Kemampuan Bertenggang Rasa Kemampuan Sportif Penampilan Perlakuan Teman

dari respon siswa terisolir saat ada teman yang mengajaknya bergabung dan respon dalam pergaulannya sehari-hari. Misalnya pada VB yang tidak lagi bermain sendiri, ia lebih suka bergabung bersama teman bermainnya. VB juga tidak ditolak saat ingin bergabung bermain bersama teman-teman perempuannya. Hal yang sama juga terjadi pada RR yang tidak lagi menolak ajakan teman di kelasnya untuk bermain bersama

4.1.2.5 Kemampuan Bertenggang Rasa

Aspek kemampuan bertenggang rasa siswa terisolir juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dengan mampunya siswa menerima dan menghargai orang lain seperti misalnya berbagi dengan teman sekelasnya, tidak memilih-milih teman, dan mendengarkan siswa lain saat ada yang berbicara. Peningkatan yang terlihat pada VB, ia sekarang sudah tidak lagi memilih-milih teman, ia mau berteman dengan siswa di kelasnya. Sedangkan pada RR, ia juga mulai bersedia berteman dengan siswa perempuan tidak hanya berteman dengan siswa laki-laki saja, ia juga lebih sering sering memperhatikan saat ada temannya yang maju kedepan kelas, tidak lagi terlihat sibuk sendiri.

4.1.2.6 Kemampuan Sportif

Aspek kemampuan sportif siswa terisolir tidak mengalami banyak peningkatan. Jika memang kedua konseli kalah ketika bermain, kedua konseli tetap menerima hukuman sesuai kesepakatan. Ketika gilirannya habis dan harus bergantian, kedua konseli juga tetap mengikuti peraturan.

4.1.2.7 Penampilan

Aspek penampilan siswa terisolir juga masih tergolong tinggi. Dapat dilihat dari kerapian siswa dalam berpakaian. Pada kedua konseli kerapian yang ditunjukkan selalu baik.

4.1.2.8 Perlakuan Teman

Perlakuan teman pada kedua siswa terisolir mengalami peningkatan setelah mendapatkan treatment. Dapat dilihat dari seringnya teman konseli mengajak bermain bersama dan berkurangnya ejekan yang sering konseli terima. Baik pada VB maupun RR, teman-teman di kelasnya mulai sering mengajak bermain bersama, dan keduanya yang awalnya sering diejek oleh teman sekelas masing-masing sekarang sudah berkurang. Berikut adalah perolehan presentase per indikator siswa terisolir setelah diberlakukan treatment : Diagram 3 Perolehan Presentase Siswa Terisolir Setelah Diberikan Treatment Berdasarkan diagram 3, presentase per indikator pada siswa terisolir setelah diberlakukan treatment diketahui mengalami peningkatan. Pada indikator minat bersosial siswa memperoleh presentase sebanyak 75 dengan kategori 55 60 65 70 75 80 Indikator siswa terisolir setelah treatment Indikator siswa terisolir setelah treatment tinggi. Kemampuan menyesuaikan diri siswa terisolir tergolong sedang dengan perolehan presentase sebanyak 63. Kepercayaan diri siswa terisolir berada dikategori sedang dengan perolehan 73. Respon saat kegiatan meningkat menjadi 65 dengan kategori sedang. Kemampuan bertenggang rasa juga meningkat menjadi sedang dengan presentase 70. Kemampuan sportif siswa terisolir memperoleh presentase 65 kategori sedang. Pada indikator penampilan siswa terisolir masih sama perolehan presentase dengan jumlah 73 kategori tinggi. Dan indikator perlakuan teman meningkat menjadi 65 dengan kategori sedang. Dari kedua diagram yang disajikan diatas, maka dapat diperoleh perbandingan antara presentase sebelum dan sesudah treatment seperti berikut ini: Diagram 4 Perbandingan Presentase Skala Penilaian Perilaku Siswa Terisolir Sebelum dan Sesudah diberi Konseling Behavior dengan Teknik Asertif. Berdasarkan diagram diatas, beberapa perbedaan tampak pada beberapa indikator, yaitu misalnya pada indikator minat bersosial yang mengalami peningkatan sebanyak 15, kemampuan menyesuaikan diri yang mengalami 10 20 30 40 50 60 70 80 Sebelum Sesudah peningkatan sebanyak 7, kepercayaan diri meningkat sebanyak 4, respon saat kegiatan meningkat sebanyak 6, kemampuan bertenggang rasa meningkat sebanyak 5, dan pada perlakuan teman meningkat sebanyak 2. Sedangkan dari hasil observasi daftar cek yang peneliti lakukan sebanyak 5 kali pada konseli disetiap sesi konseling sepanjang hari itu didapat perbandingan antara konseli VB dan RR disajikan dalam diagram sebagai berikut: Diagram 5 Hasil Observasi Selama 5 kali dengan Daftar Cek pada R1 dan R2 Dari diagram diatas adalah perbandingan hasil observasi antara VB R1 dan RR R2 selama 5 kali. Berdasarkan pada hasil perolehan presentase tidak menunjukkan perbedaan yang begitu besar di tiap-tiap indikatornya. Perubahan perilaku pada VB misalnya muncul pada indikator minat bersosial, teman yang dimiliki VB bertambah dari 2 menjadi 6. Teman sekelas VB juga lebih sering mengajak VB untuk bergabung bermain bersama, VB juga tidak lagi menjauhi teman-temannya. VB sudah tidak diejek oleh beberapa siswa di kelasnya dan VB terlihat mulai akrab dengan siswa perempuan di kelasnya. Sedangkan pada R2 yaitu RR yang paling terlihat adalah RR sudah mulai menampakkan mampu berinteraksi dengan semua siswa baik laki-laki ataupun perempuan di kelasnya. 10 20 30 40 50 60 70 80 R1 R2 Siswi perempuan juga mulai menerima RR. Beberapa siswa sudah tidak mengejek ataupun mengganggu RR. Ketika pelajaran RR juga lebih sering memperhatikan daripada sibuk sendiri.

4.1.3 Konseling Behavior dengan Teknik Assertive Training pada Siswa

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS VII MTS NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

2 23 58

KEEFEKTIFAN KONSELING BEHAVIOR DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU KONFORMITAS NEGATIF PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMA ISLAM NAHDLATUSYSYUBBAN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2015201

13 122 145

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

4 25 84

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA UNDERACHIEVER MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SD NEGERI PEKUNDEN SEMARANG

1 17 238

MENGATASI KENAKALAN SISWA KELAS IV MELALUI LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SD NEGERI 2 GLINTANG Mengatasi kenakalan siswa kelas iv melalui layanan konseling perorangan di SD Negeri 2 Glintang Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali Tahun 2011 /2012.

0 0 16

IMPLEMENTASI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN SELF-CONFIDENCE BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 KARANGANYAR.

0 1 17

Efektifitas konseling kelompok teknik assertive training dalam mengurangi perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu | Mutmainnah | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6264 20701 1 PB

1 1 10

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI DENGAN TEKNIK MODELING SIMBOLIS UNTUK MENGURANGI SIKAP POSITIF TERHADAP BULLYING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI PEKUNDEN SEMARANG

1 1 108

PENERAPAN BEHAVIORISTIK DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGATASI KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS X SMK MAA’RIF KUDUS

0 0 19

PENERAPAN KONSELING GESTALT DENGAN TEKNIK KURSI KOSONG UNTUK MENGATASI SISWA TERISOLIR PADA SISWA KELAS VIII SMP 1 BAE TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI

2 2 16