Kemampuan Mahasiswa Motivasi Perilaku dan Karakteristik Awal Siswa

pengetahuan. Kurikulum lama lebih berfokus pada apa yang perlu disampaikan pada proses belajar mengajar. Sementara itu kurikulum berbasis kompetensi, meliputi: 1 Apa yang perlu dilakukan, mendorong mengembangkannya, menerapkan, menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang disebut dengan life skill. 2 Student oriented berorientasi pada siswa. 3 Guru berpeeran untuk mengenalkan dan mempraktekkan kebaruan dalam KBMKMB yang didukung pihak penyelenggara. 4 Guru dituntut lebih kreatif dengan mengajak peserta didik untuk bereksplorasi perlu sarana dan prasarana. 5 Guru berperan sebagai rekan peserta didik. Di dalam pendidikan perlu pendidikan yang “cura personalis” yaitu guru memperhatikan murid secara pribadi dalam relasi hangat antara guru dan siswa, yang dilakuakan dengan cara mengaktifkan, mengkreatifkan, dan memotivasi peserta didik. Guru perlu memperhatikan keunikan setiap peserta didik, sehingga paradigma guru sebagai satu-satunya sumber ilmu perlu dirombak total.

4.7. Perilaku dan Karakteristik Awal Siswa

Untuk dapat memperlancar proses belajar mahasiswa-dosen, perlu diperhatikan beberapa faktor, baik yang terdapat didalam diri mahasiswa maupun faktor lingkungan yang perlu dimanipulasinya. Karakteristik mahasiswa yang sangat penting untuk diketahui karena amat mempengaruhi proses belajar adalah : 1 kemampuan mahasiswa, 2 motivasi, 3 perhatian, 4 persepsi, 5 ingatan, 6 lupa, 7 retensi, dan 8 transfer. Sementara itu, faktor-faktor diluar diri mahasiswa yang perlu diperhatikan adalah 9 kondisi belajar, 10 tujuan belajar, 11 pemberian umpan balik Toeti dan Winataputra, 1994 :38.

4.7.1. Kemampuan Mahasiswa

Setiap individu mempunyai kemampuan belajar yang berlainan. Dengan asusmsi bahwa masiswa tentu mempunyai IQ di atas rata-rata sehingga tidak akan mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran, maka perhatian dosen dapat diarahkan kepada kemampuan awal mahasiswa. Yang dimaksudkan dengan kemampuan awal mahasiswa adalah kemampuan yang teelah dimiliki oleh mahasiswa sebelum mengikuti perkuliahan yang akan diberikan Dick Carey, 1990; Worell Stilwell, 1981 dalam Toeti dan Winataputra, 1994 : 38. Kemampuan awal ini menggambarkan kesiapan mahasiswa dalam menerima pelajaran yang akan diberikan. Kemampuan awal ini penting untuk diketahui dosen sebelum memulai dengan pelajarannya, karena dengan demikian dapat diketaui a apakah mahasiswa telah mempunyai ketrampilan atau pengetahuan yang merupakan prasyarat prerequisite untuk mengikuti pengajaran. Tanpa adanya kemampuan prasyarat ini, mahasiswa tidak dapat diharapkan mampu mengikuti pelajaran dengan baik; b sejauh mana mahasiswa telah mengetahui materi apa yang akan disajikan.

4.7.2. Motivasi

Memotivasi siswa dapat didefinisikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu Morgan, dalam Toeti dan Winataputra, 1984 : 39. Apabila mahasiswa mempunyai motivasi positif, maka akan 1 memperlihatkan minat, mempunyai perhatian, dan ingin ikut serta, 2 bekerja keras, serta memberikan waktu kepada usaha tersebut, dan 3 terus bekerja sampai tugas terselesaikan. Motivasi dapat dibagi dua, yaitu a motivasi intristik apabila sumbernya datang dari dalam diri orang yang bersangkutan, dan b motivasi ekstrinsik apabila sumbernya adalah lingkugan di luar diri orang yang bersangkutan. Untuk proses belajar mengajar, motivasi instrinsik lebih dapat diberikan oleh dosen dengan jalan mengatur kondisi dan situasi belajar menjadi kondusif. Dengan jalan memberikan penguatan-penguatan, maka motivasi yang mula-mula bersifat ekstrinsik lambat laun diharapkan akan berubah menjadi motivasi instrinsik Galloway dala Toeti dan Winataputra, 1994 : 39-40. Teori-teori motivasi yang dapat dijadikan pijakan dosen dalam mengembangkan kemampuan awal mahasiswa adalah 1 teori dorongan drives theories mengatakan bahwa tingkah laku seseorang didorong kearah suatu tujuan tertentu karena adanya suatu kebutuhan, 2 teori insetif mengatakan bahwa adanya suatu karakteristik tertentu pada tujuan dapat menyebabkan terjadinya tingkah laku kearah tujuan itu, 3 teori motivasi berprestasi menyatakan bahwa motivasi untuk bekerja karena adanya kebutuhan berprestasi, 4 teori motivasi kompetensi competence motivation menyatakan bahwa setiap manusia mempunyai keinginan untuk menunjukkan kompetensi dengan menaklukkan lingkungan, 5 teori motivasi kebutuhan Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia bersifat hierarkhis, dan dikelompokkan menjadi dua yaitu kebutuhan difisiensi serta kebutuhan pengembangan Toeti dan Winataputra, 1994 : 40-46.

4.7.3. Perhatian