56 Koefisien variasi adalah perbadingan antara risiko yang harus ditanggung
pengusaha dan jumlah keuntungan yang akan diperoleh dari modal yang ditanamkan dalam proyek. Makin besar nilai koefisien variasi, makin besar
pula risiko yang harus ditanggung dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Rumus koefisien variasi adalah sebagai berikut:
CV = VE Batas bawah keuntungan L menunjukkan nilai nominal keuntungan
terendah yang mungkin diterima pengusaha. Jika nilai L ini sama dengan atau lebih besar dari nol, pengusaha tidak akan pernah mengalami kerugian. Jika
nilai L kurang dari nol negatif berarti dalam setiap proses ada peluang kerugian. Rumus batas bawah keuntungan adalah:
L = E – 2V
4. Analisis Harga Kesetaraan
Untuk mengukur kesetaraan dalam kemitraan digunakan parameter rasio manfaat biaya BCR. Kesetaraan tercapai bila BCR pihak-pihak yang bermitra
adalah sama. Karena BCR pada dasarnya merupakan perbandingan antara perolehan pendapatan dan biaya, maka BCR merupakan fungsi dari harga.
Untuk mendapatkan angka BCR digunakan rumus optimasi sebagai berikut :
p np
p k
nk k
p k
C V
P C
V P
BC BC
Z Min
× −
× =
− =
dengan kendala : NPV
k
, NPV
p
≥ IRR
k
, IRR
p
≥ DF
BC
k
, BC
p
≥ 1
P
57 Keterangan :
Z : Fungsi tujuan
BC
k
, BC
p
: Nilai net BC kebun dan pabrik NPV
k
, NPV
p
: Nilai NPV kebun dan pabrik IRR
k
, IRR
p
: Nilai IRR kebun dan pabrik P
k
: Harga jual nenas segar ke pabrik P
p
: Harga jual nenas olahan C
k
: Biaya kebun C
p
: Biaya pabrik V
nk
: Volume nenas segar terjual V
np
: Volume nenas kaleng terjual
IV. METODE PENELITIAN
1. Kerangka Pemikiran Konseptual
Untuk mengembangkan agroindustri nenas perlu dibuat sistem pengembangan agroindustri nenas yang memberikan hasil optimal bagi para pelaku yang terlibat di
dalamnya, khususnya petani dan pengusaha industri pengolahan nenas. Pendekatan kemitraan setara yang menempatkan petani dan pengusaha industri pengolahan nenas
dalam posisi setara merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan karena pendekatan ini didasarkan pada gagasan pemerolehan sinergi di an tara kegiatan -
kegiatan dalam agroindustri nenas yang lokasinya saling berdekatan dan saling berkaitan untuk saling memperkuat dan menguntungkan. Pendekatan kemitraan setara
didasarkan pada asumsi bahwa apabila posisi petani nenas sebagai mata rantai hulu dalam agroindustri nenas dan posisi pengusaha industri pengolahan nenas sebagai
mata rantai hilirnya dapat direkayasa sedemikian rupa hingga kedudukan keduanya setara, rantai nilai dalam usaha agroindusri nenas dapat dibuat menjadi lebih produktif
dan efektif biayanya. Pendekatan kemitraan setara menekankan pentingnya kerjasama untuk
meningkatkan produktivitas usaha. Melalui kerjasama akan terjadi pertukaran berbagai jenis sumber daya, meliputi sumber daya berwujud fisik dan dana, sumber
daya tidak berwujud reputasi, teknologi, dan budaya, dan sumber daya manusia keahlian, keterampilan komunikasi dan interaksi, dan motivasi. Kerjasama antara
petani dan pengusaha industri pengolahan nenas hanya akan terjalin apabila kedua pihak merasa saling bergantung dan dengan kemitraan tersebut kedua pihak
mendapatkan hasil usaha yang menguntungkan. Untuk itu, model kemitraan setara yang dikembangkan adalah model yang dapat menghasilkan kesetaraan dalam empat
Formatted: Swedish Sweden