Indigofera Penghasil Pewarna .1 Penapisan dan Penanda Morfologi

51 Tabel 4.2 Ciri indikator adanya indikan pada sembilan jenis Indigofera Nama Jenis Warna Rendaman daun Berbuih Warna setelah ditambah air kapur Berbau Rerata lama perendaman daun menjadi hijau tua jam Endapan setelah inkubasi 24jam I. arrecta Hijau tua Ya Biru Ya 12.6 Endapan biru I. galegoides Jernih Tidak Jernih Tidak Tidak ada I. hirsuta Jernih Tidak Jernih Tidak Tidak ada I. linifolia Jernih Tidak Jernih Tidak Tidak ada I.longeracemosa Hijau tua Ya Biru Ya 20.2 Endapan biru I.suffruticosa Hijau tua Ya Biru Ya 16.6 Endapan biru

I. tinctoria

Hijau tua Ya Biru Ya 15.0 Endapan biru I. trifoliata Jernih Tidak Jernih Tidak Tidak ada I.zollingeriana Jernih Tidak Jernih Tidak Tidak ada Keterangan: Warna rendaman tetap bening sampai 24 jam perendaman, rerata lama perendaman daun menjadi warna hijau tua tidak dapat dicatat karena tidak ada perubahan. Gambar 4.16 Warna kain setelah dicelup dalam bahan pencelup indigo dari beberapa jenis Indigofera. 1 –5. Kain tetap putih diwarnai dengan I. zollingeriana, I. trifoliata, I. galegoides, I. hirsuta dan I. linifolia; 6.= Warna biru 22E5 dihasilkan oleh I. arrecta; 7= Warna biru keabu-abuan 22E6 oleh I. longeracemosa; 8= biru keabu-abuan 21E6, 22E6 sampai biru gelap 22F5, 22F7, 22F8; I. suffruticosa; dan 9= warna biru gelap 22F5, 22F7, 22F8 dihasilkan oleh pewarnaan I. tinctoria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 52 Percobaan perendaman terhadap 9 jenis Indigofera, telah menghasilkan empat jenis yang mengandung indikan dan dibuktikan sebagai pewarna. Percobaan dilanjutkan dengan menguji sampel per nomor koleksi untuk dihitung jumlah kandungan indikan pada masing-masing nomor koleksi dari 9 jenis. Sampel daun Indigofera yang dapat dianalisis berjumlah 144 dari 164 individu yang dikoleksi karena 20 sampel terserang jamur dan mengalami pembusukan. Sampel daun diekstraksi dengan larutan asetonitril H 2 OCH 3 CN=7525, diinjeksi ke UPLC –QToF–MSMS. Hasil analisis dengan UPLC–QToF–MSMS berupa kromatogam dan spektrum. Kromatogram indikan dari jenis Indigofera ditunjukkan dengan waktu retensi sebagai sumbu x, dan intensitas puncak sebagai sumbu y Gambar 4.17. Hasil pengujian standar indikan pada Indigofera yang dilakukan dengan UPLC –QToF–MSMS, diketahui antara menit ke 5.385; 5.404;5.409; 5.411; 5.429 dan 5.450 terbentuk puncak dengan garis dasar rata. Perbandingan puncak antar standar pada empat jenis I. arrecta, I. longeracemosa, I. suffruticosa, dan I. tinctoria tidak ada perbedaan. Namun 5 jenis Indigofera lainnya yaitu: I. galegoides, I. hirsuta, I. linifolia, I. trifoliata, dan I. zollingeriana tidak membentuk puncak pada kromatogram. Hal ini berarti ke –5 jenis Indigofera tersebut tidak mengandung indikan Gambar 4.17. Ciri diagnostik Indigofera yang meliputi warna batang pucuk, warna daun segar, warna permukaan atas dan bawah daun kering, warna bunga, bentuk polong, ukuran polong, dan habitus dapat digunakan sebagai ciri praktis dan petunjuk bagi pengguna tanaman tom untuk membedakan tanaman penghasil warna biru Tabel 4.3. Oleh karena itu, pengamatan terhadap warna daun kering menjadi hal penting sebelum melakukan perendaman kain. Korelasi antara ciri morfologi Indigofera dengan keberadaan indikan dirangkum dalam Tabel 4.4. Dari 11 ciri morfologi yang diuji, ditemukan dua ciri berkorelasi tinggi dan positif terhadap keberadaan indikan yaitu warna permukaan atas daun kering dan warna permukaan bawah daun kering. Ciri habitus, panjang tangkai daun, warna bunga, dan panjang tandan bunga berkorelasi tinggi 0. tetapi negatif, sedangkan ciri warna batang ujung, warna daun segar dan bentuk polong tidak berkorelasi dengan keberadaan indikan. 