Efek Medan Listrik terhadap Jaringan Hidup Salinitas dan Osmoregulasi

kemudian ditransfer ke esophagus melalui faring. Esophagus pada ikan bentuknya pendek, lebar, dan lurus. Fungsinya mentransfer makanan ke lambung. Di dalam lambung, makanan akan dicerna secara kimia dengan bantuan enzim-enzim pencernaan dan kontraksi otot. Kemudian makanan masuk ke dalam pyloric cecae yang memiliki fungsi meningkatkan area permukaan untuk penyerapan sari-sari makanan agar lebih efektif tanpa menambah panjang usus. Penyerapan sari-sari makanan terjadi pada usus intestine. Sisa-sisa pencernaan makanan masuk ke rektum dan dikeluarkan melalui anus. Oleh karena itu, usus memegang peranan penting dalam penyerapan sari-sari makanan untuk menunjang proses pertumbuhan. Menurut Opuszynki dan Shireman 1995, rasio panjang usus terhadap panjang tubuh PUPT ikan herbivora adalah 3.7-6, ikan omnivora 1.3-4.2, dan ikan karnivora adalah 0.5-2.4. Menurut Affandi 1993, rasio PUPT ikan gurame berbeda tiap ukuran, seperti berikut : Tabel 1. Nilai Rasio PUPT Ikan Gurame pada Tiap Ukuran Panjang Tubuh Panjang tubuh Cm Rasio PUPT 3.8 - 5 0.62 - 1.02 8.9 - 11.9 1.11 - 1.64 13.5 - 15 1.31 - 2.31 Oleh karena itu, semakin panjang usus benih ikan gurame, semakin lama pula pakan yang berada dalam usus. Sehingga diduga, proses pencernaan dan penyerapan zat-zat yang terkandung dalam pakan akan semakin baik Natsir, 2002.

2.7 Efek Medan Listrik terhadap Jaringan Hidup

Medan listrik diduga dapat menimbulkan efek pada jaringan hidup Itegin dan Gunay 1993 dalam Nuryandani 2005. Medan dan arus listrik pada frekuensi rendah apabila berinteraksi dengan jaringan biologik dapat mengakibatkan efek fisiologik maupun psikologik Fathony, 2004. Mekanisme interaksi medan listrik dengan benda hidup berupa induksi medan dan juga arus listrik pada jaringan biologi. Induksi pada benda hidup disebabkan adanya muatan-muatan listrik bebas yang terdapat pada ion kaya cairan seperti darah, getah bening, syaraf, dan otot yang dapat terpengaruh gaya yang dihasilkan oleh muatan-muatan dan aliran arus listrik Nair, 1989 dalam Nuryandani 2005. Besaran medan dan arus listrik ditentukan oleh hubungan kompleks diantara banyak faktor, termasuk frekuensi dan intensitas medan, sifat kelistrikan jaringan tubuh, dan kondisi paparan. Jika tubuh menyerap intensitas medan listrik dan magnetik yang relatif cukup, maka hal ini akan merangsang sistem syaraf dan otot-otot dalam tubuh. Bahkan pada intensitas yang rendah pun, akan berpengaruh pada aktivitas modulasi di dalam otak maupun sifat syaraf Fathony, 2004. Menurut Nuryandani 2005, pemberian medan listrik memberikan pengaruh pada amplitudo dan frekuensi kontraksi otot polos pada usus halus kelinci. Otot polos dapat dirangsang oleh berbagai stimulus antara lain melalui saraf dan hormon Hill dan Wayse, 1989 dalam Nuryandani 2005. Salah satu perubahan fisis selama terjadi kontraksi otot pada usus adalah perubahan tegangan dan panjang Goenarso, 2003 dalam Suarga 2006.

2.8 Salinitas dan Osmoregulasi

Menurut Boyd 1989, salinitas didefinisikan sebagai konsentrasi total dari ion-ion yang terlarut dalam air. Salinitas digambarkan dalam miligram per liter mgL, tapi dalam akuakultur, salinitas biasa digambarkan dalam satuan part per thousand ppt atau o oo . Tujuh ion utama yang berkontribusi terhadap salinitas adalah sodium, potassium. kalsium, magnesium, chloride, sulfate, dan bicarbonate. Air biasanya hanya mengandung sedikit unsur phosphorus, inorganik nitrogen, besi, mangan, zinc, copper, boron, dan unsur lain. Pada daerah estuari, salinitas air diestimasi berdasarkan konsentrasi chloride Swingel, 1969 dalam Boyd 1982. Tekanan osmotik air akan semakin meningkat dengan meningkatnya salinitas. Mackee and Wolf 1963 dalam Boyd 1982, darah ikan air tawar memiliki tekanan osmotik sekitar 6 atm atau setara dengan 7000 mgl sodium klorida NaCl. Ikan air tawar dapat hidup baik pada air laut dengan level salinitas tersebut. Beberapa spesies air tawar sangat sensitif terhadap perubahan salinitas yang cepat. Benih ikan dapat mati akibat osmotik yang tidak seimbang apabila dipindahkan langsung dari salinitas 1000 mgL ke salinitas 50 mgL. Ikan yang lebih dewasa dapat lebih toleran terhadap perubahan salinitas yang tinggi dan cepat. Menurut Dewi 2006, salinitas 3 ppt memberikan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi pada benih ikan gurame ukuran 3-6 cm yaitu sebesar 92.27. Salah satu fungsi homeostatis yang terpenting pada organisme hidup adalah regulasi lingkungan osmotik internal yang tepat, mekanisme pengaturan keseimbangan cairan tubuh inilah yang merupakan fungsi osmoregulasi Yuwono, 2001. Menurut Watanabe 1988, secara signifikan, sejumlah mineral dapat diabsorbsi dari air secara langsung. Lebih jauh lagi, sebagian besar vertebrata hanya mampu mengekskresikan regulasi minimal dari mineral yang terabsorbsi melalui makanan. Walaupun demikian, sebagian besar spesies dapat melakukan regulasi apabila konsentrasi ion-ion dalam cairan tubuhnya demikian dijaga, agar lingkungan internalnya tetap konstan. Hal ini dicapai oleh ikan melalui proses pengaturan ion dan osmotik pada ginjal dan insang.

2.9 Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup