B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumusan permasalahan
yang diajukan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah upaya guru sejarah dalam pembentukan sikap nasionalisme
siswa? 2.
Bagaimana peranan guru sejarah dan pendidikan karakter dalam pembentukan sikap nasionalisme siswa ?
3. Hambatan-hambatan apa saja yang muncul dalam proses pembentukan sikap
nasionalisme yang dilakukan oleh guru sejarah ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1.
Mengetahui upaya guru sejarah dalam pembentukan sikap nasionalisme siswa 2.
Mengetahui peranan guru sejarah dan pendidikan karakter dalam pembentukan sikap nasionalisme siswa
3. Mengetahui Hambatan-hambatan apa saja yang muncul dalam proses
pembentukan sikap nasionalisme yang dilakukan oleh guru sejarah
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai peranan guru sejarah dan pendidikan karakter
dalam pembentukan sikap nasionalisme siswa.
2. Manfaat praktis
a. Manfaat bagi siswa
Penelitian ini demi terbentuknya sikap nasionalisme siswa dengan penguatan karakter dari pembelajaran sejarah.
b. Manfaat bagi guru
Menambah masukan kepada pendidik guru sejarah dalam hubungannya dengan penyampaian materi sejarah yang telah diintegralkan dengan pendidikan karakter.
Hal ini bertujuan untuk memberikan penguatan karakter pada peserta, hingga sikap nasionalisme terbentuk.
c. Manfaat bagi sekolah
1 Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang nyata
tentang kondisi pembelajaran sejarah dan memberikan alternatif pemecahan masalahnya.
2 Dapat memberi motivasi kepada siswa agar mempunyai kesadaran berbangsa
dan bernegara. 3
Meningkatkan rasa kebanggaan dan rasa cinta tanah air kepada bangsa dan negara.
E. Batasan Istilah
Batasan istilah di bawah ini untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini. Adapun istilah tersebut sebagai berikut.
1. Peranan
Menurut W.J.S. Poerwadinata dalam kamus Bahasa Indonesia, Peranan berasal dari kata peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang
pimpinan yang terutama. Sedangkan peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip oleh Soerjono Soekanto, sebagai berikut: Peranan adalah suatu konsep
perihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi
atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
kemasyarakatan Soerjono Soekanto,1982:213. Arti peranan dalam penelitian ini adalah segala upaya yang dilakukan oleh
guru sejarah,kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum dalam membentuk sikap nasionalisme siswa melalui pembelajaran sejarah yang telah
terintegrasi dengan pendidikan karakter dan kegiatan sehari-hari di sekolah. 2.
Guru Sejarah Guru Sejarah adalah guru yang mengampu mata pelajaran sejarah di SMA N
2 Kudus. Guru sejarah mempunyai latar belakang pendidikan sebagai sarjana pendidikan sejarah. Bekal ilmu yang dimiliki oleh guru yang sesuai bidangnya
diharapkan mampu memberikan materi pelajaran sejarah yang tidak hanya bersifat teoritis namun mampu mendidik siswa agar memiliki sikap nasionalisme.
3. Pendidikan Karakter
Pada Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter 2010 menyebutkan pendidikan karakter adalah sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan seluruh warga sekolah untuk memberikan keputusan baik-buruk, keteladanan,
memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari- hari dengan sepenuh hati Fasli Jalal, dkk, 2011: 5-6.
Dalam konteks penelitian ini yang dimaksud dengan pendidikan karakter adalah seluruh upaya dan kegiatan sekolah baik oleh kepala sekolah, guru,
kurikulum, sarana prasana, dan kegiatan lainnya yang memungkinkan dapat menumbuhkembangkan watak, tabiat atau karakter siswa sehingga nantinya siswa
SMA Negeri 2 Kudus dapat bersikap dan perilaku yang berkarakter dalam arti sikap dan perilakunya senantiasa sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang sifatnya
universal atau berlaku umum. 4.
Sikap Nasionalisme Pada masa prakemerdekaan, nasionalisme bagi bangsa Indonesia merupakan
perjuangan politik untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Pada masa kemerdekaan,
nasionalisme merupakan
bentuk perjuangan
bagaimana mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa kita. Sedangkan
pada masa pembangunan sekarang ini, nasionalisme merupakan upaya yang gigih dari seluruh komponen bangsa untuk mengisi kemerdekaan ini.
Oleh sebab itu yang dimaksud dengan sikap nasionalisme siswa dalam penelitian ini adalah sikap yang menunjukkan kemauan, kesanggupan para siswa
untuk berpartisipasi secara aktif dalam seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh baik kegiatan pembelajaran intrakurikuler maupun ekstrakurikuler sebagai
wujud rasa cintanya terhadap bangsa dan negara, seperti kegiatan upacara bendera, perayaan hari pahlawan, lomba antar sekolah. Selain itu siswa juga
mampu mentaati segala peraturan yang diterapkan disekolah serta memiliki kepribadian yang luhur dan menghormati antar sesama warga sekolah.
16
BAB II LANDASAN TEORI