53 AU 0.00 0.20 0.40 0.60 Minutes 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 5 .4 6 2 Gambar 4.17 Kromatogram indikan standar dan sembilan jenis Indigofera. A. Larutan standar; B. I. arrecta; C. I. galegoides; D. I. hirsuta; E. I. longeracemosa; F. I. linifolia; G. I. suffruticosa; H. I. tinctoria; J. I. trifoliata; J. I. zollingeriana. au=absorban unit AU 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 Minutes 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 5 .4 5 AU 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 Minutes 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 AU 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12 0.14 Minutes 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 AU 0.00 0.20 0.40 Minutes 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 5 . 4 3 5 AU 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 Minutes 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 AU 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 Minutes 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 5 .4 5 AU 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 Minutes 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 5 .4 9 3 AU 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12 0.14 Minutes 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 AU 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 Minutes 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 B A C D E F G H I J menit menit menit menit menit menit menit menit 54 Tabel 4.3 Ciri diagnostik sembilan jenis Indigofera Takson Ciri Warna pucuk batang Warna daun segar Warna permukaan atas daun kering Warna permukaan bawah daun kering Warna bunga Panjang Polong cm Bentuk polong Habitus I.arrecta Hijau beralur kemerahan Hijau Abu –abu kehijauan –keabu– abuan 27D2 – 27D5 Hijau gelap – abu-abu kehijauan 27D2,26D2,26 E2 Merah jambu 1.8 –2.3 Lurus Perdu I.galegoides Hijau Hijau Hijau keabu- abuan 28E7 Hijau keabu – abuan 28D4, 29C3 Ungu muda 6.3 –7.7 Berparuh Perdu I.hirsuta Cokelat kemerahan Hijau Hijau 30D8 Abu-abu kehijau 29D7 Merah terang 1.1 –1.8 Ujung berduri melengkung Perdu I.linifolia Hijau Hijau Abu-abu kehijau 29D7 Hijau 28E6 Merah terang 1 Membulat Herba I.longeracemosa Kemerahan Hijau kebiruan Abu˗abu tua 29F1 Abu-abu kehijauan 30F2 Merah jambu 1.3 –1.8 Lurus Perdu I.suffruticosa Hijau Hijau Hijau gelap Abu-abu kehijau 29E1 Merah 1.1˗1.3 Melengkung ditengah Perdu I.trifoliata Hijau Hijau Abu –abu hijau 30E8 Hijau 29D7 Merah terang 1.1˗ 2.0 Bersudut 4 Herba I.tinctoria Hijau Hijau kebiruan Abu –abu kehijauan 30F2, 29F2 Abu-abu kehijau 26F1 Merah jambu 0.3˗3.4 Melengkung di ujung Perdu I.zollingeriana Hijau Hijau Hijau keabu- abuan 27E7, 27E6 Hijau kebu- abuan 27E6 Merah terang 3.7˗3.9 Menyelinder memipih Pohon 55 Tabel 4.4 Koefisien korelasi Pearson untuk 11 ciri morfologi pada Indigofera penghasil Pewarna Hab WBU PP BD WDS WDA WDB PR BP WB Hab WBU –0.39 PP 0.39 –0.17 BD 0.30 –0.31 0.20 WDS 0.34 –0.34 0.04 0.61 WDA –0.52 –0.18 –0.46 0.13 0,31 WDB –0.50 –0.26 –0.31 0,25 0.34 0.88 PR 0.35 0.25 0.58 0.34 –0.04 –0.71 –0.58 BP 0.01 –0.35 0.19 –0.26 –0.05 0.12 0.20 –0.41 WB 0.75 –0.21 0.56 0.13 0.003 –0.85 –0.75 0.68 –0.09 Pasta –0.64 0.02 –0.50 –0.14 0.16

