Percobaan Lokasi ganda Analisis AMMI Additive Main Effect Multiplicative Interaction

Ambil B=Cs|e s+1 ,…,e m , dengan e l adalah satu dari vector elementer, contoh e l =0, 0, …, 0, 1, 0, …,0, dengan unsur ke-l adalah satu, dan yang lainnya bernilai nol. Ambil C=c s ,c s+1 , …, c m yang diturunkan dari ortonormalisasi B. Jika C r =c s+1 , …, c m dan x = C r

k, maka x ~ UV

m yang orthogonal pada C s . Adapun cara membangkitkan data yang menyebar menurut sebaran von-Mises Fisher, misalnya y ~ Mpv, k, dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Bangkitkan vektor x ~ M p , k dengan =0, 0,…,1 T menggunakan algoritma fungsi vsamp Dhillon Sra 2003.

2. Hitung nilai y = Px dengan Px ~ M

p P , k. P merupakan matriks simetrik yang bersifat ortogonal. Matriks P dapat diperoleh melalui transformasi Householder Noble Daniel 1988.

2.4.2. Sebaran Posterior

Sebaran posterior merupakan refleksi dari perbaikan nilai parameter setelah dilakukan observasi contoh. Atau dengan perkataan lain, sebaran posterior merupakan kombinasi antara informasi awal tentang parameter dengan informasi tentang parameter tersebut yang dibawa oleh data observasi. Sebaran posterior merangkum informasi tentang semua nilai yang tidak pasti termasuk parameter yang tidak terobservasi, hilang, latent, maupun data yang tidak terobservasi dalam analisis Bayes Gelman 2002. Data yang dibentuk sebagai likelihood digunakan sebagai bahan untuk memperbaharui informasi prior menjadi sebuah informasi posterior yang siap untuk digunakan sebagai bahan inferensia. Secara analitik, fungsi kepekatan posterior diperoleh dari perkalian antara prior dengan likelihood. . prior likelihood posterior   Sebaran untuk Y ijk |θ adalah:     2 , ~ |    ijk ijk N y dengan ij j k ijk      dan       m k jk ik k j i ij s v 1      serta θ didefinisikan sebagai   2 , , , , , , ,       jk ik k j i j k s v . Sehingga didapat Likelihoodnya sebagai berikut:                                     ijk ijk ijk a b r ijk ijk ijk y y L 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 exp 2 2 1 exp 2        . Sebaran posterior bersama adalah:                 . | 2 2                                   k k s k v k j j n s v L y k k k j Sebaran posterior dari masing-masing parameter diperoleh dari perkalian antara prior dari parameter dengan likelihood.  Sebaran posterior untuk μ Liu 2001           . , ~ | 2 exp 2 1 exp 2 exp 2 1 exp 2 exp | 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 2 2 2 2 . 2                                                                                                                            rab rab y rab N lainnya rab y rab rab y r y r lainnya ij ij ij ij ij    Sebaran posterior untuk τ Karena adanya kendala τ T 1 a = 0, maka τ diasumsikan diperoleh melalui sebaran prior norma ganda. Untuk memperoleh sebaran posteriornya dilakukan transformasi satu-satu dari τ ke vektor yang berpangkat penuh τ, τ= τ 1 , …, τ a-1 T =K a T τ, cari sebaran posterior dari τ dan ditransformasi kembali ke τ dengan τ=K r τ.                2 exp | 2 2 2 2 τ τ μ τ μ τ τ T i i rb lainnya         dengan . μ K τ K μ 2 2 τ T a 2 T a 2 τ          rb rb Jadi, . , μ ~ | τ 1 2 2 2 2 τ           a I rb N lainnya       