Suharyanto 2003. Bagi ikan-ikan yang berada disekitar elektroda dalam air akan mendapatkan area berbahaya
danger zone yang terletak dekat pusat elektroda dan area efektif yang terletak disebelah luar area berbahaya. Menurut Hasband
1959 dalam Arnaya 1980, semua garis-garis potensial di air tawar didistorsi
dengan arah mengumpul pada tubuh ikan sehingga ikan terpengaruh dengan baik oleh medan listrik.
2.4 Respon Ikan terhadap Medan Listrik
Menurut Suharyanto 2003, otot dan cairan tubuh ikan adalah media yang dapat dialiri arus listrik sehingga ikan bersifat sebagai konduktor listrik.
Perbedaan daya hantar atau konduktivitas di antara tubuh ikan yf dan air yw sangat menentukan biota air tersebut mudah atau sukar dalam merespon medan
listrik. Jika yf lebih kecil atau sama dengan yw maka biota air sulit merespon medan lilstrik, sebaliknya yf lebih besar daripada yw maka ikan akan lebih mudah
merespon medan listrik. Nilai konduktivitas yf dan yw mempengaruhi body
voltage antara kepala dan ekor. Pada air dengan konduktivitas yang rendah maka ikan akan lebih mudah merespon medan listrik yang ada disekitarnya,
selama ini konduktivitas biota lebih rendah dari konduktivitas air Holzer, 1957 dalam Suharyanto 2003.
2.5 Elektroreseptor pada Ikan
Ikan dapat merespon arus listrik karena memiliki organ electroreceptor.
Secara umum, electroreceptor merupakan pengembangan dan modifikasi gurat
sisi atau lateral line. Pemberian listrik yang rendah di sekitarnya dapat
menimbulkan respon yang luar biasa pada electroreceptor tersebut Lismann
dan Machin 1958, dalam Hoar dan Randall 1971. Menurut Albert dan Crampton
2006, electroreceptor merupakan sensor, seperti indera pendengaran, informasi
dari elektrosensori diatur menggunakan waktu dan frekuensi isyarat. Seperti indera penglihatan, informasi dari elektrosensori ditransmisikan hampir secara
langsung. Seperti indera penciuman, rasa, dan pendengaran intensitas yang dirasakan dari rangsangan elektrik meningkat dengan semakin dekatnya jarak
dengan sumber rangsangan. Seperti indera peraba, input dari elektrosensori menyampaikan informasi tentang bentuk dan tekstur elektrik dari objek pada
lingkungan sekitar.
Hanya vertebrata yang diketahui memiliki sistem sensor khusus yang dapat mengubah sinyal non listrik menjadi bermuatan listrik pada daerah sekitar
medan listrik menjadi aksi potensial dengan fungsi dari sel-sel sensori dan mengirimkan informasi tersebut dengan integritas spasial, artinya diberikan oleh
serabut-serabut syaraf kepada pusat sel syaraf. Kemampuan untuk memproduksi sitem koordinasi, stereotipe medan listrik eksternal, atau organ elektrik khusus
juga diketahui hanya terdapat pada ikan Albert dan Crampton, 2006. Hal tersebut digunakan untuk kegiatan predasi, pertahanan, orientasi, atau
komunikasi. karena aliran listrik memerlukan medium penghantar, semua spesies akuatik memiliki elektroresepsion atau elektrogenesis.
Pada vertebrata ada yang memiliki passive electroreception dan active
elekroreception Albert dan Crampton,2006. Passive electroreception adalah deteksi dari medan listrik eksternal secara alami atau yang berasal dari jaringan
hidup yang digunakan dalam orientasi dan keberadaan mangsa. Hewan yang memiliki
passive electroreception berbeda dengan active electroreception. Pada hewan tersebut tidak dapat membangkitkan sendiri medan listrik untuk
mendeteksi objek. Passive electroreception pada vertebrata diasosiasikan
dengan sederetan peripheral syaraf tepi dan struktur pusat neural syaraf,
termasuk sel kulit, reseptor sel rambut sebelah dalam yang sama dengan syaraf- syaraf pada
lateral line, dengan target utama pada bagian khusus inti otak bagian sebelah belakang dan pusat pemrosesan dalam otak bagian belakang, otak
bagian tengah, dan thalamus.
2.6 Pencernaan pada Ikan