0.91 0.77

–0.79 0.13 –0.93 Keterangan: Signifikan pada level 0.01. signifikan pada level 0.05. Hab=Habitus; WBU=warna batang ujung; PP=panjang petiole; BD=bentuk daun; WDS=warna daun segar; WDA=warna permukaan atas daun kering; WDB=warna permukaan bawah daun kering. PR= panjang racemus; BP= bentuk polong; WB= warna bunga; Pasta= terbentuknya pasta indigo Warna permukaan atas daun kering memiliki korelasi positif dengan keberadaan indigo dalam daun dengan koefisien 0.91. Korelasi ini memiliki makna bahwa semakin gelap warna daun kering dari Indigofera maka semakin tinggi peluang potensi sebagai pewarna biru. Pengamatan secara langsung terhadap ciri warna permukaan atas dan bawah daun kering beragam pada sembilan jenis. Empat jenis memiliki ciri warna keabu-abuan sampai abu-abu gelap. Sementara lima jenis yang lain tidak memiliki warna tersebut Gambar 4.18. Warna permukaan atas daun kering I. arrecta berkisar antara abu-abu kehijauan 27D2, hijau keabu-abuan 29D5, 30E6 sampai keabu-abuan 27D5. I. longeracemosa memiliki warna permukaan atas daun kering sangat khas abu –abu 29F1. Permukaan atas daun kering I. suffruticosa berwarna hijau gelap 25F3, 29F5, 29F3 sedangkan daun kering permukaan atas I. tinctoria berwarna Abu –abu kehijauan 26E2, 30F2. Dengan demikian warna keabu-abuan sampai abu-abu gelap merupakan penanda adanya indikan dalam daun kering jenis Indigofera. Hasil analisis keberadaan indikan dengan ciri warna bagian atas daun kering menggunakan regresi logistik menampilkan goodness of fit Test yang diuji dengan tiga macam uji yaitu Pearson, Deviance dan Hosmer –Lemeshow menghasilkan nilai P berkisar antara 0.100 dan 0.562 yang lebih besar dari α = 5. Hasil ini menyatakan bahwa model yang dihasilkan cukup baik dalam menerangkan data. Hasil measures of association untuk melihat sejauh mana keberagaman variabel respon keberadaan indikan menunjukkan nilai 99.5 yang berarti 99.5 keberadaan indikan mampu dijelaskan oleh keberagaman warna bagian atas daun kering, dan sebesar 88.5 keberagaman variabel keberadaan indikan dapat dijelaskan oleh ciri warna bagian bawah daun kering Muzzazinah et al. 2016. 56 Gambar 4.18 Warna daun kering Indigofera terindikasi tidak mengandung indikan dan mengandung indikan. A –E. Tidak mengandung indikan A. I. zollingeriana; B. I. linifolia; C. I. hirsuta; D. I. trifoliata; E. I. galegoides; F –I. mengandung indikan F. I. arrecta; G. I. longeracemosa; H. I. suffruticosa; dan I. I. tinctoria; 1= Daun kering; 2= Daun segar A 2 F 2 B 2 C D E 1 1 1 G H I 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 57

4.2.2 Keberagaman Morfologi Indigofera Pewarna

Empat jenis Indigofera yang ditemukan dan menghasilkan pewarna yaitu . I. arrecta. I. longeracemosa. I. suffruticosa dan I. tinctoria, dapat dibedakan berdasarkan beberapa ciri morfologi yaitu bentuk kanopi, bentuk pertumbuhan tunas, warna batang muda, tipe permukaan batang, kerapatan trikom batang, susunan dan kerapatan bunga dalam tandan, kedudukan tandan buah terhadap cabang, bentuk dan ukuran buah, ukuran dan ornamen biji.

