Menggali Pemahaman tentang Dosa dan Tobat

114 Kelas VIII SMP 1. Setelah membaca cerita tadi, cobalah merenung sejenak, kemudian rumuskanlah beberapa pertanyaan guna semakin mendalami akan pentingnya suatu pertobatan. 2. Lakukanlah tanya jawab dengan teman-temanmu sehubungan dengan pertanyaan yang telah dirumuskan. Setelah itu mintalah penegasan atau pendapat gurumu sehubungan dengan hal-hal yang kamu tanyakan.

2. Menghayati Pertobatan Berdasarkan Kitab Suci

Yesus senantiasa memberitakan kabar sukacita bagi semua orang. Kabar sukacita yang diwartakan Yesus merupakan kabar sukacita terutama bagi orang berdosa yang mau untuk bertobat. Dalam menyampaikan pewartaan-Nya, Yesus sering kali menggunakan perumpamaan-perumpaan. Demikian pula ketika ingin menyampaikan bahwa Allah itu Maha Rahim, Ia akan selalu menanti datangnya setiap orang yang mau bertobat dan kembali kepada-Nya. 1. Bacalah teks Kitab Suci berikut ini dengan baik Pada suatu hari secara kebetulan ia melihat sebuah gereja, yang mengingatkan dia pada gereja di desanya. Waktu kecil ia sangat rajin ke gereja, mengikuti kebiasaan kedua orang tuanya. Ada semacam kerinduan yang sulit dia pahami mendorongnya untuk memasuki gereja itu. Ketika ia memasuki Gereja itu, ia agak tersentak, sebab hiasan dalam gereja itu mengingatkan akan suasana Pesta Paskah. Masa dan hari-hari kebangkitan Tuhan Sudah sekian banyak tahun ia tidak merayakan dan mengalami Paskah lagi Tiba-tiba Mary merasa sangat terguncang hatinya. Air matanya deras mengalir…. Hari itu juga ia mengambil keputusan: Pulang Tiba-tiba ia teringat gereja parokinya. Teman-temannya semasa kecil. Rumahnya, ladang, jalan setapak di atas pematang….semuanya. Terlebih ia teringat akan kedua orang tuanya. Ia naik kereta api ke desanya dan tiba larut malam. Waktu ia mendekati pintu halaman rumah, tiba-tiba hatinya menjadi kecut dan ragu. Apakah orang tuanya masih mau menerima dia, yang telah begitu tega mencemarkan nama baik keluarga? Ia heran bahwa pada larut malam seperti itu pintu pagar dan pintu rumah masih tetap terbuka. Biasanya selalu terkunci rapat. Ia berjalan melewati halaman dan melihat bahwa kamar kedua orang tuanya masih terang. Lampunya masih menyala. Ketika ia tiba di ambang pintu, gemersik langkah kakinya memecah kesunyian. Terdengar suara ibunya dari dalam: “Magda, kaukah itu?” “Ya, ibu. Tetapi mengapa pintu masih terbuka lebar padahal malam sudah larut?” “Anakku, sejak kau pergi, selama sepuluh tahun pintu depan tak pernah di kunci…Kami tahu pada suatu hari pasti kau pulang…” Romo Yosef Lalu, Pr., Percikan Kisah Anak Manusia, Komkat KWI 115 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Luk 15: 11-32 11 Yesus berkata lagi: “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. 12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. 13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. 14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat. 15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. 16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. 17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. 18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, 19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. 20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. 21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. 22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan