Pendugaan parameter Metode Analisis

dengan  dan ˆ berturut-turut merupakan nilai parameter dan dugaan parameter. Karena MSE merupakan penjumlahan antara kuadrat bias dan ragam dari penduga parameter, maka semakin kecil nilai bias dan ragam dugaan parameter akan menunjukkan performa dugaan yang semakin baik.

3. Evaluasi kesesuaian konfigurasi pengaruh interaksi

Biplot AMMI digunakan untuk mengkaji struktur interaksi. Pada kasus interaksi genotipe dan lingkungan, Biplot AMMI digunakan untuk menelusuri kestabilan genotipe tanaman. Terdapat dua klasifikasi genotipe, yaitu genotipe stabil dan genotipe spesifik lingkungan. Genotipe stabil adalah genotipe yang memiliki daya adaptasi tinggi terhadap kondisi lingkungan, sedangkan genotipe spesifik lingkungan adalah genotipe yang hanya memberikan respon baik pada kondisi lingkungan tertentu. Metode Procrustes digunakan untuk mengevaluasi kesesuaian konfigurasi pengaruh interaksi antara matriks komponen utama interaksi yang dihasilkan dari AMMI-S, AMMI- BS dan AMMI-B.

3.4. Hasil dan Pembahasan

3.4.1. Data Hasil Simulasi

3.4.1.1. Dugaan parameter model

Tabel 3.4 menyajikan rata-rata nilai dugaan beberapa parameter nilai tengah dan pengaruh utama dari model AMMI pada data dengan ragam galat homogen dugaan selengkapnya terlampir. Terdapat kemiripan rata-rata nilai dugaan parameter antara pendekatan Bayes dengan metode standar. Demikian juga dengan nilai simpangan baku dari dugaan parameter dari ketiga metode yang digunakan. Sebagai ilustrasi, untuk nilai tengah diberikan nilai parameter sebesar 5,62, dan diperoleh nilai dugaan sebesar 5,617 dengan simpangan baku 0,078 dari setiap metode yang digunakan. Tabel 3.4 Dugaan nilai rata-rata dan simpangan baku beberapa parameter model AMMI pada data dengan ragam homogen Parameter Nilai Parameter Dugaan parameter Simpangan Baku AMMI- S AMMI- BS AMMI- B AMMI- S AMMI- BS AMMI- B µ 5,620 5,617 5,617 5,617 0,078 0,078 0,078  1 -0,222 -0,239 -0,236 -0,237 0,182 0,182 0,183  2 0,150 0,118 0,117 0,120 0,193 0,194 0,192  8 -0,310 -0,294 -0,295 -0,293 0,221 0,221 0,219  1 1,537 1,540 1,541 1,540 0,195 0,197 0,194  2 -0,138 -0,140 -0,141 -0,139 0,165 0,164 0,169  7 0,637 0,624 0,623 0,624 0,197 0,197 0,194  11 0,094 0,137 0,137 0,137 0,290 0,290 0,294  12 0,246 0,259 0,258 0,257 0,303 0,303 0,303  17 -0,056 -0,010 -0,011 -0,010 0,277 0,279 0,282  31 0,068 0,038 0,036 0,040 0,310 0,309 0,313  32 -0,278 -0,294 -0,293 -0,295 0,312 0,310 0,314  37 0,058 0,001 0,004 0,003 0,297 0,298 0,301 Kondisi yang berbeda dijumpai pada hasil dugaan pengaruh interaksi genotipe dan lingkungan. Dengan menggunakan dugaan akar ciri dengan vektor ciri serta banyaknya komponen utama interaksi yang dipertahankan dalam model untuk memperoleh dugaan pengaruh interaksi, secara umum hasil dugaan nilai parameter dan simpangan baku berbeda antara AMMI-S dengan pendekatan Bayes Tabel 3.5. Sebagai ilustrasi, nilai dugaan dari  11 menggunakan AMMI-S yaitu sebesar -0,244 dengan simpangan baku 0,592. Sedangkan nilai dugaan dari  11 dengan AMMI-BS dan AMMI-B masing-masing dengan nilai -0,243 dan -0,261 dengan simpangan baku masing-masing sebesar 0,594 dan 0,593. Tabel 3.5 Dugaan beberapa parameter pengaruh interaksi model AMMI pada data dengan ragam homogen Parameter Nilai Sebenarnya Dugaan Parameter Simpangan Baku AMMI-S AMMI- BS AMMI- B AMMI-S AMMI- BS AMMI- B  11 -0,445 -0,244 -0,243 -0,261 0,592 0,594 0,593  81 0,540 0,423 0,423 0,448 0,471 0,471 0,470  12 -0,077 0,017 0,015 0,001 0,396 0,395 0,403  82 -0,329 -0,243 -0,243 -0,249 0,349 0,350 0,359  13 0,223 0,106 0,105 0,116 0,459 0,459 0,472  83 0,411 0,263 0,263 0,259 0,449 0,449 0,437  14 0,020 -0,012 -0,013 -0,004 0,409 0,409 0,416  84 -0,482 -0,260 -0,260 -0,269 0,402 0,402 0,399 Parameter Nilai Sebenarnya Dugaan Parameter Simpangan Baku AMMI-S AMMI- BS AMMI- B AMMI-S AMMI- BS AMMI- B  15 0,201 0,095 0,095 0,103 0,470 0,470 0,467  85 0,320 0,252 0,252 0,261 0,436 0,436 0,420  16 0,655 0,289 0,291 0,322 0,472 0,473 0,473  86 -0,437 -0,380 -0,381 -0,391 0,461 0,461 0,463  17 -0,578 -0,251 -0,250 -0,277 0,443 0,442 0,442  87 -0,023 -0,054 -0,054 -0,057 0,378 