konfigurasi struktur interaksi antara AMMI-S dengan AMMI-BS menunjukkan hasil yang hampir sama yang ditunjukkan dengan nilai R
2
yang lebih dari 99,95.
Gambar 3.6 Nilai R
2
procrustes Dari Gambar 3.6 juga dapat dilihat pada beberapa sampel terjadi fluktuasi nilai R
2
. Tidak diketahui secara pasti penyebab fluktuasi tersebut. Fluktuasi terjadi kemungkinan
karena kejadian yang bersifat acak.
3.4.2. Data Riil
Data riil yang digunakan untuk melihat hasil dugaan parameter model AMMI yaitu data hasil percobaan lokasi ganda untuk tanaman padi dengan melibatkan 14 genotipe yang
ditanam di 13 lokasi. Dari 14 jenis genotipe yang diuji, rata-rata daya hasil masing-masing genotipe cukup bervariasi. Genotipe 13 merupakan genotipe dengan rata-rata daya hasil
paling tinggi, sedangkan genotipe 9 memiliki rata-rata daya hasil paling rendah Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Rata-rata daya hasil menurut genotipe Jika dilihat dari setiap lokasi tanam, genotipe-genotipe yang ditanam di L20
umumnya mempunyai rata-rata daya hasil paling rendah dibandingkan jika ditanam di lokasi lain. Sedangkan genotipe-genotipe yang ditanam di L3 umumnya mempunyai rata-
rata daya hasil lebih tinggi dibandingkan pada lokasi lain. Rata-rata daya hasil padi menurut genotipe dan lokasi tanam disajikan pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Rata-rata daya hasil menurut genotipe dan lokasi
Dari hasil deskripsi menunjukkan bahwa ada kecenderungan perbedaan respon daya hasil antara genotipe padi dan lokasi tanam. Dengan analisis ragam dapat diketahui
tingkat perbedaan rata-rata daya hasil antar genotipe dan lokasi. Tabel 3.7 menyajikan hasil analisis ragam, jika diuji pada taraf nyata 5, ada
perbedaan rata-rata respon daya hasil antar lokasi tanam. Hal ini dapat dilihat dari nilai-P yang kurang dari 5. Demikian juga dengan pengaruh genotipe yang menunjukkan ada
perbedaan respon daya hasil antar genotipe. Ini menunjukkan bahwa jenis genotipe atau lokasi tempat tumbuh sangat berpengaruh terhadap daya hasil padi.
Dari hasil analisis ragam juga menunjukkan bahwa pengaruh interaksi antara genotipe dan lokasi berbeda nyata pada taraf nyata 5. Ini berarti ada perbedaan rata-rata
daya hasil padi dari suatu genotipe yang ditanam pada lokasi yang berbeda . Tabel 3.7
Tabel analisis ragam data riil dengan ragam galat homogen
3.4.2.1. Dugaan pengaruh utama
Pada Tabel 3.8 disajikan dugaan parameter rata-rata model AMMI dan beberapa nilai dugaan parameter pengaruh utama. Dugaan rata-rata model AMMI berdasarkan
ketiga pendekatan memberikan hasil yang sama yaitu sebesar 5,5636 tonha. Hasil yang hampir sama juga diperoleh untuk dugaan pengaruh utama genotipe, lingkungan dan
kelompok tersarang dalam lingkungan. Informasi ini dapat dilihat dari nilai dugaan parameter pengaruh utama semua berada dalam selang kepercayaan 95 dugaan parameter
menggunakan pendekatan Bayes. Sebagai ilustrasi, dugaan dari
8
dengan AMMI-B yaitu - 0,2766, sedangkan menggunakan AMMI-S dan AMMI-BS masing-masing sebesar -0,2762
dan -0,2766. Meskipun berbeda, hasil dugaan dari dua metode terakhir masih berada dalam selang kepercayaan 95 dari nilai dugaan melalui pendekatan Bayes.
