Analisis Kebutuhan dalam Sistem Usaha Agroindustri Nenas Perumusan Masalah dalam Sistem Usaha Agroindustri Nenas

67 pengembangan usaha agroindustri nenas memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk-produk nenas. Kompleksitas sistem seperti ini menuntut pengkajian yang bersifat holistik agar dihasilkan sistem kemitraan setara yang mampu mengakomodasi semua kepentingan tersebut. Seperti telah dikemukakan dalam Bab 2, prosedur pendekatan sistem meliputi tahap -tahap: analisis kebutuhan, formulasi masalah, identifikasi sistem, permodelan sistem, verifikasi model, dan implementasi model Eriyatno, 1999. Dalam bab ini dibahas analisis kebutuhan, formulasi masalah, dan identifikasi sistem agroindustri nenas.

1. Analisis Kebutuhan dalam Sistem Usaha Agroindustri Nenas

Model kemitraan setara yang dikembangkan untuk agroindustri nenas harus mampu memenuhi kebutuhan setiap pihak atau lembaga yang terlibat. Untuk itu dilakukan identifikasi pelaku-pelaku yang terlibat serta kebutuhan masing -masing pihak. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan teridentifikasi beberapa pihak yang terlibat secara langsung ataupun tidak langsung dalam usaha agroindustri nenas. Pelaku atau lembaga yang terlibat dalam usaha agroindustri nenas serta kebutuhan masing-masing pelaku disajikan di bawah ini. 68 Tabel 5.1. Kebutuhan pelaku yang terlibat dalam kemitraan usaha agroindustri nenas PELAKU KEBUTUHAN Petani nenas • Peningkatan pendapatan • Terjaminnya pemasaran produk yang dihasilkan • Terjaminnya harga jual yang layak dan stabil • Dukungan modal, teknologi, informasi, sarana produksi, prasarana, dan manajemen. Pengusaha pengolah nenas • Keterjaminan bahan baku kuantitas dan kualitas • Produktivitas operasi • Kualitas produk • Ketersediaan modal usaha • Kelayakan usaha • Ketersediaan tenaga kerja yang produktif dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan • Kepastian dan keamanan berusaha Lembaga keuangan • Keberhasilan usaha debitur • Pengembalian kredit yang lancar • Suku bunga yang layak Masyarakat sekitar • Kesempatan kerja • Kelestarian lingkungan • Peningkatan kesejahteraan • Pembangunan prasarana wilayah • Trickle-down effect Pemerintah daerah • Meningkatnya jumlah agroindustri nenas • Bertambahnya lapangan kerja dan usaha • Meningkatnya kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi agroindustri • Meningkatnya pendapatan asli daerah • Keserasian hubungan masyarakat, pengusaha, dan petani • Kelestarian lingkungan

2. Perumusan Masalah dalam Sistem Usaha Agroindustri Nenas

Dalam rangka mengembangkan model kemitraan setara usaha agroindustri nenas di Subang, dijumpai beberapa masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Ketidak -sinambungan pasokan bahan baku nenas segar dari petani. Para petani nenas berkecenderungan menjual hasil panen nenas segar kepada pihak yang bersedia membayar dengan harga lebih tinggi. Akibatnya, pasok nenas segar ke pabrik pengolahan nenas menjadi tidak menentu. 69 2. Ketidak -konsistenan mutu, ukuran, dan tingkat kematangan nenas segar dari petani. 3. Ketidak -sesuaian kapasitas ekonomis pabrik pengolahan dengan kuantitas nenas segar yang dihasilkan petani. 4. Belum berkembangnya teknologi pascapanen. 5. Keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha agroindustri nenas. Sistem kemitraan usaha yang dikembangkan bertujuan membantu terwujudnya suatu kemitraan yang menyetarakan posisi petani dengan posisi pengusaha industri pengolahan nenas. Kemitraan setara yang terbentuk diharapkan dapat menyinergikan kebutuhan semua pihak yang terlibat dalam sistem, khususnya petani, pengusaha industri pengolahan, dan m asyarakat sekitar, menyelaraskan konflik kepentingan yang ada, dan mengoordinasikan semua pihak yang terlibat. Sistem kemitraan setara yang dikembangkan diharapkan dapat berfungsi sebagai berikut: 1. Menjamin kesinambungan pasok bahan baku nenas segar dari petani untuk pabrik pengolahan nenas. Untuk itu diharapkan dapat diperoleh tingkat harga nenas segar yang disepakati bersama antara petani dan pabrik. 2. Menetapkan tingkat mutu, rentang ukuran, dan tingkat kematangan nenas segar yang konsisten dan sesuai dengan kebutuhan pabrik pengolahan nenas. Selanjutnya sistem ini juga diharapkan dapat menciptakan pasar untuk nenas segar yang tidak memenuhi standar pabrik. 3. Menetapkan tingkat kapasitas ekonomis pabrik yang sesuai dengan tingkat kuantitas pasokan nenas segar dari petani. Untuk ini dilakukan telaah kelayakan pabrik dan kebun secara terintegrasi sehingga diperoleh ukuran pabrik dan luasan kebun yang seimbang. 70 4. Mengidentifikasi sumber dana yang dapat digunakan untuk mendukung usaha agroindustri nenas.

3. Identifikasi Sistem Usaha Agroindustri Nenas