Dalam Gozali 2010, return yang diterima oleh investor di pasar modal dibedakan menjadi dua jenis yaitu current income pendapatan lancar dan capital
gaincapital loss keuntungan selisih harga. Current income adalah keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen.
Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat, misalnya dividen saham yang dibayarkan dalam
bentuk saham yang bisa dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang diterimanya, sedangkan Capital gain loss merupakan selisih laba rugi
yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi rendah dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika harga saham
sekarang Pt lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya Pt-1 maka pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka
pemegang saham akan mengalami capital loss Gozali, 2010. Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian
uncertainty antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi,
semakin besar pula risikonya. Menurut Hartono 2003, risiko dan return mempunyai hubungan positif, semakin tinggi risiko, semakin tinggi pula return
yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya
2. Economic Value Added
Dalam perkembangannya muncul banyak pemikiran-pemikiran baru dibidang manajemen keuangan dalam mengukur kinerja keuangan suatu
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Salah satu diantaranya adalah konsep Economic Value Added EVA yang mengukur kinerja keuangan perusahaan memperhatikan ekspektasi para
penyandang dana kreditur dan pemegang saham. Economic Value Added merupakan salah satu konsep ukuran kinerja keuangan yang dicetuskan pertama
oleh analisis keuangan Stern dan Stewart pada tahun 1990-an dalam usahanya untuk memperoleh jawaban terhadap metode penilaian yang lebih baik. Menurut
Stewart III 1991 definisi EVA adalah:
“EVA is a residual income measure that substract the cost of capital from the operating profits generated in the business. It’s measure to account properly for all
of the ways in which corporate value may be added or lost. EVA will increase if operating profit can be made to grow without tying up any more capital, if new
capital is diverted or liquidated from business activities that do not cover their cost of capital.”
Menurut Rudianto 2006, EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa
kesejahteraan hanya dapat tercapai jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi operating cost dan biaya modal cost of capital. EVA merupakan
sebuah pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai yang merefleksikan jumlah absolut nilai kekayaan pemegang saham yang dihasilkan, baik bertambah
atau berkurang tiap tahunnya. EVA merupakan alat yang berguna untuk memilih investasi keuangan yang paling menjanjikan dan sekaligus sebagai alat yang
cocok untuk mengendalikan operasional perusahaan. Konsep EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan
dan menilai kinerja keuangan perusahaan secara adil yang diukur dengan
Universitas Sumatera Utara
mempergunakan ukuran tertimbang weighted dari struktur modal awal yang ada Widayanto,1994.
Laba ekonomis adalah laba yang diperoleh dari suatu tindakan ekonomis bertentangan dengan perspektif akuntansi yang mensyaratkan perusahaan dapat
menetapkan tidak hanya biaya operasi tetapi juga biaya modal Young, 2001. EVA memfokuskan pada efektivitas manajerial dalam satu tahun tertentu. EVA
merupakan suatu estimasi laba ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan dan hal ini sangat berbeda dengan laba akuntansi. Yang
membedakan EVA dengan laba akuntansi adalah bahwa biaya modal ekuitas dikurangkan ketika menghitung EVA sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa
memperhitungkan modal ekuitas Brigham dan Houston, 2001. EVA Economic Value Added merupakan ukuran nilai tambah ekonomis
value creation yang dihasilkan perusahaan sebagai akibat dari aktifitas atau strategi manajemen. EVA yang positif menandakan perusahaan berhasil
menciptakan nilai bagi pemilik modal karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat penghasilan yang melebihi tingkat biaya modalnya. Hal ini sejalan dengan
tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Sebaliknya EVA yang negatif menunjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian lebih
rendah daripada biaya modalnya. Langkah-langkah dalam menentukan EVA menurut Brigham dan Houston
2006, antara lain: 1.
Menghitung laba bersih setelah pajak Net Operating Profit After Tax NOPAT
Universitas Sumatera Utara
Menurut Bringham dan Houston 2006 : 64, laba bersih tidaklah selalu mencerminkan kinerja yang sebenarnya dari operasi sebuah perusahaan atau
keefektifan dari para manajer operasi dan karyawannya. Ukuran yang lebih baik untuk membandingkan kinerja diantara para manajer adalah laba
operasi bersih setelah pajak, yang merupakan jumlah laba yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan jika tidak memiliki utang dan aktiva non operasi.
NOPAT atau laba bersih setelah pajak ini dapat dihitung dengan rumus: NOPAT = EBIT 1- Tax
Keterangan : EBIT : Earnings Before Interest and Tax atau laba sebelum bunga
dan pajak Tax : Tarif pajak
NOPAT atau laba bersih operasi setelah pajak dapat diketahui dari laporan laba rugi yang dihasilkan perusahaan, sedangkan biaya modal dapat
diketahui dengan melihat komposisi modal yang dimiliki perusahaan, seperti yang tercantum di sisi pasiva yang disajikan perusahaan Rudianto,
2006. 2.
