akan tetapi dengan adanya sebagian telur yang langsung dijual oleh para petani di lokasi penelitian, maka variabel jumlah induk X2 dihilangkan karena
dikawatirkan hasil regresi menjadi bias dan model menjadi kurang baik, sehingga faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap hasil produksi benih ikan gurami
ukuran 1-2 cm adalah luas kolam X1, kepadatan X2, Dosis pupuk X3, pakan benih X4, tenaga kerja X5 dan variable dummy sertifikat.
6.2.1 Pendugaan dan Pengujian Fungsi Produksi
Hasil pendugaan yang diperoleh dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah :
LNY = 1,81 + 0,965 LNX1 + 0,996 LNX2 - 0,450 LNX3 + 0,0508 LNX4 + 0,243
LNX5 + 0.0082 d
Tabel 21. Hasil Analisis Ragam Source DF
SS MS
F P
Regression 6 22,6408
3,7735 107,51
0,000 Residual Error
23 0,8072
0,0351 Total
29 23.4480
Dari hasil pendugaan diperoleh koefisien determinasi R sebesar 96,6.
Hal ini berarti bahwa 96,6 variasi produksi dapat dijelaskan oleh variasi faktor- faktor produksi dan sisanya sebesar 3,4 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan kedalam model. Dari tabel diketahui nilai F-hitung sebesar 107,51 yang lebih besar dari nilai F-tabel sebesar 2,53 pada selang kepercayaan 95
sehingga dapat dihipotesiskan bahwa variabel independent yaitu luas kolam, kepadatan benih, dosis pupuk, pakan benih dan tenaga kerja secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap hasil produksi benih ikan gurami ukuran 1-2 cm.
2
Beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi dalam model fungsi produksi adalah multikolinearitas, normalistas dan homogenitas. Untuk mengetahui adanya
64
multikolinearitas dalam model dapat dilihat pada nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka terdapat masalah multikolinear
yaitu terdapat hubungan yang sangat erat antar variabel prediktor, sehingga ada korelasi antar variabel prediktor maka akan ada ketidaksesuaian model. Nilai VIF
pada masing-masing variabel lebih kecil dari 10, sehingga model memenuhi asumsi non multikolinear Tabel 22.
Tabel 22. Analisis Variabel Pada Model
Prediktor Koefisien SE
Thitung Phitung
VIF Konstanta 1,809
1,725 1,05
0,305 Luas kolam X1
0,96466 0,06589
14,64 0,000
3,7 Kepadatan X2
0,99624 0,08391
11,87 0,000
2,5 Dosis pupuk X3
-0,4498 0,1677
-2,68 0,013
1,8 Pakan larva X4
0,05081 0,04739
1,07 0,295
1,6 Tenaga kerja X5
0,2430 0,2110
1,15 0,261
1,1 dummy 0,00823
0,08359 0,10
0,922 1,5
T-tabel 0,05;23 : 2,069
Keterangan : Nyata pada tingkat kepercayaan 95
Pemeriksaan asumsi kenormalan sisaan menggunakan uji Komogrov- Smirnov KShitung. Jika nilai KShitung lebih kecil dibandingkan dengan
KStabel, maka model memenuhi asumsi kenormalan. Nilai KS-hitung yang didapatkan adalah sebesar 0,134, nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan
KStabel sebesar 0,242 pada selang kepercayaan 95 persen. Sehingga model ini memenuhi asumsi kenormalan. Pemeriksaan asumsi homogenitas ragam
menunjukan bahwa plot sisaan dengan dugaan hasil produksi menyebar secara acak dan tidak membentuk pola, sehingga model memenuhi asumsi homogenitas
lampiran 2. Dari hasil analisis asumsi klasik maka fungsi produksi Cobb- Douglas merupakan model yang baik digunakan untuk menerangkan keadaan
produksi pembenihan ikan gurami.
65
6.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Benih Ikan Gurami