Distribusi Spasial Udang Putih Berdasarkan Tingkat Kematangan Gonad

Kedalaman suatu perairan sangat mempengaruhi pola migrasi dan reproduksi udang dewasa. Kirkegaard et al. 1970 menyatakan udang berukuran dewasa banyak dijumpai pada perairan yang memiliki kedalaman lebih dari 12 m. Holthuis 1980 menemukan udang putih P. merguiensis dewasa di Australia dapat hidup pada kedalaman 10 m – 45 m, sedangkan Pramonowibowo et al. 2007 menyatakan semakin dalam suatu perairan, ukuran udang putih yang didapatkan juga cenderung semakin besar. Derajat keasaman pH berperan dalam mendukung pertumbuhan udang. pH air yang terlalu rendah dapat menyebabkan kandungan CaCO 3 pada kulit udang akan berkurang karena terserap secara internal. Pada kondisi ini konsumsi oksigen akan meningkat, permeabilitas tubuh menurun dan insang udang akan mengalami kerusakan Sumeru Anna 2010. Salinitas perairan berperan terhadap pola migrasi udang putih dewasa. Ayub dan Ahmed 2002 menyatakan jika salinitas di perairan pantai cukup tinggi berkisar 31‰ – 35‰, maka udang tidak akan bermigrasi menuju ke laut dalam untuk memijah. Hasil penelitian secara keseluruhan memperlihatkan udang putih yang tertangkap pada stasiun 1 sampai 5 berukuran lebih kecil dibanding udang putih yang tertangkap pada stasiun 6. Hal ini disebabkan kelima stasiun ini terletak tepat di kawasan perairan hutan mangrove zona tengah dan belakang yang merupakan daerah feeding ground dan nursery ground, sehingga ukuran udang di kelima stasiun ini juga sangat bervariasi mulai dari ukuran kecil sampai sedang. Kirkegaard et al. 1970 dalam Juliani 2004 menyatakan udang P. merguiensis berukuran kecil sampai sedang banyak ditemukan pada lingkungan muara sungai dan gobah-gobah, dan biasanya menyukai perairan yang ada hutan mangrovenya