0,378 0,386 Untuk mengevaluasi hasil dugaan parameter model dapat dilihat dari nilai bias dan MSE. Gambar 3.2 disajikan sebaran nilai bias dari dugaan nilai tengah dan pengaruh utama genotipe dan pengaruh utama lingkungan antara AMMI-BS dan AMMI-B. Nampak bahwa sebaran bias dari kedua metode relatif sama terutama untuk dugaan nilai tengah Gambar 3.2a. Hasil yang relatif sama juga diperoleh untuk nilai dugaan pengaruh utama genotipe dan lingkungan Gambar 3.2b dan Gambar 3.2c. Hasil ini menunjukkan bahwa performa dari metode AMMI-S, AMMI-BS, dan AMMI-B dalam menduga parameter untuk rata- rata, pengaruh utama genotipe dan pengaruh utama lingkungan dari model AMMI pada data dengan asumsi ragam homogen relatif sama. = AMMI-S, = AMMI-BS, = AMMI-B Gambar 3.2 Sebaran nilai bias dugaan rata-rata, pengaruh genotipe dan pengaruh lingkungan Hasil yang mirip juga diperoleh untuk bias dari nilai dugaan parameter pengaruh kelompok yang tersarang pada lingkungan, dimana nilai dugaan dari metode AMMI-BS dan AMMI-B yang digunakan memiliki sebaran nilai bias yang relatif sama Gambar 3.3. = AMMI-S, = AMMI-BS, = AMMI-B Gambar 3.3 Sebaran nilai bias dari dugaan parameter pengaruh utama kelompok tersarang pada lingkungan Hasil yang sedikit berbeda diperoleh untuk nilai bias dugaan pengaruh interaksi antara pendekatan Bayes dengan metode standar. Variasi nilai bias dari pendekatan Bayes cenderung lebih kecil. Informasi ini mengindikasikan bahwa dalam menduga pengaruh interaksi, AMMI-B cenderung lebih akurat dibandingkan dengan metode AMMI-S dan AMMI-BS Gambar 3.4. Pada Gambar 3.5 dapat dilihat bahwa kisaran nilai bias dari 58 parameter pengaruh interaksi  pada metode AMMI-B lebih kecil dibandingkan dengan AMMI-S dan AMMI- BS. Demikian juga dengan nilai MSE, sebagian besar nilai MSE dari  yang diperoleh menggunakan AMMI-B lebih kecil dari nilai MSE  yang diperoleh menggunakan metode AMMI-S dan AMMI-BS. Informasi ini mengindikasikan bahwa performa AMMI-B cenderung lebih efektif dalam menduga pengaruh interaksi dibandingkan dengan metode AMMI-S dan AMMI-BS. = AMMI-S, = AMMI-BS, = AMMI-B Gambar 3.4 Sebaran nilai bias dugaan pengaruh interaksi Gambar 3.5 Nilai MSE dari dugaan parameter pengaruh interaksi Tabel 3.6 menyajikan rata-rata bias mutlak dan MSE dari dugaaan parameter model AMMI. Secara umum rata-rata bias untuk dugaan nilai rata-rata dan pengaruh utama hampir sama antara ketiga metode. Namun untuk pengaruh interaksi, ada perbedaan rata- rata bias mutlak antara ketiga metode. AMMI-B menghasilkan rata-rata bias mutlak cenderung lebih kecil dari dua metode lain. Pola yang hampir sama juga terjadi untuk nilai MSE. Tabel 3.6 Rata-rata bias mutlak dan MSE Parameter Bias MSE AMMI-S AMMI-BS AMMI-B AMMI-S AMMI-BS AMMI-B  0,00354 0,00354 0,00355 0,00604 0,00603 0,00603  0,02799 0,02752 0,02859 0,08834 0,08883 0,08924  0,02255 0,02178 0,02162 0,04032 0,04036 0,04055  0,01066 0,01102 0,01076 0,03453 0,03469 0,03443  0,13655 0,13573 0,12270 0,22064 0,22066 0,21942 Jika diamati lebih lanjut mengenai performa dari ketiga metode dalam menduga pengaruh interaksi, nilai MSE dari AMMI-B lebih kecil dari AMMI-S dan AMMI-BS. Namun, penurunan nilai MSE dari AMMI-B terhadap AMMI-S relatif kecil yaitu hanya sekitar 0,55.

3.4.1.2. Kesesuaian konfigurasi struktur interaksi

Kesesuaian konfigurasi struktur interaksi dievaluasi menggunakan analisis procrustes. Pada analisis procrustes akan diperoleh nilai R 2 procrustes. Nilai ini digunakan untuk melihat kesesuaian konfigurasi struktur interaksi. Makin besar nilai R 2 menunjukkan konfigurasi struktur interaksi yang dihasilkan antara dua metode yang dibandingkan makin mirip. Pada Gambar 3.6 disajikan nilai R 2 hasil analisis procrustes antara matriks komponen utama interaksi dari tiga metode yang digunakan. Sebanyak 100 gugus data simulasi digunakan untuk menduga parameter dan membuat Biplot AMMI. Dari 100 gugus data diperoleh 100 nilai R 2 untuk setiap pasangan metode yang dibandingkan. Nampak bahwa nilai R 2 lebih besar dari 98. Ini menunjukkan bahwa konfigurasi struktur interaksi yang dapat dijelaskan menggunakan ketiga metode relatif mirip. Bahkan,