menyesuaikan  diri  siswa  terisolir  yang  juga  tergolong  sedang  dengan  presentase 57.  Kepercayaan  diri  siswa  juga  termasuk  pada  kategori  sedang  dengan
presentase 66. Respon saat kegiatan pada siswa terisolir juga tergolong sedang dengan  jumlah  presentase  59.  Kemampuan  bertenggang  rasa  dan  kemampaun
sportif    siswa  terisolir  juga  berada  dikategori  sedang  dengan  presentase  65. Kategori  tinggi  dengan  presentase  73  berada  di  indikator  penampilan.
Sedangkan  untuk  perlakuan  teman  pada  indikator  siswa  terisolir  mendapat presentase  sebanyak 63 dengan kategori sedang.
4.1.2    Perilaku  Terisolir  Siswa  Sesudah  Diberi  Konseling  Behavior  dengan Teknik
Assertive  Training  pada  Siswa  Kelas  IV  SD  Negeri  Pekunden Semarang.
Berikut  ini  peneliti  paparkan  hasil  penelitian  penelitian  perilaku  terisolir siswa  setelah  diberikan  treatment  selama  5  kali  pertemuan  menggunakan
konseling  behavior  dengan  teknik  asertif.  Dalam  membantu  peneliti  untuk mengetahui  perubahan  perilaku  siswa  terisolir  setelah  mendapat  treatment,
peneliti  menggunakan  pedoman  observasi  berupa  daftar  cek  yang  dilakukan selama  5  kali  dan  pedoman  observasi  berupa  skala  penilaian  yang  dilakukan
sebelum dan sesudah diberikannya treatment. Berikut ini adalah hasilnya:
4.1.2.1 Minat  Bersosial
Minat  bersosial  siswa  terisolir  meningkat  menjadi  tinggi  setelah mendapatkan  treatment,  hal  ini  dibuktikan  dengan  siswa  terisolir  tidak  lagi
berdiam  diri  saat  kegiatan  bersama,  lebih  banyak  ikut  serta  dalam  kegiatan kelompok,  dan  lebih  sering  menyapa  teman  lain.  Pada  kedua  konseli  terjadi  hal
yang  sama.  Keduanya  lebih  banyak  terlibat  dengan  kegiatan  bersama  teman-
teman  di  kelasnya.  Selain  itu  jumlah  teman  yang  mereka  miliki  juga  bertambah. Kedua konseli tidak lagi menjauhi teman-teman baik laki-laki ataupun perempuan
di kelasnya.
4.1.2.2 Kemampuan Menyesuaikan Diri
Aspek  kemampuan  menyesuaikan  diri  siswa  terisolir  juga  meningkat meskipun masih berada dikategori sedang. Hal ini dibuktikan dengan mampunya
siswa  terisolir  berinteraksi  dengan  siswa  lain  dan  kemampuannya  mengikuti norma yang berlaku di sekolah yang meningkat. Pada konseli VB, ia sudah tidak
menampakkan  keengganan  untuk  terlibat  interaksi  lebih  sering  dengan  teman sekelasnya,  sedangkan  pada  konseli  RR,  juga  mengalami  peningkatan  dalam
interaksinya  dengan  siswa  lain.  ia  juga  tidak  lagi  ditegur  wali  kelasnya  karena sering tidak fokus pada saat pelajaran.
4.1.2.3  Kepercayaan Diri
Pada aspek kepercayaan diri siswa terisolir, keduanya meningkat menjadi tingkatan tinggi dan sedang. Dilihat dari kelancaran siswa saat berbicara di depan
kelas, respon saat ditanya oleh guru dan keaktifannya saat diadakan diskusi. Pada konseli  VB  tidak  terlihat  perubahan  yang  begitu  berpengaruh  karena  VB  sudah
menunjukkan  kepercayaan  diri  yang  baik  sebelum  menerima  treatment, sedangkan pada konseli RR, kemajuan terlihat dari kelancaran bicaranya di depan
kelas yang semakin baik.
4.1.2.4 Respon Saat Kegiatan
Pada  kedua  siswa  terisolir  setelah  mendapatkan  treatment,  respon  dalam kegiatannya tergolong sedang. Meskipun demikian kemajuan diperlihatkan siswa
dari  respon  siswa  terisolir  saat  ada  teman  yang  mengajaknya  bergabung  dan respon  dalam  pergaulannya  sehari-hari.  Misalnya  pada  VB  yang  tidak  lagi
bermain  sendiri,  ia  lebih  suka  bergabung  bersama  teman  bermainnya.  VB  juga tidak ditolak saat ingin bergabung bermain bersama teman-teman perempuannya.
Hal  yang  sama  juga  terjadi  pada  RR  yang  tidak  lagi  menolak  ajakan  teman  di kelasnya untuk bermain bersama
4.1.2.5 Kemampuan Bertenggang Rasa