Sumber Db
JK KT
F Nilai P
Lingkungan L 12
511,73 42,65
52,10 0,000
KelompokLingkungan 26
21,28 0,82
4,16 0,000
Genotipe G 13
35,69 2,75
13,97 0,000
G x L 156
100,51 0,64
3,28 0,000
KUI1 24
25,90 1,08
5,49 0,000
KUI2 22
24,68 1,12
5,71 0,000
KUI3 20
14,11 0,71
3,59 0,000
KUI4 18
11,92 0,66
3,37 0,000
KUI5 16
9,75 0,61
3,10 0,000
KUI6 14
5,00 0,36
1,82 0,035
Sisaan 42
9,14 0,22
1,10 0,310
Galat Gabungan 338
66,44 0,20
Total 545
735,65
Tabel 3.8 Dugaan nilai rata-rata dan beberapa parameter pengaruh utama model
AMMI
Parameter Nilai Dugaan
SK 95 AMMI-B AMMI-B
AMMI-S AMMI-BS
Batas Bawah Batas Atas
5,5636
5,5636 5,5636
5,5636 5,5638
1
-0,0944 -0,0939
-0,0937 -0,1132
-0,0720
2
0,1722 0,1717
0,1717 0,1514
0,1929
8
-0,2776 -0,2762
-0,2766 -0,2981
-0,2565
14
0,3254 0,3240
0,3237 0,3037
0,3459
1
1,5935 1,5933
1,5922 1,5729
1,6140
2
-0,0962 -0,0960
-0,0959 -0,1164
-0,0776
8
0,1288 0,1283
0,1287 0,1086
0,1499
13
-1,8066 -1,8046
-1,8042 -1,8260
-1,7867
11
0,0193 0,0202
0,0197 -0,0080
0,0478
12
0,1698 0,1688
0,1687 0,1389
0,2009
113
-0,1259 -0,1248
-0,1241 -0,1520
-0,0952
313
0,0562 0,0552
0,0554 0,0276
0,0826
Hasil yang sama juga diperoleh untuk pendugaan pengaruh lingkungan dan kelompok tersarang pada lingkungan. Semua nilai dugaan pengaruh kelompok berada pada
selang kepercayaan 95 dari dugaan yang diperoleh melalui pendekatan Bayes. Hasil ini mengindikasikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara ketiga metode dalam
menduga nilai tengah dan pengaruh utama dari model. Secara visual, dugaan nilai tengah dan pengaruh utama tersaji pada Gambar 3.9.
3.4.2.2. Dugaan pengaruh interaksi
Komponen bilinier dari model AMMI digunakan untuk menduga pengaruh interaksi yang akan digunakan dalam model untuk menduga respon. Komponen bilinier
terdiri dari akar ciri dan vektor ciri. Nilai akar ciri yang diperoleh menggunakan pendekatan AMMI-S dan AMMI-BS menunjukkan hasil yang relatif sama Tabel 3.9. Hal
ini dapat terjadi karena untuk memperoleh nilai akar ciri, kedua pendekatan menggunakan metode yang sama yaitu SVD.
