
mengenai pangan halal, sehingga produsen pangan lainnya juga menyadari pentingnya kehalalan suatu produk dalam dunia usaha khususnya di Indonesia.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. PANGAN HALAL