5.2.2 Petani Non Sertifikat
5.2.2.1 Usia
Petani responden yang tidak bersertifikat SNI berjumlah 17 orang dengan usia rata-rata 49 tahun yang berkisar antara 30-67 tahun. Sebagian besar petani
responden yang tidak bersertifikat SNI berusia antara 41 hingga 50 tahun yaitu sebanyak 7 orang atau sebesar 41,18 Tabel 15.
Tabel 15. Sebaran Petani Responden Non Sertifikat SNI Berdasarkan Umur Golongan Umur
Jumlah Orang Persentase
30-40 41-50
51-60 60
3 7
2 5
17,65 41,18
11,76 29,41
Jumlah 17 100
5.2.2.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan petani responden yang tidak bersertifikat SNI sebagian besar sudah tamat SD. Tingkat pendidikan petani responden yang tidak
bersertifikat paling tinggi adalah tamat SLTA. Dengan tingkat pendidikan sebagian besar lulusan SD, petani non sertifikat kurang mampu dalam
mengadopsi dan menerapkanan teknologi baru dalam proses produksinya serta petani kurang mampu untuk menulis hasil kegiatan produksi sebagai syarat
sertifikasi SNI. Kisaran pendidikan responden yang tidak bersertifikat mulai dari tamat SD hingga SLTA dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Tingkat Pendidikan Petani Responden Non Sertifikat SNI
Tingkat Pendidikan Jumlah Orang
Persentase SD
SLTP SLTA
11 4
2 64,72
23,52 11,76
Jumlah 17 100
44
5.2.2.3 Pengalaman Usahatani
Petani responden yang tidak bersertifikat SNI memiliki rata-rata pengalaman usaha pembenihan ikan gurami 23,52 tahun dan berkisar antara 8
sampai 50 tahun.
Tabel 17. Sebaran Responden Non Sertifikat SNI Berdasarkan Pengalaman Usaha
Pengalaman Usahatani Tahun Jumlah Orang
Persentase 5-10
11-20 21-30
31-50 4
6 3
4 23,52
35,30 17,65
23,52
Jumlah 17 100
5.2.2.4 Luas Kolam
Luas kolam yang digunakan petani responden yang tidak bersertifikat SNI untuk memelihara larva hingga benih ukuran 1-2 cm, yaitu mulai dari luasan 70
m hingga luasan 2000 m . Sama halnya dengan petani responden bersertifikat, kolam yang dimiliki petani responden yang tidak bersertifikat merupakan milik
sendiri. Rata-rata luas kolam yang digunakan untuk pemeliharaan larva oleh petani responden non sertifikat adalah 512,35 m .
2 2
2
Tabel 18. Luas Kolam Pendederan Petani Responden Non Sertifikat SNI Luas Kolam Pendederan 1 m
2
Jumlah Orang Persentase
250 250-750
750 3
12 2
17,65 70,58
11,76
Jumlah 17 100
45
5.3 Gambaran Umum Usaha Pembenihan Ikan Gurami
Kualitas benih merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan dari usaha pembesaran ikan gurami. Dengan kualitas benih yang baik maka
produksi dari hasil pembesaran ikan gurami pun akan baik. Hal tersebut merupakan salah satu tujuan pemerintah dari diterbitkanya Standar Nasional
Indonesia pembenihan ikan gurami. Salah satu unit pembenihan rakyat UPR yang sudah mendapatkan sertifikasi SNI adalah UPR Setia Maju yang berada di
Desa Beji, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas. UPR Setia Maju mendapatkan sertifikasi SNI sejak tahun 2004 hingga
sekarang. Setiap satu tahun sekali UPR yang mendapatkan sertifikasi akan di evaluasi oleh pihak pelaksana teknis dari program sertifikasi SNI, sehingga tidak
menutup kemungkinan UPR yang sudah mendapatkan sertifikat SNI akan di copot dari sertifikasi jika persyaratan sertifikasi tidak digunakan.
Salah satu keberhasilan yang didapatkan petani melalui program sertifikasi SNI adalah manajemen proses produksi yang dilakukan lebih terkontrol karena
semua kegiatan proses produksi, hasil produksi serta biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dibukukan oleh petani. Keberhasilan lain yang didapatkan
petani yaitu berupa pengakuan penerapan SNI yang berdampak pada permintaan produk yang meningkat. Adanya pihak dinas dari daerah Kalimantan yang
membeli telur dan benih ikan gurami pada petani bersertifikat merupakan contoh adanya peningkatan permintaan.
Kegiatan usaha pembenihan ikan gurami di daerah penelitian meliputi beberapa proses, diantaranya adalah pemeliharaan induk,pemijahan, pemanenan
telur, pemeliharaan larva, persiapan kolam pendederan, pemeliharaan benih dan
46