Releksi Kerajaan Allah sebagai Pokok Pewartaan Yesus

8 Kelas VIII SMP • Bagaimana sikap kita melihat semua itu? • Apakah kita mesti berdiam diri, karena bukan urusan kita? • Beranikah kita membela yang lemah? • Beranikah kita memperjuangkan keadilan? • Beranikah kita selalu bersikap jujur dalam memperjuangkan cita-cita kita? • Apakah kita sendiri sudah berani memperbaharui hidup seturut kehendak Allah? Dalam suasana hening, tuliskanlah hasil releksimu ke dalam buku catatan kalian Doa Sebagai penutup proses pembelajaran, mari kita mendaraskan mazmur berikut ini: Mazmur 97 1 TUHAN adalah Raja Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita 2 Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya. 3 Api menjalar di hadapan-Nya, dan menghanguskan para lawan-Nya sekeliling. 4 Kilat-kilat-Nya menerangi dunia, bumi melihatnya dan gemetar. 5 Gunung-gunung luluh seperti lilin di hadapan TUHAN, di hadapan Tuhan seluruh bumi. 6 Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya. 7 Semua orang yang beribadah kepada patung akan mendapat malu, orang yang memegahkan diri karena berhala-berhala; segala allah sujud menyembah kepada- Nya. 8 Sion mendengarnya dan bersukacita, puteri-puteri Yehuda bersorak-sorak, oleh karena penghukuman-Mu, ya TUHAN. 9 Sebab Engkaulah, ya TUHAN, Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala allah. 10 Hai orang-orang yang mengasihi TUHAN, bencilah kejahatan Dia, yang memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik. 11 Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. 12 Bersukacitalah karena TUHAN, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus. 9 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Tugas Cobalah untuk membicarakan dengan orangtuamu tentang kegiatan yang akan kamu lakukan di tengah keluarga, dalam rangka mewujudkan kehadiran suasana Kerajaan Allah di tengah keluarga. Buat laporan secara tertulis untuk kegiatan selama 1 minggu.

B. Yesus Mewartakan Kerajaan Allah melalui Perumpamaan

Bukan hal yang mudah untuk memahami misteri tentang Kerajaan Allah, maka kerapkali Yesus merumuskan ajaran-Nya tentang Kerajaan Allah dalam bentuk perumpamaan. Perumpamaan adalah penyampaiaan pesan dengan menggunakan bahasa imajinatif, kiasan simbolis, atau perbandingan. Orang yang mendengar sebuah perumpamaan diharapkan mampu menangkap pesan dibalik perumpamaan tersebut. Demikian juga Yesus, dengan menggunakan perumpamaan orang yang mendengarkan ajaran-Nya diharapkan dapat lebih mudah mengerti, memahami dan melaksanakan ajaran-Nya dalam kehidupan nyata. Doa Pembukaan Bapa yang Mahakasih….. Engkau telah menganugerahkan kepada kami, Akal budi, hati nurani dan kebebasan, sehingga kami memiliki martabat yang luhur. Kini terangilah kami ya Bapa… Agar dengan akal budi dan segala kelebihan yang kami miliki… Mampu memahami ajaran Putera-Mu tentang Kerajaan Allah.. Melalui perumpamaan-perumpamaan sehingga kami mampu mengambil sikap seturut kehendak-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin 10 Kelas VIII SMP

1. Memahami Makna Perumpamaan

1. Amatilah gambar tentang perumpamaan yang dipakai Yesus dalam mewartakan Kerajaan Allah berikut ini sumber: www.katolisitas.org sumber: www.katolisitas.org sumber: dok. Penulis sumber: dok.Kemendikbud 2. Berdasarkan pengamatan dan perasaan kalian setelah mengamati gambar tersebut, buatlah datar pertanyaan untuk lebih memahami maksud Yesus menggunakan perumpamaan dalam menyampaikan warta tentang Kerajaan Allah 3. Cobalah untuk membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut bersama dengan guru dan teman-temanmu.

2. Memahami Perumpamaan tentang Kerajaan Allah dalam Kitab Suci

Dalam mewartakan Kerajaan Allah, Yesus seringkali menggunakan perumpamaan sesuai dengan situasi dan kondisi para pendengarnya. Biasanya diambil dari hal-hal yang ada dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, baik berupa benda, pengalaman, kejadian, atau kebiasaan. Kalau yang dihadapi para petani, Yesus menggunakan perumpamaan seperti seorang penabur benih yang tumbuh, lalang di antara gandum. Kalau Yesus berhadapan dengan para nelayan, Ia menggunakan perumpamaan tentang pukat, sehingga orang-orang yang mendengarkan perumpamaan yang disampaikan Yesus akan lebih mudah memahami ajaran Yesus.