10
tersebut harus saling menunjang agar diperoleh hasil yang maksimal. Sehubungan dengan hal tersebut, Piaget mengemukakan pendapat bahwa seseorang berpikir
sepanjang ia berbuat sesuatu, karena tanpa berbuat ia tidak akan mau berpikir kreatif, sehingga dalam proses pembelajaran siswa harus diberikan kesempatan
berbuat sendiri sebagai stimulus untuk membangkitkan pemikiran bertaraf verbal setelah siswa melakukan kegiatan berpikir menggunakan taraf perbuatan.
Karena aktivitas tersebut sangat bermanfaat bagi siswa dalam mencari pengalaman dan memahami sendiri, sehingga pembelajaran lebih berhasil dan
menarik.
2.2.3 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Sementara dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran Dimyati dan Mudjiono 2009:
250-1. Menurut Hamalik 2003: 30, hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Selanjutnya Anni dkk 2007: 5, menyatakan bahwa hasil belajar
merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pebelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut bergantung
pada apa yang dipelajari oleh pebelajar. Oleh karena itu, apabila pebelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang
11
diperoleh yaitu berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pebelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku
dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti, karena mengalami aktivitas belajar.
2.2.4 Hakikat Pembelajaran
Pengertian pembelajaran menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, adalah proses interaksi siswa
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Komalasari 2010: 3, pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau
proses membelajarkan subjek didikpebelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didikpebelajar dapat
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Selanjutnya Briggs dalam Sugandi dkk 2007: 9-10, menyatakan bahwa
pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar sedemikian rupa, sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan dalam
berinteraksi berikutnya dengan lingkungan. Unsur utama dari pembelajaran yaitu pengalaman anak sebagai seperangkat event, sehingga terjadi proses belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses komunikasi antara pebelajar, pengajar, dan
bahan ajar. Pebelajar yaitu siswa, pengajar yaitu guru, dan bahan ajar yaitu materi yang akan disampaikan kepada siswa.
12
2.2.5 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA