2.2 Seni Tari
Menurut  Kusudiharjo  dalam  Robby,  2006:  53  tari  adalah  keindahan bentuk  dari  anggota  badan  manusia  yang  bergerak,  berirama  dan  berjiwa  yang
harmonis. Definisi tari menurut Jazuli 2006:7 adalah gerak yang indah, lahir dari tubuh yang bergerak, berirama dan berjiwa sesuai dengan maksud dan tujuan tari.
Istilah seni tari pada mulanya berasal dari kata “Art” latin yang bermakna “kemahiran”. Pangeran Soerjodiningrat mengatakan bahwa seni tari adalah gerak
seluruh tubuh disertai bunyian gamelan diatur menurut irama lagunya, gending, ekspresi  muka,  disertai  dengan  isi  dan  makna  tarianya  Jazuli  dalam  Harmonia
2002:45.  Seni  tari  merupakan  salah  satu  bentuk  kesenian  yang  telah  dikenal manusia sejak dahulu.  Seni  tari  dalam kehidupan manusia memiliki fungsi,  yang
pertama  seni  tari  untuk  memenuhi  kebutuhan  individu  yang  meliputi  kebutuhan fisik  dan  emosional,  kedua  seni  tari  untuk  memenuhi  kebutuhan  sosial  baik
dibidang agama, pendidikan, komunikasi maupun rekreasi Abdi Guru, 2000: 7. Fungsi rekreasi dalam seni tari dapat dipenuhi dengan berbagai cara, salah satunya
adalah dengan melihat dan mengamati suatu bentuk penyajian tari. Penyajian suatu tarian sangat dipengaruhi oleh unsur dasar tari yaitu gerak,
di samping unsur dasar gerak menurut Jazuli 2008:13 seni tari juga mengandung unsur dasar lainnya yaitu tempat pertunjukan, iringan musik, tata lampu, tata rias
wajah dan busana, serta tema. 2.2.1 Unsur-unsur Tari Dalam Penyajian
Gerak  sebagai  elemen  pokok  atau  unsur  dominan  dalam  seni  tari.  Gerak adalah  pertanda  hidup  reaksi  manusia  terhadap  kehidupan,  situasi  dan  kondisi,
serta hubungan dengan manusia lainnya terungkap melalui gerak Jazuli, 1994: 8. Gerak  disini  merupakan  suatu  gerak  yang  digayakan  stilasi,  diubah  distorsi,
diperhalus  dan  dibuat  lebih  indah  serta  diiringi  dengan  irama-irama  tertentu. Menurut  Soedarsono  1976:36  gerak  yang  digayakan  dibedakan  menjadi  dua,
yaitu : a.  Gerak  murni,  yakni  gerak  dari  hasil  olah  gerak  yang  dalam
pengungkapannya tidak memperhitungkan makna atau maksud dari gerak tersebut, tetapi yang dipentingkan hanya faktor nilai
keindahan gerak semata.
b.  Gerak  maknawi,  yakni  gerak  yang  telah  diolah  menjadi  suatu gerak  tari  yang  dalam  pengungkapannya  mengandung
pengertian atau maksud-maksud tertentu, disamping keindahan gerak itu sendiri.
Ruang  merupakan  unsur  penunjang  yang  menentukan  terwujudnya  gerak tari.  Suatu  pertunjukan  selalu  memerlukan  tempat  atau  ruangan  guna
menyelenggarakan  pertunjukan  tersebut.  Ruangan  dalam  penyajian  tari  disebut panggung.  Panggung  adalah  arena  pertunjukan  yang  biasanya  merupakan  suatu
tempat dimana tempat duduk penontonnya lebih rendah dari pada tempat bermain Lestari, 1993: 3. Selain gerak dan ruang unsur penyajian tari berikutnya adalah
iringan  atau  musik  yang  digunakan  sebagai  memberi  suasana  pada  suatu  tarian oleh sebab itu hendaknya sesuai dengan tema atau isi tarian.
Musik sebagai pemberi suasana tari didukung pula oleh unsur tata lampu, dimana  dengan  penataan  lampu  yang  sesuai  dengan  tema  tari  akan  lebih
mempertegas kesan dan suasana dalam pertunjukan tari. Penataan lampu bukanlah sebagai penerangan semata, melainkan juga berfungsi untuk menciptakan suasana
atau  efek  dramatik  dan  memberi  daya  hidup  pada  sebuah  pertunjukan  tari,  baik secara langsung maupun tidak langsung Jazuli, 1994: 24-25.
Tema  merupakan  isi  keseluruhan  suatu  tarian  yang  diungkapkan  dalam bentuk  gerak dari awal  hingga akhir. Pengungkapan tema dalam suatu penyajian
tari  dapat  terlihat  dari  penggunaan  tata  rias  wajah  dan  busana  penari.  Tata  rias dalam  pertunjukan  tari  merupakan  suatu  kegiatan  mengubah  bentuk  penampilan
wajah  yang  disesuaikan  dengan  karakter  tarian  dengan  menggunakan  bantuan bahan dan alat rias. Busana dalam tari adalah segala sesuatu yang dikenakan oleh
penari dari ujung kepala hingga ujung kaki  yang diatur dan ditata sesuai  dengan kebutuhan  tari  tersebut.  Rias  busana  adalah  ketrampilan  untuk  mengubah,
melengkapi  atau  membentuk  sesuatu  yang  dipakai  mulai  rambut  sampai  ujung kaki  Lestari,  1993:  16.  Menurut  Jazuli  2008:21  pada  dasarnya  busana  dalam
tari  tidak  menuntut  dari  bahan  yang  baik  apalagi  mahal  yang  penting  adalah bagaimana  kita  dapat  menata  busana  yang  sesuai  dengan  tarinya.  Fungsi  tata
busana tari adalah untuk mendukung tema atau isi dan untuk mempertegas peran dalam  suatu  tarian.  Busana  tari  yang  baik  bukan  hanya  sekedar  untuk  menutup
tubuh  semata  melainkan  juga  harus  dapat  mendukung  desain  ruang  pada  saat penari sedang menari Jazuli, 1994: 17.
Menurut  Robby  Hidayat  2006:2  pembelajaran  seni  tari  diarahkan  pada usaha  prakmatis  yaitu  pembelajaran  sebuah  bentuk  khusus  diajarkan  pada  anak-
anak  usia  belia.  Tujuan,  mediaalat,  bahan  ajar,  dan  evaluasi  adalah  komponen pembelajaran yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran. Terlaksananya
keempat  komponen  itu  harus  sesuai  dengan  tingkat  perkembangan  siswa  dan setiap  komponen  harus  saling  berhubungan  satu  sama  lain  demi  keberhasilan
belajar.
Berdasarkan  uraian  tentang  seni  tari  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa pada  dasarnya  seni  tari  adalah  pengungkapan  ekspresi  jiwa  manusia  lewat  gerak
yang  diperindah  dan  berkesinambungan  serta  diiringi  dengan  musik  sebagai pengiringnya.  Seni  tari  juga  merupakan  bagian  dari  pendidikan.  Proses
pembelajaran seni tari harus memperhatikan komponen dasar pembelajaran  yaitu tujuan,  mediaalat,  bahan  ajar,  dan  evaluasi  yang  disesuaikan  dengan  tingkat
perkembangan siswa agar tujuan pendidikan seni tari dapat tercapai.
2.3 Kurikulum SMP