4.2.2.1 Deskripsi Indigofera Pewarna

1. Indigofera arrecta Hochst. ex A. Rich.– Gambar 4.19. Indigofera arrecta Hochst. ex A. Rich, Tent. Fl. Abys.1 1847184; Gillett, Kew Bull., Add. Ser.11958105; Backer Bakh. vd Brink f., Fl. Java 11963 592; De Kort Thjisse, Blumea 30 1984 109; Lemmens Wessel-Riemens, Prosea 3 1992 93 – Tipe: Ethiopia, Adoam, 7 Oktober 1842, Schimper 1923b Holo: K, L, Foto. Perdu tegak, 6. 7˗2.55 m. Ranting muda gilig, lurik, berambut biramus lebat, warna hijau lurik kemerahan; tajuk piramida terbalik-membundar. Lebar tajuk 0.5 – 1.88 m. Daun penumpu segitiga memanjang 1. 4˗2.6 x 0.2˗0.8 mm, berambut, permanen, ujungnya meluncip. Anak daun penumpu memita, berambut. Daun majemuk menyirip gasal, 6. 7˗12 x 3.1˗5.6 cm; tangkai 1.0˗2.1 cm; rakis 0.7˗1.1 cm. Anak daun 5˗11˗15˗19, berhadapan, helaian terminal menjorong–menjorong menyempit; 1. 5˗2.8 x 1˗1.3 cm; basal memasak; tepi rata; ujung tumpul bermukro; permukaan atas daun berambut sangat jarang, permukaan bawah padat, pertulangan tidak jelas; warna daun segar hijau keabu-abuan 29F1, 29F2, 30F2, warna daun kering permukaan atas hijau sampai abu-abu kehijauan 28F6, 29C, 29D, 29F1, 29F2, 30F2, warna daun kering permukaan bawah hijau sampai hijau keabu-abuan sampai abu-abu kehijuan 28F6, 29C, 29D, 29C4, 29D4, 29D5, 29F1, 29F2, 30F2; anak daun lateral sama dengan terminal. Perbungaan tandan di ketiak daun, 3. 6˗4.2 cm; braktea segitiga memanjang 1. 6˗2 x 0.2 mm, ujung meluncip, mudah luruh. Tangkai 0. 5˗1 mm, menjadi terlentik setelah menjadi buah. Bunga panjang 4˗5 mm. Kelopak melonceng 1 x 1. 1˗1.5 mm, cuping segitiga 0.2˗0.7 mm, dua cuping bagian atas lebih besar dibanding ke tiga lainnya, berambut lebat, Bendera bundar telur melebar˗lonjong, 5.2˗5.9 x 3.2˗3.4 mm, basal mencakar pendek, ujung membundar bermukro, tepi melipat tajam dari pertengahan ke arah ujung; permukaan atas berambut lebat dibandingkan permukaan bawah, transparan; permukaan atas hijau bergaris merah, permukaan bawah hijau pada bagian pertengahan sampai ujung, tepi merah, garis-garis pendek. Sayap 3. 45˗4.5 x 1.2˗1.6 mm. merah jingga, berpasak, mencakar pendek di bagian basal, bangun sayap bundar telur sungsang tidak simetris. Lunas 3. 