merelokasi pabrik ke lokasi baru yang kondisi fisiknya kecil kemungkinan menjadi sarang tikus. Dengan pertimbangan pabrik yang
saat ini ditempati bukan milik perusahaan atau mengontrak, maka sebagai komitmen terhadap sistem jaminan halal, PT. Country Lestari
memutuskan untuk memindahkan pabrik ke daerah Ciracas pada akhir bulan Agustus 2006, dimana kondisi fisik bangunannya jauh lebih
baik dibandingkan dengan pabrik yang ada di Bekasi saat ini.
3. Sertifikasi Halal
Untuk membuktikan kebenaran dari sistem jaminan halal yang telah dijalankan, maka perlu dilakukan suatu sertifikasi halal oleh lembaga yang
memiliki wewenang, yaitu LPPOM MUI. Proses sertifikasi halal diawali dengan pengambilan formulir pendaftaran sertifikasi halal di sekretariat
LPPOM MUI, Masjid Istiqlal ruang 25, Jakarta. Dengan biaya Rp. 100.000 pihak perusahaan akan mendapat satu berkas formulir yang harus diisi.
Formulir tersebut diantaranya berisi tentang profil perusahaan dan produk yang dihasilkan, kesediaan pimpinan perusahaan untuk diaudit oleh LPPOM
MUI, serta matriks bahan baku yang digunakan untuk tiap produk. Selain itu pihak perusahaan juga harus melampirkan dokumen Manual Halal yang
dimiliki untuk diperiksa kelengkapannya. Setelah diisi dan dipenuhi kelengkapannya, formulir pendaftaran
sertifikasi halal kemudian dikembalikan ke pihak LPPOM MUI. Dua pekan setelah pengembalian formulir, LPPOM MUI akan memberitahukan jadwal
audit lapang yang akan dilakukan. Sebelum pelaksanaan audit lapang, LPPOM MUI akan memeriksa kelengkapan dari dokumen Manual Halal
yang dimiliki perusahaan dan akan mengirimkan memorandum sistem jaminan halal jika ada kekurangan pada Manual Halal tersebut. Audit lapang
di PT. Country Lestari dilakukan pada tanggal 22 Juni 2006 oleh dua orang auditor dari LPPOM MUI.
Audit lapang yang dilakukan meliputi pemeriksaan sertifikat halal dari masing-masing bahan baku yang digunakan, dokumen pembelian bahan
baku tiga bulan terakhir, kondisi fisik pabrik, serta proses produksi yang
dilakukan. Dari audit lapang tersebut disimpulkan bahwa PT. Country Lestari cabang Bekasi telah melaksanakan sistem jaminan halal dengan
baik. Hasil audit tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2 mengenai Pedoman dan Daftar Isian Pemeriksaan Audit Produk Halal.
Meskipun hasil audit lapang di cabang Bekasi menunjukkan sistem jaminan halal telah dilaksanakan dengan baik, tidak berarti hal yang sama
berlaku di cabang lainnya. Untuk itu pihak LPPOM MUI mensyaratkan agar dilakukan audit lapang di 12 cabang PT. Country Lestari lainnya
sebelum dirapatkan di komisi fatwa untuk diputuskan status kehalalannya yang ditandai dengan dikeluarkannya sertifikat halal.
Tampaknya usaha PT. Country Lestari dalam memperoleh sertifikat halal harus kandas ditengah jalan untuk yang ketiga kalinya. Untuk saat ini
pimpinan perusahaan tidak bersedia jika harus dilakukan audit lapang ke semua cabang yang ada. Hal tersebut terkait dengan persediaan dana yang
tidak memadai. Semenjak kenaikan harga BBM, semua cabang PT. Country Lestari mengalami penurunan omzet penjualan yang sangat signifikan.
Beberapa cabang saat ini sedang dalam kondisi kolaps, bahkan cabang Cirebon sejak bulan Juli sudah tidak beroperasi lagi. Sementara itu untuk
sekali audit lapang, pihak perusahaan dikenai biaya Rp. 400.000 belum termasuk akomodasi antar jemput dua orang auditor LPPOM MUI. Hal
inilah yang melatarbelakangi ketidaksediaan pimpinan perusahaan untuk dilakukan audit lapang di semua cabang. Meskipun demikian PT. Country
Lestari tetap berkomitmen untuk menghasilkan produk yang halal. Hal tersebut ditandai dengan terus dilaksanakannya sistem jaminan halal yang
tertuang dalam Manual Halal serta relokasi pabrik cabang Bekasi yang akan dilaksanakan pada akhir bulan Agustus 2006. Selain itu jika kondisi
penjualan sudah membaik, maka pihak perusahaan akan meneruskan proses sertifikasi halal yang tertunda sejak tahun 2002.
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN
Sebagai perusahaan franchise donat lokal, PT. Country Lestari telah memiliki komitmen untuk menghasilkan produk yang halal. Komitmen
tersebut diwujudkan dalam bentuk kebijakan halal yang terdapat dalam SOP Pengelolaan CabangFranchise yang diterbitkan oleh PT. Country Lestari.
Meskipun belum memiliki sistem jaminan halal yang terdokumentasi, tetapi perusahaan ini sejak awal berdirinya telah menjalankan sebagian dari yang
tercantum dalam sistem jaminan halal, seperti penggunaan bahan baku yang memiliki label halal.
Pengembangan sistem jaminan halal di PT. Country Lestari mengacu pada Panduan Penyusunan Sistem Jaminan Halal edisi III terbitan LPPOM
MUI. Berawal dari kebijakan halal yang telah ada, disusunlah Manual Halal yang memuat kebijakan halal, perencanaan sistem jaminan halal, pelaksanaan
sistem jaminan halal, pemantauan dan evaluasi sistem jaminan halal, serta tindakan perbaikan terhadap ketidaksesuaian yang terjadi. Dari perencanaan
sistem jaminan halal berupa control measure, diketahui bahwa penerimaan bahan dan penggudangan adalah dua tahapan proses yang menjadi titik kendali
kritis masuknya unsur haram. Selain dengan pemenuhan kelengkapan Manual Halal, implementasi
sistem jaminan halal diwujudkan dengan pelaksanaan sistem produksi halal yang dievaluasi melalui suatu audit halal internal. Selain oleh auditor internal,
audit pelaksanaan sistem jaminan halal juga dilakukan oleh auditor LPPOM MUI sebagai bagian dari proses sertifikasi halal. Dari hasil audit LPPOM MUI,
PT. Country Lestari cabang Bekasi dinilai telah melaksanakan sistem jaminan halal dengan baik. Meskipun demikian PT. Country Lestari masih belum bisa
mendapatkan sertifikat halal, karena perusahaan memiliki keterbatasan dana untuk melakukan audit serupa terhadap 12 cabang lainnya seperti yang
disyaratkan LPPOM MUI.