Kepemilikan Saham Manajerial Kepemilikan Saham Institusional

14 manajer sebagai pihak yang berkompeten dalam pengelolaan perusahaan mempunyai wewenang cukup untuk menjalankan tugasnya.

2.1.2.1 Kepemilikan Saham Manajerial

Kepemilikan saham manajerial adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para manajemen, yang dapat diukur melalui presentase saham biasa yang dimiliki pihak manajemen yang secara aktif terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan. Sedangkan menurut Bagnani 1996 struktur kepemilikan saham manajerial diukur sebagai persentase saham biasa atau opsi saham yang dimiliki direktur dan officer. Struktur kepemilikan saham manajerial diukur sebagai persentase saham biasa yang dimiliki oleh Board of Management,yangdi dalamnya terdapat direktur dan komisaris Setiyono, 2000. Struktur kepemilikan saham manajerial dapat dijelaskan dari dua sudut pandang yaitu melalui pendekatan keagenan agency approach dan pendekatan ketidakseimbangan asymmetric information approach Itturiaga Sanz, 2000. Menurut Jensen 1993 yang dikutip Faisal 2005, hipotesis pemusatan kemungkinan convergence of interest hypotesis menyatakan bahwa kepemilikan saham manajerial dapat membantu penyatuan kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial maka kinerja perusahaan juga akan semakin baik. Dengan meningkatkan kepemilikan saham manajerial akan mensejajarkan kedudukan diantara manajer dengan pemegang saham Universitas Sumatera Utara 15 sehingga manajer termotivasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Kebangkrutan suatu perusahaan bukan hanya menjadi tanggungan dari pemilik utama, tetapi manajer juga ikut menanggungnya.

2.1.2.2 Kepemilikan Saham Institusional

Terdapat dua jenis ownership dalam perusahaan Indonesia yaitu perusahaan dengan kepemilikan sangat menyebar dan perusahaan dengan kepemilikan terkonsentrasi Husnan, 2001. Dalam tipe pertama, yaitu perusahaan dengan kepemilikan sangat menyebar, masalah keagenan yang sering timbul adalah masalah diantara agent pihak manajemen dengan owners pemegang saham. Perusahaan dengan kepemilikanyang lebih menyebar memberikan imbalan yang lebih besar pada pihak manajemen jika dibandingkan dengan perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi Goldberg Idson, 1995 dalam Husnan, 2001. Konflik yang terjadi akibat pemisahan kepemilikan bisa berdampak pada pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan perusahaan yang menyebabkan para manajer bertindak tidak sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan Wening, 2007. Kepemilikan saham institusional menggantikan kepemilikan saham manajerial dalam mengontrol agency costBathala dkk, 1994. Semakin besarnya kepemilikan oleh institusi keuangan maka akan semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan institusi keuangan untuk mengawasi manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih besar pada Universitas Sumatera Utara 16 manajemen untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan juga akan meningkat. Pengawasan yang dilakukan terhadap perusahaan tidak hanya terbatas pada pihak dalam perusahaan, tetapi dapat juga dilakukan dari pihak eksternal perusahaan yaitu dengan adanya pengawasan melalui investor- investor institusional. Kepemilikan perusahaan oleh institusi akan mendorong pengawasan yang lebih efektif, karena institusi merupakan professional yang memiliki kemampuan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Pozen 2004 mengungkapkan beberapa metode yang digunakan oleh pemilik institusional dapat mempengaruhi pengambilan keputusan manajerial, yang dimulai dari diskusi informal dengan pihak manajemen, sampai pengendalian keseluruhan kegiatan operasional dan pengambilan keputusan perusahaan. Adanya kepemilikan oleh investor institusional yang didefinisikan sebagai investor yang berasal dari sektor keuangan seperti perusahaan efek, perusahaan asuransi, perusahaan investasi, perbankan, dana pensiun dan kepemilikan institusi lainnya akan mendorong peningkatan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen perusahaan.

2.1.3 Ukuran Perusahaan Size

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

1 40 80

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP PENERAPAN KONSERVATISME DALAM AKUNTANSI (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI)

1 20 53

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014.

0 2 31

PENGARUH UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN, SOLVABILITAS, STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP Pengaruh Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Struktur Kepemilikan Terhadap Audit Delay (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 –

0 3 12

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN PADA KINERJA PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI PEMODERASI (studi pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI)

0 1 78

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

1 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) - Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

0 1 9

ABSTRAK PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2014

0 2 13

Analisis Struktur Kepemilikan Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

0 1 10