5˗5 x 2˗3mm, bagian distal berkatup bertautan, lateral bertaji 1 mm, pinggiran distal melengkung kearah dasar lunas, ujung tumpul; taji 1 –2 mm, meluas dari basal. Benang sari 10, panjang 2. 4˗3.4 mm, berselang panjang dan pendek, tangkai sari menyatu dibagian distal; kepala sari seragam, 0. 57˗0.79 x 0. 37˗0.46 mm, berambut di ujung dan basal. Putik 3.1–9.2 mm; bakal buah 2.4– 58 3.3 mm, lateral berambut bersusuhan; tangkai putik 0.78 –1.3 mm, melokos; kepala putik membongkol. Buah 19˗25 x 2 mm, silindris, lurus, menggelembung, mengkilap, hijau kemerahan menjadi cokelat kemerahan ketika matang, pecah dengan katub tidak memutar; 7˗26 per tandan, permukaan melokos. Biji 2˗3 x 5˗7 mm, persegi panjang, jumlah 5˗7, cokelat. Distribusi: Jawa: Gunung Gede, Bogor, Tjitjalengka, Pekalongan, Batang, Pasir Angina, Semarang, Waleri, Klaten, Yogyakarta, Madiun, Besuki, Sempol, Madura: Proppo, Sumber Waru. Bali: Karang Asem; NTT: Flores, Ende, Rewangga. Sumatera: Sinabung, Sibolangit. Nama lokal: tom katémas, tom alus, tom atal Jawa, taem, tellep, salaon Sumatera. Gambar 4.19 Morfologi I. arrecta. A. Perawakan; B. Pola percabangan; C. Permukaan batang beralur berwarna cokelat; D. Perbungaan; E. Buah; F. Biji 15 cm 3 cm 1.5 mm 4 cm 15 mm 15 cm A B C D E F 59 Catatan: jenis ini merupakan tanaman yang diintrodusi ke Jawa pada tahun 1860 dari Ethiopia dan tahun 1865 dari Natal India De Kort dan Thijsse 1984, dan dikenal sebagai java indigo. Ciri permukaan kulit batang beralur warna cokelat kemerahan dan bentuk kanopi piramid. Spesimen yang diperiksa: Kampus ISI, Yogyakarta, 26 Februari 2013, yin 088 –090, Dep. Biologi IPB, PBIO UNS: berbunga dan berbuah , Ngluwar, Magelang, 4 April 2013, yin 138 –142, Dep. Biologi IPB, PBIO UNS: berbunga dan berbuah; Onnarunggu, Samosir, 4 Januari 2014, IH170 –171BO, Dep. Biologi IPB, PBIO UNS: berbunga dan berbuah; Banaran, Kulon Progo, 6 Mei 2014, yin 194 –196 BO, Dep. Biologi IPB, PBIO UNS: berbunga dan berbuah; Lumban Sigiro, Samosi, 27 Mei 2014, yin197 –201Dep. Biologi IPB, PBIO UNS: berbunga dan berbuah; Simanindo, Samosir, 27 Mei 2014, yin 202 –2014 Dep. Biologi IPB, PBIO UNS: berbunga dan berbuah; Simbolon, Samosir, 27 Mei 2014, yin 205 – 209 Dep. Biologi IPB, PBIO UNS: berbunga dan berbuah; Sibolangit, Sumatera: JA Lorzing 3880 BO.