Gambar 3.9 Dugaan pengaruh utama berdasarkan data riil Akar ciri yang diperoleh melalui pendekatan Bayes menunjukkan hasil yang sedikit
berbeda dengan dua metode lainnya. Namun demikian, nilai akar ciri yang dihasilkan melalui AMMI-S dan AMMI-BS masih berada pada nilai selang kepercayaan 95 dari
dugaan akar ciri melalui AMMI-B Gambar 3.10. Hasil ini mengindikasikan bahwa keragaman dari setiap komponen utama interaksi tidak berbeda secara signifikan pada taraf
5. Tabel 3.9
Hasil penguraian bilinier matriks pengaruh interaksi Komponen
Utama Interaksi
Dugaan Akar Ciri SK 95 Bayes
BIC AMMI-B
AMMI-S AMMI-BS
25 97,5
KUI
1
2,926 2,938
2,939 2,765
3,101 934,80
KUI
2
2,819 2,868
2,869 2,686
2,953 884,44
KUI
3
2,156 2,169
2,169 2,029
2,285 863,55
KUI
4
1,986 1,993
1,994 1,875
2,089 840,65
KUI
5
1,793 1,803
1,803 1,700
1,902 818,07
KUI
6
1,281 1,291
1,292 1,191
1,369 817,90
KUI
7
0,994 1,010
1,010 0,894
1,078 825,14
KUI
8
0,875 0,887
0,887 0,787
0,956 831,95
KUI
9
0,830 0,872
0,872 0,754
0,906 833,84
KUI
10
0,613 0,623
0,623 0,521
0,698 839,31
KUI
11
0,223 0,245
0,245 0,121
0,308 847,79
KUI
12
0,137 0,171
0,171 0,045
0,218 852,12
Gambar 3.10 Dugaan nilai akar ciri Untuk menentukan banyaknya komponen utama yang akan digunakan dalam model
melalui pendekatan AMMI-S dan AMMI-BS digunakan metode postdictive success keberhasilan total. Dengan metode ini banyaknya komponen utama yang dipertahankan
pada model yaitu enam komponen utama sesuai dengan banyaknya komponen utama yang signifikan. Hasil ini sama seperti pada metode AMMI-B berdasarkan nilai BIC minimum.
Berdasarkan enam komponen utama yang dipertahankan pada model, pada Gambar 3.11 disajikan nilai dugaan pengaruh interaksi
. Terdapat 182 yang diduga 14 genotipe dan 13 lingkungan dengan nilai dugaan yang hampir sama antara ketiga
metode. Dengan memperhatikan nilai dugaan dari AMMI-S dan AMMI-BS yang semuanya berada di dalam selang kepercayaan 95 dugaan pengaruh interaksi
menggunakan AMMI-B, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara AMMI-B dengan AMMI-S dan AMMI-BS dalam menduga pengaruh
interaksi pada kondisi data dengan ragam galat homogen. Hasil ini dapat dipahami karena banyaknya komponen utama yang dipertahankan pada model sama dan besarnya
keragaman antara komponen utama yang bersesuaian perbedaannya tidak signifikan.
Gambar 3.11 Dugaan pengaruh interaksi
3.4.2.3. Konfigurasi Struktur Interaksi
Biplot AMMI merupakan alat analisis yang digunakan untuk menelusuri struktur interaksi yang terjadi antara genotipe dan lokasi. Biplot dapat digunakan untuk melihat
genotipe-genotipe stabil pada seluruh lokasi uji atau genotipe-genotipe spesifik pada lokasi tertentu. Genotipe dikatakan stabil jika berada dekat dengan sumbu utama, sedangkan
genotipe yang spesifik lokasi adalah genotipe yang berada jauh dari sumbu utama tapi letaknya berdekatan dengan garis lokasi.
Pada Gambar 3.12 disajikan Biplot AMMI berdasarkan ketiga pendekatan yang digunakan. Nampak bahwa terdapat kemiripan struktur interaksi yang dihasilkan dari
ketiga metode yang digunakan, terutama antar AMMI-S dengan AMMI-BS. Hal ini diperkuat dari hasil analisis procrustes antara AMMI-S dengan AMMI-BS dengan nilai R
2
hampir 100 dan antara AMMI-S dengan AMMI-B sebesar 99,99. Karena ada kemiripan dari konfigurasi biplot antara ketiga metode, untuk
mengetahui kestabilan genotipe dapat dilihat dari satu biplot saja. Misalkan dengan memperhatikan biplot dari AMMI-S pada Gambar 3.12a, terlihat bahwa genotipe-genotipe
yang cenderung stabil pada 13 lokasi adalah G2 BIO-1-AC-BLBBLAS-05, G7 OBS 1740PSJ, dan G11 B10531E-KN-14-1-0-LR-B375-12. Sementara G9 BP3300-2C-2-3
merupakan genotipe spesifik pada lokasi L4 Bantul2.