kemudian benih di panen dengan menggunakan ayakan dan di masukan ke dalam baskom yang sudah terisi air. Setelah itu dilakukan perhitungan benih serta sortasi
benih untuk memilah ukuran dari benih yang dihasilkan. Pemanenan biasanya dilakukan petani sendiri.
5.4 Pemasaran Benih Ikan Gurami
Pemasaran pada dasarnya merupakan aktivitas pasca panen yang menentukan tingkat harga. Keberadaan sarana-sarana seperti pasar ikan, prasarana
jalan serta alat trasportasi merupakan komponen yang sangat penting dalam tercapainya pemasaran hasil-hasil perikanan pada umumnya.
Pemasaran yang dilakukan oleh petani responden bersertifikat tidak hanya sebatas di daerah Kabupaten Banyumas akan tetapi para petani memasarkan
produk ke daerah Jawa Timur untuk produk berupa telur ikan gurami, serta produk berupa benih yang dipasarkan ke daerah Jawa Barat seperti Sukabumi dan
Bogor. Kabupaten lain di Jawa Tengah yang menjadi pasar petani responden bersertifikat adalah Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Cilacap, Purworejo,
Magelang, Semarang serta DI Yogyakarta. Terdapat beberapa konsumen yang berasal dari Dinas Perikanan Pekanbaru, mereka datang langsung ke tempat petani
karena mereka mengetahui bahwa petani tersebut telah mendapatkan sertifikat SNI.
Untuk petani responden non sertifikat, mereka memasarkan benih dan telur di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat seperti Cilacap, Purbalingga,
Temanggung, Kabupaten Banyumas, Bogor dan Sukabumi. Baik petani bersertifikat ataupun non sertifikat jika tidak ada pesanan telur ataupun benih,
mereka menjual hasil produksinya ke pengepul kelompok masing-masing petani.
50
Selanjutnya para pengepul tersebut memasarkan produk telur ataupun benih ikan gurami kepada konsumen tetap yang mereka miliki.
I
II Pedagang Pengepul
Konsumen Petani Ikan Gurami
Gambar 5. Saluran Pemasaran Telur dan Benih Ikan Gurami dari Desa Beji.
Saluran pemasaran merupakan gerakan dari para produsen yaitu petani ikan ke konsumen yang mencakup beberapa lembaga pemasaran. Dari hasil
penelitian, terdapat dua saluran pemasaran yang digunakan untuk menyalurkan hasil produksi ikan gurami dari produsen ke konsumen Gambar 5. Saluran
pertama merupakan saluran pendek, dimana lembaga pemasaran tidak terlibat dalam proses pemasaran hasil produksi yaitu hasil produksi langsung dipasarkan
kepada konsumen yaitu petani pendeder dan petani pembesar ikan gurami. Saluran dua melibatkan lembaga pemasaran yaitu pengepul hasil produksi. Pada
saluran dua petani menjual hasil produksi kepada pengepul yang kemudian dipasarkan kepada konsumen oleh pedagang pengepul.
Transaksi jual beli antara petani ikan dengan pedagang pengepul dilakukan di tempat petani ikan. Karena jarak petani dengan pengepul dekat dan
tidak harus menggunakan trasportasi maka biaya pengiriman tidak ada. Penentuan harga ditentukan oleh harga yang berkisar di pasaran, sehingga tidak ada tawar-
menawar antara petani dengan pengepul kelompok. Pengepul kelompok mendapatkan keuntungan melalui biaya transportasi pengiriman produk.
51
VI. HASIL dan PEMBAHASAN
6.1 Analisis Pendapatan
6.1.1 Penggunaan Sarana Produksi per 1000 m
2
6.1.1.1 Pupuk
Petani responden bersertifikat dan responden non sertifikat menggunakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan. Harga pupuk adalah Rp 150kg.
Rata-rata pupuk kandang yang digunakan oleh petani bersertifikat adalah 3000 Kg per tahun atau menerapkan SNI dengan dosis 500gramm
2
. Sedangkan petani non sertifikat pupuk yang digunakan rata-rata sebanyak 4.323,48 kg. Beberapa petani
responden non sertifikat sudah menerapkan SNI dengan dosis 500gramm
2
. 6.1.1.2
Kapur
Kapur digunakan pada saat persiapan kolam pendederan, kegiatan pengapuran berfungsi untuk membunuh bibit penyakit dan hama yang ada di
dalam kolam. Petani responden bersertifikat menghabiskan kapur rata-rata sebanyak 300 kg per tahun atau menerapkan SNI dengan dosis 50 gramm
2
. Untuk petani responden non sertifikat, menghabiskan kapur rata-rata 345,42 kg dengan
harga perkilogram kapur adalah Rp 5000,-.
6.1.1.3 Daun Sente
Daun sente adalah pakan alami untuk induk ikan gurami, rata-rata petani responden bersertifikat menghabiskan pakan daun sente sebanyak 184,8 pikul per
tahun. Sedangkan untuk petani non sertifikat rata-rata menghabiskan daun sente sebanyak 107,4 pikul per tahun. Berat rata-rata satu pikul adalah 30 kg, harga satu
pikul daun sente adalah Rp 15.000, sehingga rata-rata biaya yang dikeluarkan
52