1. Dilarang melakukan pemboman, meracun, pembiusan, penglistrikan, pengambilan terumbu karang dan bahan-bahan lain yang dapat merusak
lingkungan hidup ikan dan biota lainnya. 2. Dilarang menebangmerusak pohon-pohon kayu dipesisir pantai laut
seperti, pohon aruncemara, pandan, ketapang, bakau manggrove, dan pohon lainnya, yang hidup dipantai.
3. Dilarang menangkap ikanbiota laut lainnya, yang dilindungi lumba- lumba, penyu, dan lain-lain.
e. Kenduri Laôt Adat kanduri Laôt masing-masing Daerah Tinggkat Il dalam Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, mempunyai ciri khas tersendiri dan bervariasi satu dengan yang lainnya, menurut keadaan masing-masing daerah, dan
tetap memperhatikan nilai-nilai yang islami. f. Barang hanyut.
Setiap barang perahu, boat panglong dan lain-lain yang hanyut di laut dan diketemukan oleh seorangnelayan, harus diserahkan kepada
Panglima Laôt setempat untuk kepengurusan selanjutnya.
2. Lain-lainnya
1. Sistem pelaporan a. Jika seorang nelayan atau anggota masyarakat lainnya mengcurigai
ada kapalboatperahu yang memasuki wilayah perairan Provinsi Aceh Darussalam untuk melakukan penangkapan ikan dan sejenisnya,
maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada Panglima Laôt dan selanjutnya dilaporkan kepada pihak berwajib.
b. Jika seorang nelayan atau anggota masyarakat lainnya, melihat adanya oknum yang melanggar hukum tentang lingkungan hidup
dalam Provinsi Aceh, maka pelanggaran tersebut harus dilaporkan kepada Panglima Laôt dan atau pihak yang berwajib.
c. Apabila dalam penangkpan ikan di laut ditemukan ikan yang mempunyai tanda tertentu tagging wajib dilaporkan dan diserahkan
kepada Dinas Perikanan dan Kelautan setempat untuk diteliti lebih lanjut.
[
2. Aturan peralihan d. Ketentuan-ketentuan hukum adat dan adat laôt tidak boleh bertantangan
dengan Peraturan Pemerintah dan Agama Islam. e. Peraturan adat bila sangat dibutuhkan, dapat disesuaikan dengan
situasi dan kondisi daerah bersangkutan.
3. Personil Lembaga
Dalam suatu wilayah lhôk yaitu tempat nelayan berpangkalan dan masyarakat nelayan berdomisili, dipimpin oleh Panglima Laôt. Wilayah lhôk yang
dimaksud adalah suatu wilayah dipesisir pantai atau nelayan bertempat tinggal dan mata pencaharian menangkap ikan. Wilayah tersebut dapat berorientasi
kepada satu gampong pantai, beberapa gampong satu kemukiman, kecamatan atau satu kepulauan. Mengenai pemilihan Panglima Laôt dan peraturan lainnya,
diwilayah lhôk Gampong Telaga Tujuh Kecamatan Langsa Timur, berpedoman menurut Keputusan PertemuanMusyawarah Panglima Laôt Se-Provinsi Daerah
Istimewa Aceh Tanggal 6 – 7 Juni 2000 di Banda Aceh, sebagai berikut: 1. 3 orang penasehat
2. 1 orang ketua Panglima Laôt 3. 1 orang wakil ketua
4. 1 orang sekretaris. 5. 1 orang bendahara
4. Proses pemilihan Panglima Laôt di lhôk
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Panglima Laôt lhôk dipilih untuk masa waktu selama 8 Tahun. Menurut ketentuan yang berlaku secara umum,
tata cara pemilihan sebagai berikut: 1. Calon minimal 5 orang dengan syarat; taat agama, pernah menjadi Pawang,
bisa membaca dan menulis, berdomisili diwilayah lhôk tersebut. 2. Pemilih dilakukan secara musyawarah dan mufakat.
3. Calon dipilih oleh pawang-pawang yang ada dalam wilayah lhôk yang bersangkutan.
4. Forum dianggap sah bila dihadirin oleh minimal 23 dari jumlah pawang- pawang yang ada didaerah yang bersangkutan, disaksikan oleh pembina
Dinas Perikanan dan Camat.
5. Calon yang memperoleh suara terbanyak Ke-I langsung menjadi Panglima Laôt, suara terbanyak ke-II menjadi wakil, suara terbanyak ke-III menjadi
sekretaris, suara terbanyak ke-IV menjadi bendahara, suara terbanyak ke-V menjadi wakil bendahara.
5. Visi Panglima Laot