4.8.2 Distribusi Spasial Udang Putih Berdasarkan Tingkat Kematangan Gonad

Distribusi spasial udang putih menurut tingkat kematangan gonad TKG pada tiap stasiun juga dianalisa menggunakan correspondence analysis, CA. Hasil analisis Gambar 29 memperlihatkan informasi distribusi spasial terpusat pada 2 sumbu utama F1 dan F2 yang masing-masing mampu menjelaskan sebesar 65,17 dan 28,60 dari ragam total 93,77. Hasil analisis juga mampu mengelompokkan titik-titik pengamatan atas 3 kelompok besar yang mempunyai keterk TKG masing Gamb K melim panja karakt dan su dicirik 2 dan tubuh serasa tinggi. udang gonad kaitan erat an 1, TKG 2, g memiliki k ar 29 Diagra tingka pada s Kelompok I mpahnya uda ang karapaks teristik habit ubstrat lump kan oleh mel 3TKG 2 d 27,98 g h tinggi, la . Kelompok putih betina d 4TKG 4 p -1 -0.5 0.5 1 -1.5 F2 28,60 ntara kelomp TKG 3, dan karakteristik am analisis k at kematanga sumbu 1 dan pertama y ang putih be s 3,39 cm – 4 tat memiliki pur tinggi. K limpahnya u dan TKG 3 – 33,10 g aju dekomp III ketiga a dewasa ke panjang kara TKG 1 2 3 -1 -0.5 S axes F pok udang p n TKG 4 de k biofisik ber koresponden an gonad T n sumbu 2. yang terdiri etina denga 4,37 cm dan i kandungan Kelompok I udang putih b panjang kar g, dengan k posisi, kelim terdiri atas lamin dan su apaks 6,35 G 1 TKG 4 5 5 F1 65,17 Symmetric plot F1 and F2: 93,7 putih menuru engan stasiun rbeda. n keterkaitan TKG udang atas Stasiun an tingkat k n bobot tubuh n oksigen, n II kedua t betina denga rapaks 4,3 karakteristik mpahan plan s Stasiun 6 udah matang 5 cm dan bob G 2 TKG 3 TKG 6 .5 1 t 77 ut tingkat ke n pengamata n stasiun pen putih P.mer n 1, 2, dan ematangan h 21,90 g – nitrat, fosfat, terdiri atas an tingkat ke 37 cm – 5,3 k habitat me nkton dan dicirikan ol g gonad ting bot tubuh 3 G 4 1.5 2 ematangan g an, yang ma ngamatan de rguiensis de 3 dicirikan gonad 1TK 27,98 g, de , kecepatan Stasiun 4 d ematangan g 36 cm dan b emiliki prod makrozoobe eh melimpa gkat kemata 38,49 g, de gonad asing- engan Man oleh KG 1 engan arus, dan 5 gonad bobot duksi entos ahnya angan engan karakteristik habitat memiliki suhu air tinggi, kecerahan air, salinitas air, salinitas substrat, pH air, kedalaman, dan substrat pasir tinggi. Hasil correspondence analysis ini jika dihubungkan dengan nilai parameter fisik kimia perairan pada tiap stasiun, terlihat bahwa udang putih betina dewasa kelamin dan sudah matang gonad banyak ditemukan pada perairan yang memiliki suhu berkisar antara 29,00°C-30,05°C, salinitas 31,00‰-31,20‰, dan pH 7,05- 7,40. Hasil penelitian ini belum pernah didapatkan oleh peneliti - peneliti sebelumnya, sehingga merupakan “kebaharuan novelty penelitian ini. Suhu perairan yang tinggi sangat dibutuhkan udang pada saat memijah guna menjaga kelulusan hidup larvanya. Hoang et al. 2002 menyatakan udang P. merguiensis dapat memijah pada suhu minimal 27,00°C. Nurdjana 1986 menyatakan suhu yang optimal untuk perkembangan embrio serta penetasan telur udang berada pada kisaran 28,00°C – 33,00°C, sedangkan Reyes 1985 dalam Anggoro 1992 menyatakan kisaran suhu air yang dapat mendukung proses molting dan pertumbuhan larva udang adalah 28,00°C – 33,00°C. Salinitas berperan dalam mempengaruhi proses osmoregulasi pada udang khususnya selama proses penetasan telur dan pertumbuhan larva. Anggoro 1992 menyatakan perairan yang memiliki salinitas 32‰ dapat memberikan daya tetas telur udang yang lebih baik, disebabkan tingkat kerja osmotik yang rendah serta waktu tetas yang lebih singkat. Boyd dan Fast 1992 menyatakan larva udang akan tumbuh lebih baik pada perairan dengan kisaran salinitas 15‰ - 30‰. Derajat keasaman pH merupakan indikator keasaman dan kebasaan air. Nilai pH merupakan fakor penting karena dapat mempengaruhi proses dan kecepatan reaksi kimia di dalam air maupun di dalam tubuh embriotelur udang. Telur udang memiliki toleransi yang rendah terhadap pH tinggi pH ≥ 9 terutama pada saat suhu air tinggi, disebabkan kehadiran NH 3 yang bersifat racun pada perairan yang memiliki suhu dan pH tinggi. Nilai pH air yang optimum untuk pemijahan udang berkisar 6,50 – 8,50 Tsai 1989. Kedalaman perairan sangat mempengaruhi distribusi udang putih terutama dalam hal memijah. Crocos dan Kerr 1983 menyatakan udang P. merguiensis betina berukuran besar di perairan Teluk Carpentaria, Australia memijah pada kedalaman 15 m. Naamin 1984 menyatakan udang putih betina dewasa di Perairan Arafura umumnya banyak ditemukan memijah pada kedalaman antara 13 m – 35 m. Ayub dan Ahmed 2002 menyatakan udang P. merguiensis matang gonad banyak ditemukan di perairan pantai yang memiliki kedalaman 10 m – 12 m untuk memijah.

4.9 Hubungan Distribusi Kelas Ukuran Udang Putih dengan Jenis Mangrove dan Karakteristik Lingkungan