artistik produk, dan seni sebagai komoditi 3 fungsi politik yang dipakai sebagai alat propaganda, penggalian jati diri, 4 fungsi pendidikan yang merupakan
media pencerdasan, 5 fungsi rekreasi yang merupakan media hiburan. Keragaman fungsi seni dapat dikategorikan menjadi dua hal, yaitu 1
profesi seni yang menghasilkan pendidikan seni sebagai sebuah profesi, 2 masyarakat yang menghasilkan pendidikan seni bersifat umum.
Kebutuhan perseorangan untuk mengaktualisasikan dirinya secara psikologis perlu diberikan fasilitas yang memadai, yang dapat dicapai melalui
pendidikan seni. Justifikasi pendidikan seni di sekolah umum terletak pada seni yang potensial untuk dimanfaatkan yang tercermin pada tujuan: 1 membentuk
manusia ideal yang dicita-citakan masyarakat yaitu trampil, sadar budaya, peka rasa, kreatif, bugar dan elegan, 2 memenuhi kebutuhan aktualisasi diri. Jacques
Barzun dalam Salam mengatakan bahwa kita tidak perlu 18 alasan untuk mendukung pendidikan seni di sekolah. Satu alasan saja cukup yaitu seni adalah
bagian penting dari kebudayaan.
4.4 Pengalaman Belajar yang Relevan
Untuk mencapai tujuan pendidikan seni yang bersifat umum di atas, sekolah mestilah menawarkan pengalaman belajar yang relevan dengan minat dan
kematangan intelektual, sosial dan estetis murid. Tidak semua pengalaman- pengalaman ini akan mendapatkan penekanan yang sama pada setiap jenjang
pendidikan atau dengan setiap anak. Meski demikian, pengalaman-pengalaman tersebut dianggap esensial dalam upaya menawarkan program belajar seni yang
komprehesif di sekolah. Berikut ini pengalaman-pengalaman belajar yang dimaksud:
1 Mengamati dan mebahas berbagai benda alam yang memiliki kualitas
keindahan baik dari segi bentuk visual, gerak atau bunyi.
2 Mengamati, membahas dan memberikan penilaian terhadap kualitas artistik
karya seni baik yang dihasilkan oleh anak maupun oleh seniman profesional.
3 Membaca dan mendiskusikan mengenai berbagai aspek seni untuk
menumbuhkan pemahaman tentang hakekat seni. 4 Mengkomunikasikan gagasan dalam wujud rupa, bunyi, gerak dan lakon.
5 Melakukan eksperimentasi melalui media rupa, bunyi, gerak dan lakon untuk
menemukan berbagai kemungkinan artistik.
6 Mengunjungi sanggar seni baik yang tradisional maupun modern untuk mengamati proses penciptaan karya seni dan sekaligus mencatat dan
mendiskusikan pandangan berkesenian sang seniman.
7 Mempresentasikan gagasan, hasil eksperimen, atau karya seni yang
dihasilkan.
8 Menerapkan pengetahuan, kepekaan rasa, serta keterampilan berolah seni
dalam berbagai pribadi dan sosial.
Pengalaman belajar seni tersebut di atas dapat dikelompokkan atas 3 bagian yakni pengalaman pengkajian seni yang diwarnai oleh upaya untuk
mendapatkan dan menerapkan pengetahuan mengenai seni, pengalaman apresiasi seni yang menekankan pada kegiatan penghayatan dan pemberian penilaian
terhadap gejala keindahan, dan kelompok pengalaman studio yang menekankan pada pemberian pengalaman keterampilan psikomotorik.
4.5 berbagai Persoalan dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Seni