III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16 Mei hingga 4 Juli 2008 di Laboratorium Lingkungan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan ikan terdiri dari 12 unit akuarium berdimensi 20 x 20 x 20 cm
3
, instalasi aerasi, 4 buah lampu bohlam berdaya 5 watt, dan alat yang digunakan untuk menghasilkan medan listrik yang
terdiri dari 1 unit transformator DC 5 A, 4 unit dioda, 1 unit kapasitor 500 μF, 1
unit P rint Circuit Board PCB, 3 unit potensiometer, dan 24 buah lempeng
alumunium berdimensi 10 cm x 15 cm, sedangkan alat yang digunakan dalam kegiatan sampling dan pengukuran kualitas air terdiri dari jangka sorong,
timbangan pocket digital kapasitas 200 gram dengan ketelitian 0.01 gram, alat
tulis, spektrofotometer, conductivitymeter, salinometer, termometer raksa, DO
meter, pH meter, buret, gelas piala, dan pipet. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan gurame ukuran panjang tubuh total 5.77
±0.45
cm, pakan ikan pellet berkadar protein 30, reagent pengukuran kualitas air,
dan media pemeliharaan berupa air bersalinitas 3 ppt.
3.3 Rancangan Percobaan
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap, dengan 4 perlakuan dan tiga ulangan, yaitu K tanpa pemberian medan
listrik, 10 medan listrik 10 volt, 15 medan listrik 15 volt, dan 20 medan listrik 20 volt. Model rancangan percobaan : Y
ij
=
μ
+
τ
ij
+
ε
ij
Keterangan : Y
ij
= pengamatan perlakuan ke-i ulangan ke-j
μ =
rataan umum populasi
τ
ij
= pengaruh perlakuan ke-i
ε
ij
= galat percobaan perlakuan ke-i ulangan ke-j
K1
20
1
10
1
K3 20
2
15
1
K2 10
2
15
2
15
3
20
3
10
3
Gambar 1. Denah Susunan Akuarium Percobaan
3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Persiapan Wadah
Sebelum digunakan akuarium dicuci menggunakan sabun, setelah itu dibilas dengan air bersih dan dibiarkan kering. Seluruh alat yang akan digunakan
dalam penelitian direndam dengan larutan klorin 3 mgliter selama satu hari. Selanjutnya, alat-alat tersebut dibilas dengan air bersih.
3.4.2 Media Pemeliharaan Ikan
Media pemeliharaan ikan gurame adalah air bersalinitas 3 ppt yang diperoleh dari hasil pengenceran air laut bersalinitas 31 ppt. Air tawar yang
digunakan dalam pembuatan air bersalinitas 3 ppt, terlebih dahulu ditreatmen menggunakan tawas dengan dosis 50 mgL, selanjutnya diendapkan selama satu
minggu. Setelah itu, air tersebut dialirkan pada tandon air tawar dan didiamkan selama 3 hari dengan diberi aerasi.
3.4.3 Pengadaptasian Ikan
Ikan uji dipelihara dalam akuarium berdimensi 100 x 50 x 60 cm
3
. Pada saat awal tebar ikan dipuasakan selama satu hari. Selanjutnya, ikan
diadaptasikan dengan pakan berupa pelet komersil berkadar protein 30 dan secara gradual ikan diadaptasikan dengan media bersalinitas hingga 3 ppt.
3.4.3 Pemeliharaan Ikan Uji
Wadah pemeliharaan ikan uji berupa akuarium yang telah didesinfeksi dengan kaporit dosis 3 mgL, diisi dengan air bersalinitas 3 ppt. Kemudian, ikan
uji dimasukkan ke dalamnya dengan padat tebar 3 ekorL. Ikan tersebut dipelihara selama 50 hari dengan pemberian pakan berupa pelet berkadar
protein 30 dengan tingkat pemberian pakan Feeding Rate sebesar 3
perhari dari bobot biomassa ikan. Pemberian pakan dilakukan setiap hari sebanyak 3 kali yaitu pada pukul 07.00, 12.00, dan 17.00 WIB. Untuk
mempertahankan kualitas air media pemeliharaan, dilakukan ganti air 2 kali setiap hari sebanyak 20 dari total air.
3.4.4 Pemberian Perlakuan
Perlakuan berupa paparan medan listrik dilakukan selama 3 menit sebelum ikan diberi pakan. Paparan ini, dilakukan setiap 3 kali sehari setiap ikan
akan diberi pakan. Input listrik berasal dari listrik arus bolak-balik AC yang dialirkan pada transformator untuk diproses menjadi listrik arus searah DC
Direct Current.
Agar listrik yang dihasilkan memiliki tegangan yang sesuai dengan kebutuhan, maka aliran listrik DC tersebut dialirkan ke
Printed Circuit Board PCB yang telah dipasangi potensiometer. Sehingga, output yang dihasilkan
berupa listrik dengan tegangan 10, 15, dan 20 volt. Selanjutnya, listrik tersebut masing-masing dialirkan ke media pemeliharaan bersalinitas 3 ppt melalui kabel
tembaga yang pada bagian ujungnya telah dihubungkan dengan lempengan alumunium berdimensi 10 x 15 cm. Lempengan alumunium ini digantung di
kedua sisi akuarium secara berhadapan. Pengaktifan transformator ini dilakukan setiap kali media pemeliharaan ikan akan diberi perlakuan medan listrik.
Keterangan : A = Transformator DC 5 A
B = Print Circuit Board PCB
C = Potensiometer D = Lempeng alumunium
Gambar 2. Skema Susunan Alat Percobaan
3.5 Parameter yang Diamati 3.5.1 Parameter Biologi
a. Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian atau Spesific Growth Rate SGR merupakan laju
pertambahan bobot individu dalam persen dan dinyatakan dalam persamaan berikut: Huisman,1987
Keterangan : α = laju pertumbuhan bobot harian
Wt = bobot akhir tubuh Wo = bobot awal tubuh
t = waktu hari
b. Pertumbuhan Bobot
Menggambarkan pertambahan bobot rata-rata benih ikan gurame yang dipelihara selama perlakuan. Nilai pertumbuhan bobot ini diperoleh dari selisih
bobot benih ikan gurame saat awal pemeliharaan dengan bobot benih ikan gurame saat akhir pemeliharaan.
c. Pertumbuhan Panjang Mutlak
Pertumbuhan panjang mutlak merupakan selisih panjang total tubuh ikan pada akhir pemeliharaan dan awal pemeliharaan yang dinyatakan dalam
persamaan berikut: Effendi, 1979 PM = Pt – Po
Keterangan : PM = pertumbuhan mutlak cm Pt = panjang ikan pada hari ke-t cm
Po = panjang ikan pada hari ke-0 cm
d. Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup atau Survival Rate SR merupakan
persentase jumlah ikan hidup pada akhir pemeliharaan dibandingkan dengan jumlah ikan pada awal tebar yang dinyatakan dalam persamaan berikut: Effendi,
1979 100
1 x Wo
Wt
t
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
− =
α
100 x
No Nt
SR =
Keterangan : Nt = Jumlah ikan pada waktu akhir pemeliharaan ekor No = Jumlah ikan pada waktu awal pemeliharaan ekor
SR = Survival Rate
e. Rasio Panjang Usus Terhadap Panjang Tubuh PUPT