Menghitung Invested Capital Invested capital adalah penjabaran dari modal, sebagai modal yang
diinvestasikan yakni seluruh keuangan perusahaan yang sudah terlepas dari kewajiban jangka pendek yang tidak menanggung bunga. Total kewajiban
dan ekuitas menunjukkan beberapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Pinjaman jangka pendek tanpa bunga
Universitas Sumatera Utara
merupakan pinjaman yang digunakan perusahaan yang pelunasan maupun pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek satu tahun sejak
tanggal neraca dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, dan atas pinjaman itu tidak dikenai bunga, seperti hutang
usahakewajiban segera, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, dan lain-lain.
Invested Capital = Total Kewajiban Ekuitas – Kewajiban Jangka Pendek 3.
Menghitung WACC Weighted Average Cost of Capital Menurut Young 2001:149 Weighted Average Cost of Capital
WACC adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing – masing dikalikan dengan persentase ekuitas dan biaya hutang pada struktur modal
perusahaan. Dan rumus untuk menghitung WACC : WACC = {D x rd 1 – Tax + E x re}
Keterangan : WACC :Weighted Average Cost of Capital atau biaya modal rata-rata
tertimbang D :Tingkat Modal
rd :Biaya hutang E : Tingkat modal dan ekuitas
re : Biaya ekuitas Tax : Beban Pajak
Dimana : Tingkat Modal D
= X 100
Universitas Sumatera Utara
Biaya Utang rd =
X 100 Tingkat Modal Ekuitas E =
X 100 Biaya ekuitas re
= X 100
4. Menghitung Capital Charges
Capital charges adalah biaya modal yang memperhitungkan biaya kewajiban yang harus dibayarkan kepada para kreditor, serta biaya ekuitas
yang seharusnya dibayarkan kepada para pemegang saham. Capital Charges = WACC x Invested Capital
5. Menghitung EVA
EVA dapat diukur dengan : EVA = NOPAT – Capital Charges
Rudianto 2006 mengelompokkan hasil penilaian kinerja suatu perusahaan dengan menggunakan ukuran EVA ke dalam 3 kategori yang berbeda, yaitu
sebagai berikut: 1.
Nilai EVA 0 atau EVA bernilai positif Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan
nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. 2.
Nilai EVA = 0 Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan berada dalam titik impas.
Perusahaan tidak mengalami kemunduran tetapi sekaligus tidak mengalami kemajuan secara ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
3. Nilai EVA 0 atau EVA bernilai negatif
Pada posisi ini berarti tidak terjadi proses pertambahan nilai ekonomis bagi perusahaan, dalam arti laba yang dihasilkan tidak dapat memenuhi harapan
para kreditor dan pemegang saham perusahaan investor. Rudianto 2006 mengemukakan beberapa keunggulan dan kelemahan yang
dimiliki EVA. Beberapa keunggulan yang dimiliki EVA antara lain adalah sebagai berikut:
1. EVA dapat menyelaraskan kepentingan manajemen dan pemegang
saham dimana EVA digunakan sebagai ukuran operasional dari manajemen yang mencerminkan keberhasilan perusahaan di dalam menciptakan nilai
tambah bagi pemegang saham atau investor. Ketika manajemen berhasil memilih strategi dan investasi yang memaksimasi nilai pemegang saham,
maka manajemen berhak menerima insentif. Dengan kata lain, EVA mendorong para manajer berfikir dan bertindak seperti halnya pemegang
saham, yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian serta dengan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga
nilai perusahaan dapat dimaksimumkan. 2.
EVA memberikan pedoman bagi manajemen untuk meningkatkan laba operasi tanpa tambahan danamodal, mengeksposur pemberian pinjaman
piutang, dan menginvestasikan dana yang memberikan imbalan tinggi. 3.
EVA merupakan sistem manajemen keuangan yang dapat memecahkan semua masalah bisnis, mulai dari strategi dan pergerakannya sampai
keputusan operasional sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
Young dan O’Byrne 2001, menyatakan salah satu kebaikan EVA adalah targetnya dapat dialihkan kepada divisi dan departemen. Dengan cara ini,
anggaran operasi sebuah perusahaan, bahkan untuk unit-unit yang terdapat di bagian dalam hierarki perusahaan, dapat dengan langsung dihubungkan kepada
persyaratan dari pasar modal ketika perusahaan membuat investasi atau strategi yang diharapkan akan memberikan tambahan nilai bagi perusahaan. EVA
merupakan alat komunikasi yang efektif, baik untuk penciptaan nilai yang dapat dijangkau oleh manajer lini yang akhirnya mendorong kinerja perusahaan dan
untuk berhubungan dengan pasar modal. Menurut Rudianto 2006 disamping memiliki keunggulan seperti terlihat di
atas, EVA juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain: 1.
Sulitnya menentukan biaya modal yang benar-benar akurat, khususnya biaya modal sendiri. Hal ini disebabkan dana untuk investasi dapat
berasal dari berbagai sumber dengan tingkat biaya modal yang berbeda- beda.
2. Analisis EVA hanya mengukur faktor kuantitatif saja. kinerja perusahaan
perlu di ukur secara optimal berdasarkan faktor kuantitatif dan kualitatif.
3. Earnings Per Share