tengah  secara  alami.  Menurut  Suyanto,  pendidikan  karakter  adalah  pendidikan budi  pekerti  plus  yaitu  yang  melibatkan  aspek  pengetahuan  kognitif,  perasaan
feeling, dan tindakan action. Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, pendidikan  karakter  tidak  akan  efektif.  Dengan  pendidikan  karakter  yang
diterapkan  secara  sistematis  dan  berkelanjutan,  seorang  anak  akan  cerdas emosinya.  Sehingga  diharapkan  siswa  tersebut  dapat  berhasil  dalam  menghadapi
berbagai tantangan dalam kehidupan temasuk dalan hal akademis. Jamal Ma‟mur Asmani,2011:30-31
1. Tujuan Pendidikan Karakter
Tujuan  pendidikan  karakter  adalah  penanaman  nilai    dalam  diri  siswa  dan pembaharuan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu.
Tujuan  jangka  panjangnya  tidak  lain  adalah  mendasarkan  diri  pada  tanggapan aktif kontekstual individu atas impuls natural sosial yang diterimanya, yang pada
giliranya  semakin  mempertajam  visi  hidup  yang  akan  diraih  lewat  proses pembentukan  diri  secara  terus-menerus  on  going  formation.  Tujuan  jangka
panjang  ini  merupakan  pendekatan  dialektis  yang  semakin  mendekatkan  dengan kenyataan  yang  ideal,  melalui  proses  refleksi  dan  interaksi  secara  terus-menerus
antara idealisme, pilihan sarana, dan hasil langsung  yang dapat  dievaluasi secara objektif  Doni  Koesoma  A,  2010:  135.Pelaksanaan  pendidikan  budaya  dan
karakter  bangsa  memiliki  beberapa  tujuan  menurut  Pusat  kurikulum  tujuan pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut:
a. Mengembangkan  potensi  afektif  peserta  didik  sebagai  manusia  dan  warga
Negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan
dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. c.
Menanamkan  jiwa  kepemimpinan  dan  tanggung  jawab  peserta  didik  sebagai penerus bangsa.
d. Mengembangkan  kemampuan  peserta  didik  menjadi  manusia    yang  mandiri,
kreatif, berwawasan kebangsaan. e.
Mengembangkan  lingkungan  kehidupan  sekolah  sebagai  lingkungan  belajar yang  aman,  jujur,  penuh  kreatifitas  dan  persahabatan,  serta  dengan  rasa
kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan Puskur,2010:7. Beberapa  negara  yang  telah  menerapkan  pendidikan  karakter  sejak
pendidikan dasar di antaranya adalah Amerika Serikat, Jepang, Cina, Korea. Hasil penelitian  di  negara-negara  ini  menyatakan  bahwa  implementasi  pendidikan
karakter  yang  tersusun  secara  sistematis  berdampak  positif  pada  pencapaian akademis.  Seiring  sosialisasi  tentang  relevansi  pendidikan  karakter  ini,  semoga
dalam  waktu  dekat  tiap  sekolah  bisa  segera  menerapkanya  agar  nantinya  lahir generasi  bangsa  yang  cerdas  dan  berkarakter  sesuai  dengan  nilai-nilai  luhur
bangsa dan agama dikdas.kemendiknas.go.id 2011 dalam Asmani 2011: 46. Internalisasi  pendidikan  karakter  ini  secara  tidak  langsung  akan  menjadi
kekuatan untuk menyeleksi  dan memfilter setiap tantangan yang datang dari luar, baik  berupa  budaya  barat,  nilai-nilai  masyarakat,  dan  pemikiran-pemikran    yang
setiap  lalu  lalang  dihadapan  manusia  lewat  media  cetak  maupun  elektronik. Adapun  tahapan  proses  internalisasi  pendidikan  karakter  menurut  Muhaimin
dalam Asmaun Sahlan   Angga Teguh P. 2012:32-33 dapat  dilakukan melalui
tiga fase yaitu: 1 Tahap transformasi nilai, merupakan proses menginformasikan nilai-nilai  baik  dan kurang baik.  2 Tahap transaksi  nilai  yakni  adanya interaksi
timbal-balik  antara  guru  dengan  siswa.  3  Tahap  transinternalisasi  yakni  terjadi komunikasi  kepribadian  yakni  komunikasi  secara  verbal  serta  sikap  mental  dan
kepribadian.
2. Nilai-nilai Pendidikan Karakter