2. Indigofera longeracemosa Boiv. ex. Baill.– Gambar 4.20

I. longeracemosa Boiv. ex Baill., Bull. Mens. Soc. Linn. Paris 1883 399; Castillo, Hist. Madagaskar 1882 145; Prain Bake, Journ. Bot. 1902 144; Watt., Com. Prod. India. 1908 662; Gamble, Fl. Pres. Madras I. 1915 312; Gillet, Kew. Bull. And 1. Ser. 1 1958 166; Backer Bakh vd Brink, Jr., Fl. Java I 1963 591 – Tipe: Madagaskar, Nossy–Be Djabal dan Hell–Ville, 1 Februari 1849, Boivin 2214, Holo: P. Perdu, 1.25 –1.77 m. Ranting muda membulat, berambut, merah marun, pertumbuhan ujung zig-zag; tajuk memayung sampai tidak beraturan, diameter 0.45 –0.68 m. Daun penumpu segitiga memanjang 1.0˗1.8 mm, berambut dan berkelenjar, permanen. Anak daun penumpu bentuk pita, berambut. Daun majemuk menyirip gasal, 40 –50 x 20–25 mm; tangkai 8˗12 mm, berambut; rakis 1.5–2 cm. Anak daun 5 –79–11–13, berhadapan, helaian terminal jorong melebar; 10˗11 x 6˗7 mm, tangkai anak daun 1–2 mm; basal membundar, ujung daun bermukro, tepi rata, kerapatan rambut permukaan atas dan bawah padat, pertulangan jelas, daun segar berwarna indranila; anak daun lateral sama dengan daun terminal. Perbungaan menandan di ketiak daun, tegak, panjang tandan 4.5 –15 cm, jarak antar bunga jarang; braktea segitiga memanjang, 1 –1.2 mm, mudah luruh. Tangkai membundar, menjadi terlentik setelah menjadi buah. Bunga 6. 6˗10 x 2.2–5 mm. Kelopak melonceng, 1. 4˗1.7 mm, cuping berjumlah 5, dengan ukuran dan bentuk tidak sama, bentuk segitiga memanjang, panjang 0. 5˗1.1 mm, berambut panjang lebat. Bendera bervariasi dari membundar, jorong melebar sampai bundar telur sungsang, 2. 6˗4.2 x 3.6–4.1 mm, basal mencakar pendek, tepi melipat tajam dari pertengahan sampai ujung; permukaan atas berambut lebat dibanding permukaan bawah, sering transparan; bagian dorsal hijau, bagian ventral beralur merah. Sayap 3. 8˗4.6 x 1.3˗1.7 mm, berwarna jambon, berpasak, mencakar pendek di bagian basal, ujung membundar telur sungsang tidak simetris. Lunas 4.6 –5.1 x 1.2˗1.8 mm, bagian distal berkatup bertautan, lateral bertaji, pinggiran distal melengkung kearah dasar lunas, ujung tumpul; taji meluas dari basal, 0. 4˗0.8 x 0.3–0.5 mm. Benang sari 10, panjang 1.7 –4.8 mm, berselang panjang dan pendek, tangkai sari 60 menyatu dibagian distal 1. 6˗4 mm; tangkai sari 0.1˗0.8 mm; kepala sari seragam, 0.5 –0.75 x 0.2–0.3 mm, tidak berambut di kepala sari. Putik 3.1–4.8 mm; bakal buah silidris memanjang, bagian ujung membengkok, bakal buah tidak bertrikom, panjang 2.5 –3.6 mm; tangkai putik berambut di bagian depan ventral, panjang 0.6 –1.2 mm; kepala putik membongkol. Buah 12–17 x 3–4 mm, menyelinder, menggelembung, mengkilap, hijau kemerahan menjadi cokelat kemerahan ketika matang, pecah dengan katub memuntir; 4 –14 per tandan, permukaan berambut. Biji 2.2 –2.9 x 1.7–2.2 mm, persegi panjang, jumlah 2–45 per polong, permukaan tidak berornamen, tekstur berbubungan, warna cokelat. Gambar 4.20 Morfologi I. longeracemosa. A. Perawakan; B. Percabangan ranting; C. Tandan bunga; D. Bunga; E. Ujung batang; F. Buah; G. Biji 2 cm 4mm 5 cm 5 cm 50 cm 2 mm A B C D E F G 61 Distribusi: Widomartani, Sleman, Yogyakarta. Habitat: Tanah pekarangan, bercampur tanaman palawija. Ketinggian 421m dpl. Catatan: Ciri spesifik pada spesies ini meliputi: bentuk tajuk melebar di bagian atas dengan arah pertumbuhan cabang utama membentuk sudut 45 o – 90 , warna batang muda kemerahan, bentuk pertumbuhan batang muda zig-zag geniculate, warna daun segar hijau keabu-abuan, sedangkan warna daun kering abu-abu sampai abu-abu gelap, bentuk polong silindris, tegak, permukaan kulit lebih mengkilap, buah matang berwarna cokelat tembaga. Bentuk polong silindris, lurus, mirip dengan I. arrecta, tetapi keduanya berbeda pada warna buah matang dan permukaan kulit buah. Ciri di atas tidak dijelaskan oleh Backer Bakhuizen van den Brink 1963. Spesimen herbarium disimpan di BO, Laboratorium Taksonomi Tumbuhan IPB dan Laboratorium Keanekaragaman Tumbuhan Tingkat Tinggi, Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP UNS Solo. Spesimen yang diperiksa: Sleman, Yogyakarta 424 m dpl, 4 Februari 2014; yin184 –188 BO, Dep. Biologi IPB, PBIO UNS: berbunga dan berbuah.

3. Indigofera suffruticosa Mill.

– Gambar 4.21 I. suffruticosa terdiri atas dua subspesies yaitu guatemalensis dan suffruticosa. Kunci identifikasi dan diskripsinya diuraikan di bawah ini. 1a. Permukaan batang lurik...............I. suffruticosa subsp. suffruticosa 1b. Permukaan batang tidak lurik .....I. suffruticosa subsp. guatemalensis

a. subsp. suffruticosa

I. suffruticosa Mill., Gaid. Diet. ed. 8 1768 2; Merr., Enum. Philip. 2 1923 275; Hochr Backer Bakh. vd Brink, Jr., Fl. Java 1 1963 592; De Kort Thjisse, Blumea 30 1984134; Lemmens Wessel-Riemens, Prosea 3 1992 93. – Tipe: ex Herb. Miller sn, 16 April 1768 Lekto: LINN, BM, Foto CAL. Perdu, tinggi 0.4 –2.8 m. Ranting muda membulat, berambut biramus, permukaan lurik; tajuk oval, lebar tajuk 0.76 –1.98 m. Daun penumpu segitiga memanjang 1.6˗5.4 x 0.2–0.3 mm, berambut, berkelenjar, permanen. Anak daun penumpu bentuk pita, berambut dan kelenjar. Daun majemuk menyirip gasal, 66 – 136 x 32 –62 mm; tangkai 8–36 mm, berambut; rakis 10–25 mm. Anak daun 5–7– 13 –15, berhadapan, helaian terminal menjorong˗menjorong menyempit; 1˗4.2 x 0.7 –1.8 mm, tangkai anak daun 1.5˗1.6 mm; basal menumpul-pasak, ujung daun bermukro, tepi rata, kerapatan rambut permukaan atas dan bawah daun sangat padat, pertulangan tidak jelas, hijau kebiruan; anak daun lateral menjorong. Perbungaan tandan, panjang 28 –60 mm; braktea menyegitiga memanjang 1.4˗2.2 mm, cepat luruh, berambut dan berkelanjar. Tangkai 1˗2 mm, berambut biramus, menjadi terlentik setelah menjadi buah. Bunga 9˗11 x 3.5˗5 mm, Kelopak melonceng, 0.9˗1.4 mm, cuping segitiga memanjang, 0.5˗0.9 mm, berambut dan berkelenjar. Bendera melonjong –menjorong melebar–membundar telur sungsang, 2.8˗4 x 2.4˗3.6 mm, basal mencakar pendek, tepi melipat ke dalam dari pertengahan sampai ujung; permukaan atas berambut lebat dibandingkan dengan permukaan bawah, sering transparan; dorsal berwarna hijau, warna ventral hijau di tengah, kemerahan di tepi, garis –garis pendek. Sayap 3.5˗4.3 x 0.9˗1.4 mm, permukaan 62 tidak berambut, tepi berambut getar; berwarna merah muda, berpasak, mencakar pendek di bagian basal, sayap membundar telur sungsang tidak simetris. Lunas 3.4˗4.5 x 1.4˗1.9 mm, bagian distal berkatup bertautan, lateral bertaji, pinggiran distal melengkung kearah dasar lunas, ujung tumpul; taji 0.1 –0.8 x 0.2–0.37 mm, meluas dari basal; berambut getar di tepi dan punggung sampai rostrum. Benang sari 10, panjang 2.3 –3.3 mm, berselang panjang dan pendek, tangkai sari menyatu dibagian distal; tangkai sari 0.2 –0.8 mm; kepala sari seragam, 0.26–0.7 x 0.26˗0.5 mm; berambut di ujung dan pangkal. Putik 3.4 –4.6 mm; bakal buah 2.1–4.9 mm, lateral berambut bersusuhan; tangkai putik 0.78 –1.04 mm, melokos; kepala putik membongkol. Buah 11 –13 x 3˗4.5 mm, menyelinder, lurus, menggelembung, mengkilap, hijau kemerahan menjadi cokelat kemerahan ketika matang, berambut; pecah dengan katub memutar; 2 –50 per tandan, permukaan berambut. Biji 1.4˗2.9 Gambar 4.21 Morfologi I.suffruticosa. A. Perawakan; B. Percabangan; C. Perbungaan; D. Buah; E. Biji 20 cm 12 mm 3 cm 2mm A B C D E